Suamiku Tidak Mencintaiku

8K 160 11
                                    

Part 21

Bismillah.....

Setelah mengantar Aira pulang ke rumahnya, Syam kembali ke bulog. Ia ke sana dengan beberapa polisi lainnya. Syam meminta rekan kerjanya untuk mencari jejak orang yang sudah menembak Nurlan dan melarang orang-orang untuk memasuki lokasi penembakan. Saat sedang berkeliaran di dalam bulog, pandangan Syam tertuju pada sebuah benda kecil yang tergeletak di setapak. Syam berjalan untuk melihatnya lebih dekat.

Itukan pistolku? Apa benar Mayrah yang sudah menembak Nurlan? Tapi kenapa Mayrah menembaknya? Begitu banyak pertanyaan yang muncul di benak Syam.

"Pak Syam," teriak seseorang di seberang sana. Syam menoleh ke sumber suara . "Pak, kemarilah," ujar orang itu. Syam pun bangkit dan segera menghampiri temannya itu.

"Ada apa Rian?" tanya Syam penasaran.

"Lihat ke atas Pak. Di sana ada cctv, kita bisa melihat siapa yang menembak korban dan kita juga bisa tau kemana perginya orang itu setelah menembak korban," terang Rian penuh dalih.

"Iya kau benar," ucap Syam menggelengkan kepalanya. "Kalau begitu cepat kau cari tau siapa pemilik bulog ini. Kita bisa meminta bantuannya."

"Baik Pak," balas Rian mengangguk.

"Oh ya, tadi aku melihat sebuah pistol di sana. Tolong kau ambil dan periksa sidik jari siapa yang ada di pistol itu," titah Syam.

"Siap Pak!"

Setelah mendapatkan solusi untuk mengetahui kemana perginya Mayrah setelah menembak Nurlan, Syam dan beberapa rekannya pun kembali ke rumah masing-masing dan akan kembali ke lokasi besok pagi untuk melanjutkan pencarian.

***

Pagi pukul 07.21 Syam keluar dari kamarnya dengan pakaian serba hitam. Ia hendak pergi melayat ke rumah Nurlan. Namun sebelum ia pergi, ia menemui Ibunya yang ada di dapur dan menceritakan semua yang terjadi semalam. Syam memberitahu pada Ibunya bahwa semalam Mayrah pergi meninggalkan rumah dan sampai sekarang belum kembali.

"Tapi kenapa Mayrah pergi? Apa kalian bertengkar?" tanya Ibu Lilis.

"Ibu, selain meninggalkan rumah, Mayrah juga sudah melenyapkan suami Aira."

"Apa?" Ibu Lilis terkejut mendengar perkataan Syam. "Tidak mungkin Syam. Untuk apa Mayrah melenyapkan suami Aira?"

"Aku juga tidak tau Ibu. Semalam aku dan polisi lainnya pergi ke bulog untuk mencari tau kemana perginya Mayrah setelah menembak Nurlan. Tapi kami belum mendapatkan jawaban yang kami cari. Hari ini kami akan melanjutkan pencariannya. Tapi sebelum itu aku pergi melayat dulu," terang Syam.

Ibu Lilis memegang kedua tangan Syam hendak mencegahnya untuk pergi. Ibu Lilis takut kalau orang-orang mengira Syam bersekongkol dengan Mayrah untuk melenyapkan Nurlan.

"Tidak Nak. Kau tidak boleh pergi," ujarnya.

"Tapi kenapa Bu?"

"Bagaimana jika orang-orang di sana mengira kalau kau bersekongkol dengan istrimu untuk melenyapkan Nurlan? Bisa-bisa mereka memenjarakanmu Nak." Raut wajah Ibu Lilis mulai menampakkan kekhawatirannya. Syam memeluk Ibunya dan mencium keningnya sebentar. Ia kemudian menggenggam telapak tangan Ibunya.

"Ibu tidak perlu khawatir. Mereka tidak mungkin menuduhku seperti itu. Pak Giman, Ayahnya Nurlan mengenalku dengan baik. Dia tau betul dengan sikapku. Jadi tidak mungkin dia menuduhku sembarangan," jelas Syam menatap mata Ibunya. "Aku pergi sekarang ya Bu. Tapi nanti kalau Mayrah tiba-tiba pulang, Ibu langsung telpon aku yah."

Suamiku Tidak MencintaikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang