18.

537 17 0
                                    

Kembali ke hari Senin, hari yang sangat dibenci para siswa Mandala, apalagi jika harus mendengarkan ocehan Pak Santoso. Guru BP yang sebenarnya tidak galak tetapi cerewet.

Senin ini adalah giliran pak Santoso menjadi pembina upacara. Murid murid sudah yakin jika upacara kali ini akan memakan waktu yang panjang.

Dan benar saja, kini Pak Santoso sedang menyampaikan amant diatas mimbar pembina yang sebenarnya hanya berputar putar saja padahal intinya sama.

Amanda dan kawan-kawannya sudah terlihat lesu. Dan tidak sedikit murid yang sudah pinsang atau pun sakit. Ada juga yang pura pura sakt biar dapet teh anget.

"Duh, tu guru cuma muter muter aja bikin lama. Mending langsung intinya aja biar cepet" kesal Nisya.

"Pokoknya abis ini gue mau dispen aja, lagian gue masih ada bebas dispen" guman Amanda.

"Yaelah pak pak, gatau apa abis ini pelajaran nya si killer alias bu Alis" gerutu Indira.

"Cobaan apa lagi ini yaallah, baru juga sneeng abis jadian ketemu senin jadi nggak mood banget" Asyifa ikut mengeluh.

"Yaelah cewek cewek ngeluh nulu kayak Sulton nih, kuat tanpa sambat"

"Syifa, kamu masih kuat kan kalau nggak kuat ada aku kok" goda Abun.

"Heh itu dibarisan kelas XI MIPA 2 kenapa berisik seklai bisa toling diam dulu" suara Pak Santoso sambil menunjuk kelas mereka.

Sontak membuat mereka terdiam dan menunduk, walau sebenarnya masih menggerutu karena kesal dengan guru satu itu.

Upacara selesai, mereka sudah dibubarkan. Siswa siswa mulai berjalan menuju kelasnya banyak juga yang menuju kantin untuk sarapan. Seperti teman teman Amanda, tetapi tidak dengan Amanda.

Amanda dan Farrel harus menemui bang Daffa untuk segera latihan. Mengingat mereka masuk ke semifinal dan mereka harus menyeleksi adik kelas. Saat tiba di lorong yang sepi tiba tiba mereka dicegat dua orang.

"Rooftop bentar, ada yang mau gue omongin sama Syifa" titah Abun.

Ya, mereka adalah Abun dan Syifa. Mereka ingin minta penjelasan dari Farrel dan Amanda.

"Aelah mau ngapain sih, gue udah ditunggu bang Daffa" tolak Farrel.

"Bentar doang, manda plis" sahut Syifa.

"Yaudah bentar doang kok rel, tapi bel masuk bunyi kita langsung ke bang Daffa" Farrel hanya mengangguk, ini perintah pacarnya.

Sesampainya di rooftop Amanda duduk disamping Farrel dan Abun duduk disamping Asyifa yang berada dihadapan mereka.

"Sejak kapan?" Tanya Abun sok serius.

"Yaelah muka kek lo nggak bisa serius, nggak usah sok serius deh" jawab Farrel.

"Farrel gue nanya sejak kapan kalian pacaran" kesal Abun.

"Kemarin kayaknya udah gue kasih tau deh ngapain sih tanga lagi" kini Amanda buka suara.

"Kok bisa sih? Yaa lo kan tau Nico udah ngincer lo dari lama" tanya Syifa.

"Kalau soal itu sih, gue emang nggak mau aja sama Nico. Sejak awal gue ketemu sama dia sebenernya gue udah nebak darinperlakuan dia. Ya tapi gue malah ngerasa risih" Jawab Amanda.

"Kalau gue, ya gimana ya men cinta itu datang tanpa kita tau. Kalau gue suka sama Amanda trus gue tembak dia, dianga mau apa salahnya sih? Nggak ada kan? Lagian juga kita sebenernya nggak mau backsreet"

"Gila sih lo rel, kalau sampe tu curut Nico tau bisa brabe urusannya"

"Ya makannya jangan sampai tau. Sebenernya gue sama Amanda lagi buat rencana biar dia infil sama Amanda. Tapi belum berhasil malah tambah ngejar dianya" kata Farrel.

Mafarrel (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang