Part 19
Saat ini Syam tengah berada di kamar mandi. Sudah hampir sejam ia berdiri di bawah shower mengguyur tubuhnya dengan air. Bisikan Nurlan saat di pelaminan tadi membuatnya emosi dan sedikit menyesal menikah dengan Mayrah.
Sesekali ia memukulkan kepalanya ke tembok akibat emosi yang tidak dapat ia kendalikan.Aku tau kalau wanita yang kau nikahi adalah Fina. Tapi kau juga harus tau kalau keperawanannya sudah aku renggut. Bisik Nurlan saat di pesta tadi.
Syam mencengkram kepalanya karena tidak bisa melupakan perkataan Nurlan yang mengusik pikirannya.
"Kenapa .. Kenapa aku terlambat mengetahui kebenaran Mayrah?! Kenapa ya Allah ... !" Syam menyenderkan badannya ke tembok. Ia merasa tidak sanggup menerima kenyataan. "Jika aku tau dari awal maka aku tidak akan menikahinya. Tapi ... Tapi aku tidak tau! Aku pikir dia wanita yang belum pernah melakukan hal serendah itu. Tapi ternyata ... Ternyata dia ... Ah, sudahlah. Aku membencinya! Sangat membencinya! Hiks ... Hiks ... Hiks," ucapnya dalam isaknya. Sekarang ini ia merasa tidak berdaya. Ingin rasanya ia menceraikan Mayrah sekarang tapi sayangnya pernikahan mereka baru saja selesai digelar.
"Syam, apa kau baik-baik saja? Kenapa kau sangat lama di dalam?" tanya Mayrah dari luar kamar mandi. Ia merasa khawatir karena Syam belum keluar juga.
"Aku baik-baik saja. Sebentar lagi aku selesai," balas Syam berteriak. Sebelum keluar dari kamar mandi Syam merapikan rambutnya yang teracak dan mencuci wajahnya berulang kali agar ia tidak ketahuan habis menangis.
"Syam, aku juga mau mandi. Apa kau sudah selesai?" Sekali lagi Mayrah mengetuk pintu dan bertanya dari luar.
Syam pun membuka pintunya. Ia melihat ada Mayrah berdiri di depannya. Tatapan mata mereka bertemu. Mayrah mencoba tersenyum tapi Syam tampak biasa-biasa saja. Syam kemudian berlalu meninggalkan Mayrah yang masih menatapnya. Sepertinya Syam tidak sanggup menatap Mayrah lama-lama.
Ada apa dengannya? Kenapa dia tidak membalas senyumku? Batin Mayrah.
Usai mandi Mayrah menghampiri Syam yang sedang berdiri di dekat jendela menatap rembulan yang begitu terang. Ia berdiri di sebelah Syam dan merangkul tangan kanannya sembari ikut menatap rembulan.
"Syam, aku sangat bahagia karna akhirnya kita menikah juga," ucap Mayrah tersenyum. Syam memejamkan matanya sebentar lalu melepaskan tangannya yang dirangkul oleh Mayrah.
"Mayrah, apa aku bisa bertanya sesuatu?" tanya Syam. Suaranya sedikit serak akibat terlalu lama menangis di kamar mandi. Mayrah mengangguk pelan.
"Apa kau sudah tidak perawan?" tanyanya tanpa memikirkan perasaan Mayrah. Mayrah sedikit terkejut mendengar pertanyaan suaminya.
"Kenapa kau bertanya begitu Syam?"
Syam mendekati Mayrah. Ia memegang kedua lengan Mayrah dan menatap matanya. Mayrah membalas tatapannya.
"Jawab pertanyaanku dulu," ujar Syam.
Mulut Mayrah terkunci. Ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya pada Syam. Rasa takut mulai menghantui Mayrah.
"Aku masih perawan Syam. Kenapa kau bertanya seperti itu?" jawabnya menundukkan kepala.
"Tatap mataku dan berkata jujurlah. Aku tidak suka pembohong!" bentak Syam.
Mayrah mendongak menatap mata Syam. Ia menatap mata elang pria jakun itu. Wajah Mayrah mulai berubah menjadi pucat pasih karena Syam tidak berhenti menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Tidak Mencintaiku
RomansaSeorang pria bernama Nurlan Assegaf terpaksa menikahi Aira demi membalaskan dendamnya pada Syam, mantan kekasih Aira. Tapi niatnya yang ingin balas dendam berubah menjadi cinta karena kebaikan dan sikap Aira yang membuatnya terpana.