Chapter 27

895 91 4
                                    

Sudah 4 hari berlalu, namun Ridho nampaknya masih belum menyerah untuk bisa mendapatkan maaf dari Putri.

"Lo pasti belum sarapan kan? Pokoknya sekarang lo harus ikut gue ke kantin" ujar Ridho memaksa membuat Putri jengah. Sejak Ridho menampar 4 hari yang lalu, kini Ridho jauh-jauh lebih perhatian meski kadang jatuhnya sangat berlebihan.

"Gak baik tau sering-sering abaiin sarapan, entar bisa maagh loh" Ridho mencoba memberitahu Putri dengan penuh kesabaran.

Putri memutar bola matanya malas, "Lo jauh lebih ngeselin kalo perhatian kayak gini" ujar Putri ketus.

"Mau gue perhatian atau enggak, gue emang nyebelin kok. Lo itu bukan orang pertama yang bilang kalo gue ngeselin" balas Ridho santai. Putri hanya diam, ia tidak berniat meladeni ucapan sok lucu Ridho.

"Oh iya, Put. Entar lo ikut camping kan? Pokoknya lo gak boleh jauh-jauh dari pengawasan gue, entar gue minta ke Aulia biar kelompok lo pembinanya gue" ujar Ridho membuat rasa kesal Putri semakin menjadi-jadi.

"Lo kenapa sih?! Jangan jadi aneh kayak gini lah, gue takut. Mending lo pukul gue daripada sok perhatian begini, aneh tau gak jadinya" ujar Putri membuat Ridho hanya tersenyum.

"Pokoknya gue mau tunjukkin ke lo, gue itu beneran nyesel dan gak akan ngulangin kesalahan gue yang sama" balas Ridho masih dengan senyuman manisnya.

Jantung Putri tidak berdebar kencang, ucapan Ridho juga tidak membuatnya salah tingkah. Bahkan ini terasa sangat menyeramkan mengingat sikap Ridho yang mendadak sangat protektif terhadapnya.

"Buat kesalahan, nyesel, minta maaf, buat kesalahan, nyesel, minta maaf.. Gitu-gitu aja terus sampe sukses.. Pokoknya gue gak peduli sama perjuangan lo, mau lo tenggelem disungai atau laut sekalipun, gak bakal gue maafin!" ujar Putri dengan penuh penekanan.

Ridho masih tersenyum, "Gapapa, gue ngerti kok. Kesalahan gue emang susah dimaafin, tapi gue gak bakal nyerah buat dapetin maaf lo " ucapannya itu membuat Putri berdecak kesal.

"Mendingan lo sekarang samperin Lesty, suapin dia makan apalagi sekarang tangan dia masih belum sembuh, pasti dia kesulitan buat makan sendiri. Dan lo jangan ganggu gue lagi" usir Putri.

Tapi bukan Ridho namanya kalau tidak keras kepala.

"Tangan Lesty udah baikan kok, lagian dia pasti lagi sama Melly. Jadi biarin gue yang nyuapin lo, oke? Berhubung juga lo kan belum bisa ngunyah makanan-makanan keras" ujar Ridho semakin menyebalkan.

"Lo kira tangan gue cacat? Yang sakit itu pipi gue, lagian cuma lebam doang elah, jangan lebay! Gue bisa makan sendiri" balas Putri judes.

"Gak, gak, pokoknya gak bisa. Gue harus suapin lo, entar kalo lo ngunyah terlalu kencang, pipi lo bakal makin parah, makin lebar mau gak" goda Ridho.

"Pergi gak lo?! Pipi gue baik-baik aja! Iya, gue emang tembem, gemesin tau! Jangan sok peduli gini deh, mending sekarang lo pergi!" pekik Putri sambil mendorong tubuh Ridho.

"Pokoknya lo duduk diem disini, lo tinggal buka mulut dan ngunyah pelan-pelan. Oke?" ujar Ridho sambil mengacak pelan rambut Putri.

"Au ah, gue males ladenin cowok kayak lo! Pokoknya setelah selesai camping gue mau ngebully orang lagi" ujar Putri membuat Ridho tertawa kencang.

Sejenak Putri terpana melihat tawa lebar Ridho, ini pertama kalinya Ridho tertawa lebar karena Putri.

"Kok lo ketawa sih?! Emang ada yang lucu?!" tanya Putri melipatkan kedua tangannya didepan dada.

"Habisnya lo gemesin sih. Masa mau ngebully orang ngelapor sama gue. Lo gak lupa kan sama jabatan gue?" balas Ridho terkekeh.

"Iya, gue inget kok! Lo Ketua OSIS ter-nyebelin sepanjang masa! Pokoknya lo gak boleh halang-halangin kemauan gue lagi!" ujar Putri dengan nada menindas.

"Kalo gitu lo bully gue aja" ujar Ridho membuat Putri mendengus.

"Serah" balas Putri ketus.

••••••

#Boompart02

Hujan Menyatukan Kita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang