12. panik

419 87 1
                                    

double nih hehe.
happy reading <3
__________

Setelah mendengar Embun menangis dan menyuruhnya ke cafe yang berada tidak jauh dari kampusnya itu. Amel panik dan langsung mendatangi Agam dengan mata yang berkaca-kaca, dia sangat khawatir sama Embun yang mana adalah sahabatnya.

"Agam, anterin gue, please." Pintah Amel kepada Agam yang sedang makan di kantin.

Agam yang melihat ekspresi panik Amel langsung menjeda aktifitas makannya dan kemudian berdiri dari. "Lo kenapa? Anter ke mana?" Tanya Agam bertubi-tubi.

"Aduh ceritanya panjang, nanti gue ceritain di jalan deh. Udah buruan!" Jawab Amel sambil menarik tangan Agam ke parkiran.

Sesampainya di parkiran Amel mengedarkan padanangannya mencari motor Agam, namun nihil ia ridak menemukan motor Agam di parkiran.

"Lo cari siapa?" Tanya Agam yang kebingungan melihat Amel.

"Cari motor lo? Motor lo gak hilang kan?" Tanya Amel yang masih panik.

Agam menggeleng, "Gue bawa mobil." Jawabnya sambil menekan tombol buka kunci di kunci mobilnya dan menatap datar Amel.

"Yaudah, ayo! Buruan!" Ajak Amel sambil menarik tangan Agam.

Agam berhenti melangkah, Amel pun ikut berhenti kemudian menoleh ke belakang dan mengerutkan Alisnya menatap Agam. "Kenapa?" Tanyanya.

Agam membuang nafasnya kasar, "Tenangin diri lo dulu, kalo lo panik kaya gini ntar lo kenapa-kenapa di jalan." Ujar Agam, Amel langsung menangis dan Agam jadi panik.

"Lah, lo kenapa nangis?" Tanya Agam sambil menunduk dan menatap wajah Amel, karena Amel sedang menundukan kepalanya sambil menangis. Amel tidak menjawab dan masih memangis.

Agam yang melihat tangisan Amel semakin menjadi-jadi pun langsung menariknya ke dalam pelukannya. "Udah udah, jangan nangis! Lo kenapa? Ayo cerita!"

Agam pun membawa Amel ke dalam mobilnya, Amel yang sudah berhenti menangis buka suara. "Intinya kayanya kak Abian mutusin Embun, gue kasian sama Embun soalnya dia itu udah terlanjur sayang sama kak Abian."

Agam mengerutkan keningnya, "Masa sih? Kayanya enggak deh, setau gue bang Bian itu sayang sama Embun."

"Dari pada kita nebak-nebak, mending langsung aja kita samperin Embun di cafe sunflower!" Seru Amel, Agam mengangguk kemudian langsung menginjak pedal gasnya.

Sesampainya di depan cafe Amel langsung keluar dari mobil dan sedikit berlari. Namun langkahnya terhenti, begitu juga Agam yang berada di belakangnya.

Mereka melihat Abian yang terkejut menatap Embun di depannya, kemudian Abian bertanya kepada Embun, "So, we could start it over again?"

Embun mengangguk dan tersenyuman bahagia, Abian mengangkat Embun ke pelukannya sampai kedua kaki Embun terangkat tidak menyentuh lantai.

"ANJENG! BARU DATANG UDAH DISUGUHIN KE-UWU-AN YANG MEMBUAT SAYA IRI." Teriak Amel dari ambang pintu cafe.

Tawa Bina dan Ale pecah, melihat ekspresi Amel dan mendengar kata-kata Amel barusan. Sedangkan Agam yang sudah berada di samping Amel menggelengkan kepalanya.

"Jomlo sih." Celetuk Agam kemudian menerobos masuk ke dalam. "Bang, enggak mau tau ya! Pj!" Sambungnya.

Amel masuk ke dalam cafe sambil menghentakan kakinya di lantai jangan lupa mulutnya yang komat-kamit mengumpati Agam. Agam hanya terdiam malas menanggapi kata-kata kotor yang keluar dari mulut Amel.

Embun dan Abian yang melihat Amel tertawa lepas kemudian duduk bergabung bersama teman-teman mereka.

"Gue pikir Embun nyuruh gue ke sini gegara dia broken heart, tau-taunya dia mau pamer ke-uwu-an, anjeng!" Misuh Amel.

Agam menatap malas Amel sambil menggeleng kepala; tak habis pikir dengan mulut Amel yang penuh dengan kebun binatang.

__________

[ii] ANNOYING PAIR, bluebunn ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang