Suamiku Tidak Mencintaiku

5K 143 5
                                    

Part 7

Hari ini Nurlan ada janji dengan Arul. Saat akan pergi untuk menemui Arul di sebuah cafe, Aira mencegahnya dan meminta pada Nurlan agar ia ikut juga.

"Nurlan tunggu!" teriak Aira sembari menghampiri Nurlan dengan tergesa-gesa. Nurlan membalikkan badannya.

"Ada apa?" tanyanya pada Aira.

"Nurlan." Aira memengang tangan Nurlan. "Kau mau kemana? Apa aku bisa ikut? Kau sudah lama tidak mengajakku keluar," lanjut Aira seraya menatap mata Nurlan dengan sendu. Nurlan menghela napas lalu melepaskan pegangan Aira.

"Tidak bisa Aira. Kau di rumah saja," respon Nurlan membuat Aira merasa sedih. Ia menatap Nurlan dengan mata yang berkaca-kaca.

"Tapi kenapa Nurlan?" Aira kembali memegang tangan Nurlan.

"Em anu itu ... Em." Nurlan bingung mencari alasan.

"Nurlan, jika memang tidak bisa ya sudah. Aku akan tetap di rumah sampai kau sendiri yang mengajakku keluar," potong Aira.

Aira kemudian pergi ke kamar meninggalkan Nurlan yang masih diam seribu bahasa. Aku tidak mungkin mengajakmi Aira. Aku tidak mau kalau kau tau yang sebenarnya. Umpat Nurlan dalam hati.

Dalam perjalanan Nurlan diusik dengan perkataan Aira yang ingin ikut dengannya. Hal ini membuatnya tidak konsentrasi menyetir mobil hingga membuatnya hampir celaka.

"Ah sial!" umpatnya. Sejenak ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Ia lalu meraih ponselnya yang ia letakkan di jok sebelah. Tanpa berpikir panjang ia langsung menelpon Arul dan mengatakan pada Arul bahwa hari ini ia tidak bisa keluar karena banyak pekerjaan. Arul sedikit kecewa mendengar pernyataan dari Nurlan yang tiba-tiba membatalkan pertemuan mereka.

"Ada apa dengan Nurlan? Baru kali ini ia tidak jadi bertemu denganku," pekik Arul setelah Nurlan mematikan telponnya.

Begitu Arul setuju untuk membatalkan pertemuan mereka, kini Nurlan kembali pulang ke rumah dan menemui Aira yang sedang berada di kamar. Nurlan membuka pintu kamar tanpa mengucapkan salam sehingga Aira sempat terlonjak kaget.

"Nurlan?" Aira menelan salivanya sewaktu melihat Nurlan tiba-tiba muncul di belakang. "Kau sudah kembali?"

"Aira, ikutlah denganku." Nurlan menarik tangan Aira dan membawanya ke dalam mobil. Aira merasa bingung dengan sikap Nurlan. Tapi ia mengikuti saja apa yang suaminya minta.

Sepanjang perjalanan Aira tidak pernah membuka suara, ia hanya memperhatikan Nurlan yang sepertinya sangat serius dalam menyetir. Nurlan tahu kalau Aira sedang memperhatikan dirinya tapi dia lebih memilih untuk mengacuhkannya. Setibanya di depan sebuah mall, Nurlan berhenti. Ia menatap ke arah Aira yang masih diam sambil memperhatikannya.

"Aira." Nurlan meraih tangan Aira. "Hari ini aku sengaja membatalkan pertemuanku dengan temanku dan itu semua demi dirimu. Aku tidak mau kalau kau merasa sedih karena aku selalu mengabaikanmu," terang Nurlan.

"Eumm ... " Aira bingung ingin menjawab apa.

"Tidak Aira!" Nurlan mencegah Aira berbicara dan menutup mulut Aira dengan jari telunjuknya. "Jangan katakan apa pun. Aku benar-benar menyesal telah menyakitimu berulang kali. Aku pikir dengan menyakitimu, kau akan meninggalkanku tapi ternyata kau malah mempertahankanku seolah kau sangat bahagia memilikiku," kata Nurlan lalu mencium tangan Aira.

Tanpa Aira sadari kini air matanya mulai keluar saat mendengar perkataan Nurlan. Dalam hati, Aira berharap semoga Nurlan benar-benar melakukan apa yang dia katakan barusan. "Aira, aku mohon maafkan aku," lanjut Nurlan.

Suamiku Tidak MencintaikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang