Chapter 2

1.1K 87 6
                                    

3 tahun yang lalu..

"Ups, sorry ya, gue gak sengaja," tawa Putri riang melihat hasil karyanya. Entah ini sudah korban keberapa yang menjadi target bully-annya. Gadis culun yang jadi korban pembully-an Putri hanya bisa menunduk lemah tanpa melawan sedikitpun.

Putri Isnari, siapa yang tidak kenal dengannya? Ratu Tukang Bully yang setiap hari mengincar murid-murid cupu untuk dijadikan bahan ledekan. Tak lama berselang, terdengar suara tepukan tangan dari arah luar kantin.

Sontak semua murid yang sedang menikmati pertunjukkan dihadapannya mengikuti arah suara tepukan tangan itu. Terlihat dari arah luar kantin siluet sang Ketua OSIS yang tampan memikat pujaan hati para gadis di sekolah, Ridho Syafaruddin.

"Wah, akhirnya pahlawan kesiangan kita muncul juga, tepuk tangan dong," perintah Putri sambil tertawa keras. Mendadak suara dikantin menjadi hening, mereka sudah bisa menduga apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Lo gak capek apa tiap hari nge-bully anak orang mulu? Bayangkan coba lo yang ada diposisi mereka," kata Ridho sinis.

Putri tertawa remeh, "Gak pernah tuh terbesit diotak gue menjadi kayak mereka, dibully dan ditindas."

"Lo itu masih anak kelas 10, tapi ulah lo udah melebihi kakak kelas!" teriak Ridho penuh emosi.

"Emangnya kenapa sama anak kelas 10? Gak boleh melawan saat ditindas sama kakak kelas? Oh iya, gue cuma mau bilang kalo gak ada gue, mungkin sekolah ini bakal flat mulu, ngebosenin tau gak?" ujar Putri beranjak pergi.

Setelah kepergian Putri, terdengar grasak-grusuk dari murid-murid yang menonton pertunjukkan gratis antara Ratu Tukang Bully dan Ketua OSIS.

"Gue sebagai perwakilan dari Putri, minta maaf atas kejadian barusan, gue harap lain kali lo bisa melawan sama dia. Pergi bersihin baju lo, lo boleh minjem baju sama Lesty diruang OSIS," perintah Ridho pada korban bully-an Putri.

"Ma..makasih, Dho." Gadis itu merona saat Ridho memberikan perhatian kepadanya.

"Udah, udah semua boleh makan dengan tenang." dan saat itu juga Ridho itu undur diri. Keadaan kembali normal setelah masalah bully hari ini sudah dituntaskan oleh Ridho.

****

"Gila ya lo, Put! Nyari masalah mulu sama Ridho yang gantengnya kebangetan itu," ujar Rara menggeleng-gelengkan kepalanya melihat teman sebangkunya yang sangat hobi mencari masalah dengan Ridho.

Putri menjitak dahi Rara, "Ganteng? i
Iya ganteng kalo diliat dari lobang sedotan!" ujar Putri kesal.

"Ye..mata lo aja yang gak bisa melihat betapa cool-nya Ridho saat marahin lo, apalagi dia pas menjelaskan dipodium, wih..gantengnya makin maksimal."

"Jadi, sekarang lo udah jadi bagian dari fansnya Ridho? Mana Rara yang katanya bakal selalu setia disamping Putri?" Rara menggeleng-gelengkan kepalanya dramatis.

"Lo kira gue kayak pengikut Dimas Kanjeng? Hih..entar gue dibunuh lagi sama elo," ujar Rara asal.

"Dimas Kanjeng? Sapa tuh?" tanya Putri.

"Makanya nonton berita, jangan asik heboh sama dunia pembully-an aja," gerutu Rara.

"Mendingan gue nonton konsernya Selena Gomez, daripada nonton berita-berita gak mutu kayak begituan." ujar Putri santai.

Obrolan Putri dan Rara terhenti akibat guru telah masuk kedalam kelas mereka. Tak lama berselang, pintu kelas terbuka lagi dan memunculkan sosok yang mengerikan, bukan hantu atau sejenisnya, tapi guru BK.

"Put, kok tumbenan banget guru BK dateng? Apa lo dilaporin sama Ridho ya?" tanya Rara sambil menatap aneh sosok guru BK yang sedang berdiri didepan kelas.

Putri mengendikkan bahunya acuh, "Lagian kalo si Ridho ngelapor, malah gue bakal makin gencar nyusahin dia."

Kemudian, pintu kelas terbuka lagi, membuat seluruh penjuru mata menghadap kearahnya. Munculah sesosok titisan pangeran ganteng, Rara yang tadinya penasaran dengan kedatangan guru BK, kini rasa penasarannya terjawab sudah. Ada kedatangan murid baru dikelasnya.

"Ra, tuh murid cakep banget ya! Mana kelihatannya dari kalangan atas, duh...kira-kira dia demen ngebully orang gak ya?" bisik Putri sambil menatap murid baru yang bernama Randa.

Mata Rara membulat sempurna, "Apaan sih, Put?! Jangan nyeret dia kedalam dunia lo ya!"

"Randa sekarang kamu boleh duduk dibelakang Putri" ujar guru bidang studi yang membuat Putri tersenyum senang.

"Sini duduk dibelakang gue!" seru Putri menjawab kebingungan Randa mencari murid yang bernama Putri

Setelah Randa sudah duduk, guru BK keluar dari kelas dan guru bidang studi melanjutkan KBM yang sempat terhenti. Putri memposisikan duduknya menyamping. "Hai, gue Putri. Nah, kalo dia Rara." sapa Putri tersenyum jenaka.

"Oh, lo udah tau nama gue kan?" B
balas Randa membuat Putri berdecak.

"Songong banget sih nih cowok" batin Putri menggeram.

****

"Put, gue nebeng lo ya!" seru Rara yang terburu-buru memasukkan bukunya kedalam tas saat melihat Putri yang hampir keluar dari kelas. Putri yang mendengar namanya dipanggil berbalik sambil menatap sebal Rara.

"Yaudah, kuy buruan." Rara mempercepat langkahnya menghampiri Putri. Kemudian, Putri dan Rara berjalan menuju area luar sekolah menunggu jemputan Putri.

"Ra, menurut lo nih ya. Randa itu orangnya gimana sih? Gue kayaknya tertarik deh sama dia, soalnya aura dia rada menindas gitu." ujar Putri.

"Bukan cuma itu aja, kalo emang dia demen nindas orang, dia kan bisa temenan sama kita." imbuh Putri.

"Astaga Put, pembahasan tentang nindas orang kayaknya gak bakal habis dihidup lo, ya?" cerca Rara sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Menurut gue sih, mendingan lo sama Randa tobat bareng deh. Jangan aneh-aneh, kasian sama orang-orang yang kalian bully." ceramah Rara membuat Putri memutar bola matanya malas.

•••••

👇Klik Bintangnya

Hujan Menyatukan Kita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang