Part 8
"Aira, aku mohon dengarkan aku dulu." Nurlan memegang lengan Aira berusaha membujuk Aira.
"Lepaskan aku!" gertak Aira. "Jangan pernah menyentuhku. Kau sangat menjijikkan!" lanjutnya.
"Aira, aku mohon." Nurlan masih berusaha membujuk Aira.
"Lepaskan aku Nurlan. Aku benar-benar sudah tidak tahan denganmu!" Aira menangis sambil berusaha melepaskan pegangan Nurlan. "Kau sudah menipuku. Kau, kau selingkuh. Kau mengkhianatiku Nurlan! Kau ... Kau sangat ... Ah." Tiba-tiba kepala Aira merasa pusing. Ia melihat ke sekelilingnya seperti sedang berputar.
"Aira, kau kenapa?" Nurlan mulai terlihat panik.
"Kepalaku sa ... Sa." Belum sempat Aira melanjutkan perkataannya, ia sudah terjatuh ke jalanan.
"Aira!" Nurlan terkejut karena Aira tiba-tiba pingsan. "Ra, buka matamu Ra." Nurlan menepuk pipi Aira berkali-kali tapi Aira tetap saja belum sadar. Akhirnya, Nurlan memutuskan untuk membawa Aira ke rumah sakit.
"Aku harus membawanya ke rumah sakit."
Perlahan Nurlan mengangkat tubuh Aira dan membawanya ke dalam mobil. Saat Nurlan akan masuk ke dalam mobil, ia berpapasan dengan Fina yang baru saja keluar dari mall. Tatapan mata mereka saling bertemu.
"Nurlan, kenapa kau tidak membelaku? Seharusnya kau katakan saja pada Aira kalau kau tidak pernah mencintainya," pekik Fina sembari mendekati Nurlan.
"Diam kau!" gertak Nurlan. "Aku pernah bilang padamu agar kau tidak mengganggu Aira. Tapi kenapa kau malah mengganggunya dengan memberitahukan tentang hubungan kita? Lihat sekarang? Jika hal buruk terjadi pada Aira, maka kau akan tahu akibatnya!" lanjutnya kemudian masuk ke dalam mobil.
"Baru kali ini Nurlan sangat mengabaikanku. Apa Nurlan mencintai Aira? Ah, tidak mungkin! Nurlan hanya mencintaiku dan dia sendiri yang mengatakannya," gerutu Fina. Ia sangat kesal pada Nurlan
***
Sesampainya di rumah sakit, Nurlan langsung membawa Aira dengan menggedongnya mencari dokter. Nurlan melihat seorang suster lalu memanggilnya.
"Suster, tolong istriku Sus. Tiba-tiba dia pingsan Sus," terang Nurlan.
"Baiklah Pak. Mari kita bawa ke ruangan," usul suster itu.
Nurlan dan suster itu pun membawa Aira ke ruangan yang ada di blok E.
"Maaf Pak, sebaiknya anda menunggu di luar saja," kata suster itu.
"Iya Sus," balas Nurlan. Suster itu pun menutup pintu. Nurlan menghela napas panjang, ia berharap semoga Aira istrinya baik-baik saja. Beberapa menit menunggu, akhirnya Dokter yang menangani Aira keluar dari ruangan.
"Dokter." Nurlan menghampiri Dokter itu yang baru saja keluar. "Dok, bagaimana dengan kondisi istriku? Apa dia baik-baik saja?"
"Anda tidak perlu cemas. Istri anda baik-baik saja," jawab Dokter itu.
"Lalu kenapa dia pingsan dengan tiba-tiba?" tanya Nurlan tidak mengerti.
"Ini sudah sering terjadi pada wanita yang sedang hamil. Jadi usahakan istrimu tidak terlalu kecapean atau banyak pikiran," terang Dokter itu.
"Maksud Dokter, istriku hamil?" Nurlan mencoba mencerna penuturan Dokter itu.
"Iya. Usia kandungannya sudah 2 minggu lebih. Jadi saya sarankan agar anda menjaga istri anda dengan baik." Dokter itu memberi usulan pada Nurlan. "Kalau begitu saya permisi dulu, masih ada pasien yang harus saya tangani," lanjutnya kemudian berlalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Tidak Mencintaiku
RomanceSeorang pria bernama Nurlan Assegaf terpaksa menikahi Aira demi membalaskan dendamnya pada Syam, mantan kekasih Aira. Tapi niatnya yang ingin balas dendam berubah menjadi cinta karena kebaikan dan sikap Aira yang membuatnya terpana.