Ridho mengepalkan tangannya kuat sambil menahan napas dalam-dalam. Matanya memicing mengikuti pergerakan sepasang manusia yang sedang bersenda gurau ditengah lapangan. Ia menyandarkan tubuhnya didinding koridor, Ridho yakin kedua orang tersebut akan melewati tempat ini. Dan benar saja dugaannya, tak berselang lama orang yang dimaksud Ridho tadi berjalan ringan diiringi suara ketawa.
"Ini sekolah sebagai tempat menuntut ilmu, bukan ajang cari jodoh" ujar Ridho yang terdengar sinis. Kedua orang yang tak lain dan tak bukan adalah Randa dan Putri kompak melirik Ridho dengan pandangan datar. Ridho yang merasa ucapannya terkesan mengatur, ia buru-buru menambahkan.
"Jangan jadi contoh yang gak baik, entar penilaian orang makin buruk. Toh, terserah sih, mengingat jabatan gue sebagai Ketua OSIS, ya, gue gak mau aja dikata gak becus mantauin kalian" lanjutnya.
Putri menaikkan alis sebelah kanannya, perkataan Ridho terkesan buru-buru dan otoriter.
"Lo tenang aja, gue emang dicap buruk sama semua orang disekolah ini, gak terkecuali lo. Dan kalopun, sikap gue memang jadi pengaruh buruk, sebagai pelajar yang beriman yagak perlu ditiru kali" balas Putri disertai dengan dengusan malas. Ridho berdehem, kemudian ia mengangguk agar terkesan bodo amat.
"Ikut gue ke ruangan gue sebentar" ujar Ridho pada Putri. Putri menaikkan sebelah alisnya.
"Ngapain? Lagian hari ini gue'kan belum ngebully orang" celetukan santai Putri membuat Ridho bergerak salah tingkah.
"Ada yang mau gue bicarain sama lo. Dan Randa boleh balik ke kelasnya" seru Ridho sambil menatap Randa.
"Kok ngusir?" tanya Randa dengan ekspresi aneh pada Ridho.
"Ini masalah keluarga dan lo sebagai pihak asing gak boleh tau" balas Ridho ringan.
"Masalah keluarga apaan coba? Lo kira nenek gue ada skandal sama kakek lo, hah?!" sembur Putri sambil menendang kaki Ridho kuat. Hal itu lantas membuat Ridho mengaduh kesakitan disertai dengan wajah memelas minta dikasihani.
"Sebagai calon ibu dari anak-anak kita nantinya, lo gak boleh kejam sama gue elah. Anjr, mana sakit banget nih kaki, untung cuma kaki yang lo tendang bukan yang lain" balas Ridho sambil mengelus-ngelus kakinya yang masih terasa nyeri.
"Bodo amat sama kaki lo, mau putus kek, mau diamputasi kek, kagak peduli gue mah" ujar Putri sinis.
"Buruan lo ikut ke ruangan gue, sebelum gue nampol si Randa" ujar Ridho sambil melirik Randa tajam. Yang dilirik hanya memasang tampang cengo bin bodoh.
"Kok gue yang ditampol?" Ridho hanya mengendikkan bahunya acuh.
"Ya, terserah gue dong, lagian tangan gue pengen nampol muka sok ganteng lo itu"
Ridho yang malas meladeni Randa yang sibuk mengoceh, buru-buru menarik sebelah tangan Putri meninggalkan Randa dengan mulut yang masih komat-kamit. Hancur sudah citra Randa sebagai laki-laki dingin yang mempesona. Ridho masih terus menyeret sebelah tangan Putri, tidak peduli dengan rontaan Putri karena langkah kaki Ridho yang terlalu lebar.
"Woi! Jalan lo cepet banget, kaki gue ampe keseret-seret, njr!" seru Putri ngos-ngosan.
"Dasar kaki lo aja yang pendek, mana tubuh lo juga pendek kek bocil, terus badan lu juga gembul begitu, yekan?" ejek Ridho membuat Putri mendengus.
"Serah lo dah. Terus lo ngajak gue kesini maksud dan tujuannya buat apa?" tanya Putri langsung, malas dengan sikap Ridho yang terlihat aneh akhir-akhir ini.
