Suamiku Tidak Mencintaiku

3.5K 96 3
                                    

Part 18

Malam pukul 19.15 Aira harus bersiap-siap karena malam ini ia akan menghadiri pernikahan Syam. Usai mandi Aira menuju ke ruang ganti untuk mengambil baju yang akan ia pakai ke pesta. Pertama ia membuka lemari Nurlan untuk menyiapkan kemeja dan celana yang akan dipakai Nurlan. Setelah itu barulah ia memilih baju untuk dirinya sendiri.

"Aku harus pakai yang mana ya?" Aira kebingungan memilih baju. Ia menggigit bibir bawahnya sembari melihat semua bajunya yang ada dalam lemari.

"Yang ini saja." Tiba-tiba Nurlan muncul dan menunjuk sebuah gamis berwarna hijau muda. "Kau pakai yang itu saja. Aku menyukainya," lanjutnya.

"Tidak ... Tidak ... Tidak! Aku tidak mau memakai itu," jawab Aira menolak.

"Kenapa?"

"Aku tidak cocok dengan gamis itu lagi. Perutku sudah besar," ucap Aira mengelus perutnya. Nurlan menghela napas melihat Aira yang tiba-tiba menjadi sangat manja.

"Aira?"

"Apa?"

Nurlan berjalan mendekati Aira yang masih sibuk memilih baju. Sekarang ia sudah berdiri tepat di belakang Aira.

"Ada apa Nurlan?" Aira memutar badannya menghadap Nurlan. Ia menatap wajah Nurlan yang semakin mendekati wajahnya. Aira menelan salivanya melihat apa yang ingin dilakukan oleh suaminya.

"Tidak apa-apa. Kenapa kau sangat tegang?" tanya Nurlan terkekeh. "Kau sampai keringatan begitu."

Aira memegang wajahnya. Memang ada keringat di sana.

"Kenapa kau menatapku seperti tadi?" tanya Aira. Nurlan tersenyum mendengarnya. Ia kemudian kembali mendekatkan wajahnya dan menatap mata Aira. "Apa yang ingin kau lakukan?" Aira mundur ke belakang saat Nurlan semakin mendekatinya. Sekarang tubuhnya sudah rapat di pintu lemari. Sedangkan Nurlan semakin mendekatinya.

Drrttt ... Drrrtttt

Saat Nurlan akan mengecup bibir Aira tiba-tiba ponselnya bergetar hemat di dalam saku celananya. Ia segera keluar dari ruang ganti dan mengangkat telponnya.

"Huufftt ... " Aira menghela napas lega. "Untung ada yang menelpon jika tidak ntah apa yang akan dilakukan Nurlan padaku," ucapnya mengelus dada. Aira kemudian kembali memilih baju untuk ia pakai. Sekitar beberapa menit memilih akhirnya ia mendapatkan yang pas untuknya. Dengan cepat ia memakainya dan keluar dari ruang ganti. Nurlan yang masih bicara dengan seseorang di telpon sontak terpana melihat penampilan Aira. Ia langsung mematikan telponnya dan menghampiri Aira yang sedang merapikan jilbabnya. Nurlan memegang kedua lengan Aira dari belakang dan menatap wajahnya di cermin. Aira membalas tatapannya.

"Kau sangat cantik Aira," pujinya. "Aku lebih suka kau berdandan seperti ini dibanding sebelumnya.

"Nurlan." Aira membalikkan badannya. "Kau bersiap-siaplah sekarang. Kalau tidak kita akan terlambat," titah Aira. Nurlan mengedipkan matanya tapi belum pergi dari hadapan Aira. "Kau mendengarku kan?"

"Iya iya. Bawel!" Nurlan mencubit pipi Aira kesal.

Beberapa menit setelah bersiap-siap Nurlan menghampiri Aira yang sedang duduk di pinggir ranjang menunggunya. Ia menyodorkan sebuah dasi dan menyuruh Aira memasangkannya.

"Membungkuklah," pinta Aira kemudian memasangkannya. Tak butuh waktu lama mereka pun sudah selesai. Nurlan menggandeng tangan Aira keluar dari kamar hingga ke ruang tamu. Saat akan keluar dari rumah tiba-tiba Ibu Melda dan Pak Giman muncul.

"Kalian mau kemana rapi begitu?" tanya Pak Giman sedikit curiga.

"Mau ke pesta Yah. Ada teman yang ngundang," sahut Nurlan.

Suamiku Tidak MencintaikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang