Bisikan bagaikan anak panah yang melesat dan pedang dengan sisi tajam menancap telak pada hati. Gadis dengan surai hitam dan manik cokelat tua serta pakaian seragam menengah pertama mengepalkan tangan erat-erat, menggigit pipi bagian dalam, menahan risi yang teramat ketika seluruh netra tertuju padanya.
Ia kehilangan keseimbangan saat seorang siswi berlari lurus dan mengenai bagian kanan tubuhnya dengan keras, lengan gadis itu membentur bagian ujung gagang pintu yang tertutup. Ia meringis, menggenggam erat lengan sembari merangsek masuk ke kelas, menerobos beberapa orang yang berdiri di ambang pintu layaknya tentara perang barisan pertama.
Dengan wajah menelungkup di atas meja dan lengan sebagai tempat bersandar kepala, ditulikan telinga sesaat saat beberapa orang berbisik akan keberadaannya. Sedikit melirik dari celah rambut yang menutupi wajah ketika dua orang siswi bertanya mengenai keadaan dan tersenyum meremehkan begitu mengingat fakta yang satu bulan lalu mereka ketahui.
"Rongsokan. Kamu penipu dengan segudang kepalsuan, Nara."
Ia memejam. Beberapa kata seperti kasihan, paras, dan rongsokan menjadi fokus utama telinga. Seiring dengan kesadaran yang semakin memudar, timbul perasaan muak sekaligus keinginan menyeruak dalam hati.
Ia ... ingin mengasingkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aoi'Nara'n [2020]
RomanceSebuah keinginan lahir, menyapa dan menyelimuti benak maupun hati. Dapatkah seorang gadis mempertahankan keinginan untuk mengasingkan diri? Atau justru tergagalkan oleh segala hal yang ia lalui selama sekolah menengah atas? Ainara, Aonaran. AOI 'NAR...