MY BILLIONAIRE BODYGUARD✅ {DUSAN #1} [REVISI]

MBB 1 || REVISI 12

You Can Find me On ;
Nafazanubaarifaramadhani
(Instagram pribadi)
blue.moon9644
(Instagram Wattpad)

(VERSI BARU)

📍📍📍

Mansion Dusan, Jakarta Pusat, Indonesia; 11.00 a.m

Allan melangkahkan kakinya tegap, badan nya yang menjulang tinggi, membuat beberapa maid yang menyambut nya menunduk ketakutan.

Allan kembali datang, setelah 7 tahun dia tak pernah sama sekali menginjakkan kakinya di mansion ini. Beberapa maid yang belum lama di pekerjakan, melirik nakal ke arah Allan.

Seolah terbiasa dengan pandangan orang-orang, Allan mengacuhkan mereka semua. Tujuan kedatangan nya hanya karena rasa yang sudah lama hilang, dan bisa di kembalikan karena ibunya.

Allan menaiki undakan tangga yang membawa nya naik ke atas pintu utama masuk mansion. Tak ada yang berubah, hanya tanaman favorit ibunya yang sudah tumbuh besar. Awet, tanpa layu sedikit pun.

Saat Allan akan menginjakkan kakinya masuk ke dalam, dia menarik nafas dalam-dalam. Langkah pertama, Allan merasakan masa lalu itu kembali datang.

Walaupun mengenakan seragam bodyguard nya, Allan tampak berwibawa. Turunan Nurel.

Saat langkah nya semakin dekat dengan ruang keluarga, pandangan Allan langsung tertuju pada ibunya-Katherine.

Hanya Tuhan dan ibunya sendiri lah yang tau bagaimana pikiran kacau yang mengelilingi kepalanya. Hatinya gugup, haru bercampur rindu menjadi satu di dalam kalbu, maklum karena Katherine seorang ibu.

Namun, aura dingin Katherine tampak menolak semua pikiran kalutnya. Katherine tersenyum kecil menatap putra nya, Allan yakin senyum ibunya bisa berubah menjadi racauan tangis yang menyambut nya. Namun ini berbeda.

Ada Andre dan Nurel di sana. Katherine tampak ragu memeluk Allan, sebelum akhirnya Nurel mempersilahkan Allan duduk di samping Andre.

"Bagaimana bisa terlihat se asing ini?" Andre menatap kosong lantai.

Katherine melirik beberapa maid yang menunggu di samping mereka, menjentikkan jari lalu maid-maid itupun pergi dari ruangan itu.

Atmosfer di ruangan itu seharusnya di isi dengan Isak tangis yang menjadi haru bercampur biru. Namun tidak, mereka sama-sama saling diam.

"Bisa kah langsung ke point awal? Jangan menyia-nyiakan waktu ku." Tegas Allan dengan pandangan kedua alis nya bertaut menatap Nurel.

"Pulang lah." Singkat Nurel dengan menghela nafas lelah.

"Tentu saja, dengan senang hati."

"Kembali ke identitas asli mu, bodoh!" Sergah Andre ketika Allan mulai beranjak, sengaja menyalahartikan kalimat perintah Nurel.

"Aku tak pernah memalsukan apapun, jika kalian ingat."

"Yang ku tahu Chiara tak pernah mengetahui siapa dirimu yang sebenarnya. Mungkin malam kemarin adalah permintaan mu agar Chiara mengetahui siapa dirimu yang sebenarnya dengan cara itu."