"Gue gak suka liat lo dekat-dekat sama Randa" balas Ridho dengan wajah serius.
"Maksud lo? Lo cemburu gue sama Randa? Gitu?" tanya Putri balik. Ridho mengangguk membenarkan ucapan Putri, ia bukan laki-laki yang suka menganut paham kontravensi. Jika ia tidak suka, ia akan jujur dengan mengatakan tidak suka.
"Emangnya lo siapa gue? Lagian lo gak berhak ngatur-ngatur hidup gue" balas Putri sedikit ketus.
Tak ayal, terselip sebuah kebahagiaan dalam benaknya. Kebahagiaan yang bahkan tidak dapat Putri jabarkan. Ridho cemburu padanya! Cemburu tanda cinta bukan?.
"Sebentar lagi lo bakal jadi siapa-siapa dihidup gue. Besok setelah pulang sekolah, gue mau ngajak lo ke suatu tempat" ujar Ridho terang-terangan.
"Gue udah ada janji sama Randa" balas Putri membuat Ridho menghela napasnya.
"Gak bisa dibatalin? Ada hal penting yang mau gue ungkapin ke lo" ujar Ridho.
"Gak bisa diungkapin sekarang aja?" tanya Putri. Ridho menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia sendiri juga bingung. Sebenarnya, ia tidak ada rencana ataupun sedikit niat untuk mengajak Putri jalan besok. Apalagi mengungkapkan sesuatu yang bahkan ia tidak paham. Itu semua terjadi secara cepat dan spontan.
"Kalo lo maksa.. oke, gue bakal bilang sekarang juga" setelah mengatakan itu Ridho pun menarik napasnya dalam-dalam. Putri hanya duduk diam, bingung sendiri harus bertingkah seperti apa.
"Dari awal kenal lo sebagai sosok tukang bully, hal itu ngebuat diri lo jadi sosok yang buruk dimata gue. Sampai akhirnya, lo berhasil narik perhatian Oma dan lo yang ada disaat gue lagi ketakutan sama phobia gue sendiri. Hal itu, buat gue ngerasa nyaman sekaligus aman. Gue kira itu hal yang wajar, mengingat kita itu sudah mencoba sampai tahap pertemanan. Makin kesini, gue ngerasa gak suka tiap lo dekat sama Randa. Gue rasa itu adalah sisi posesif dari diri gue sendiri"
Ridho kemudian berusaha meraih tangan Putri. Sedangkan, Putri masih diam ditempat. Hatinya yang tadi berbunga-bunga, mendadak ragu dan gelisah bukan main. Ia tidak pernah berpikir bahwa Ridho akan mengungkapkan isi hatinya secara cuma-cuma. Ridho mencoba menatap bola mata Putri, sedangkan Putri berusaha mengalihkan pandangannya agar tidak bertemu pandang dengan Ridho.
Ridho menarik napasnya panjang, sebelum akhirnya ia hembuskan secara pelan. "Jadi? Lo mau gak jadi orang yang spesial dalam hidup gue? Mungkin terkesan buru-buru, tapi gue yakin perasaan ini gak keliru. Kalopun, lo belum ada perasaan yang sama kayak gue, kita bisa sama-sama jalanin dulu, cinta bisa tumbuh karena terbiasa" lanjut Ridho sambil berharap cemas dalam hatinya.
Putri masih diam. "Gue gak mau maksa, tapi gue harap jawaban yang lo berikan udah dipikirin secara mateng. Atau kita perlu PDKT lagi?" Ridho semakin gugup kala Putri masih bergeming ditempatnya.
"Sorry, Dho..."
•••••••
Jangan lupa tinggalkan jejak🙂✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Menyatukan Kita [END]
Storie d'amoreSetiap hujan tersirat banyak kenangan tentang kita. Dan saat hujan, kenangan dan harapan kita melebur menjadi satu. Ikuti kisah selengkapnya..! Putri |D'Academy 4 Ft. Ridho (2R) |D'Academy 2 --- Jum'at, 24-April-2020 DIPUBLISH. Senin, 13-J...