Chapter 22

679 100 26
                                    

"Sorry karena kesannya gue ngerepotin lo banget" ujar Putri.

Ridho menggelengkan kepalanya, "Enggak kok. Tapi, Lesty bakal ikutan nebeng juga, soalnya nyokap gue mau kenalan sama dia" Putri terdiam seribu bahasa mendengar ucapan Ridho.

Ia merasa hatinya sangat-sangat tidak rela mengetahui akan ada orang lain yang berusaha meraih perhatian I'is. Ingin rasanya Putri melarang Ridho membawa Lesty untuk bertemu dengan I'is. Tapi akan sangat aneh bukan? Lagi pula, mereka tidak mempunyai hubungan spesial.

"Put, lo duduk belakang gapapa kan? Soalnya entar Lesty susah mau pindah ke depan lagi" ujar Ridho tidak enak hati.

"Oh, gapapa kok. Lagian yang lo bilang ada benernya juga" balas Putri berusaha menampilkan senyuman sebisanya.

Memang benar kata pepatah di google; kalau cewek bilang gapapa, pasti ada apa-apanya. Putri merapikan barangnya, lalu ia berpindah duduk ke belakang. Tak lama, Lesty masuk ke dalam mobil Ridho sambil tersenyum dan menyamankan duduknya.

"Dia juga ikut ke rumah lo?" tanya Lesty sambil melirik Putri dengan ekor matanya.

"Enggak kok, dia nebeng doang" jawab Ridho.

"Ternyata selain suka ngebully, suka manfaatin orang juga ya" desis Lesty membuat Putri naik pitam.

"Maksud lo apaan, hah?!" tanya Putri kesal.

"Enggak tuh, lo aja yang baperan" balas Lesty cuek sambil mengibaskan rambutnya ke belakang.

"Huh, sabar Put, sabar" batin Putri.

"Udah, udah, kok malah berantem sih" ujar Ridho berusaha menengahi.

Putri hanya diam, sedangkan Lesty berusaha mengajak Ridho mengobrol, mengabaikan keberadaan Putri. Ada rasa iri didalam hati Putri, bahkan perbincangannya dengan Ridho biasanya tidak jauh-jauh seputar tentang pribadi yang lebih baik.

Sedangkan, saat bersama Lesty, Ridho kelihatan lebih apa adanya dan pembawaannya pun lebih santai. Ridho bisa tertawa lepas saat mendengar cerita Lesty yang menurut Putri sangat garing, sedangkan Ridho sangat jarang tertawa saat bersamanya.

Putri meremas kedua jarinya kuat, meredam perasaan aneh yang sedari tadi melingkupi hatinya. Hukuman seminggunya mengubah perasaan benci Putri pada Ridho menjadi sebuah rasa yang tidak seharusnya. Tapi, Putri merasa Ridho tidak memiliki perasaan yang sama dengannya.

"Put, lo laper gak? Kata nyokap dia ada masak banyak, kalo lo mampir dulu ke rumah gue gimana?" tanya Ridho membuat Putri tersentak dari lamunannya. Putri menarik napasnya sejenak.

Kemudian ia menggeleng, ia merasa dirinya butuh kasur bukan makanan saat ini. Ditambah lagi, Lesty yang ramah pasti akan cepat berbaur dengan keluarga Ridho. Mengingat itu saja membuat Putri semakin merasa sakit hati.

"Lo yakin, Put?" tanya Ridho yang disambut anggukan lesu dari Putri.

"Yaudah lah, Dho. Kalo dianya gak mau, gak perlu dipaksa begitu" celetuk Lesty membuat mood Putri semakin hancur.

"Gapapa, gue gak mau ganggu acara lo sama Lesty" balas Putri membuang wajahnya menatap ke jendela.

Ridho hanya mengangguk. Lagi-lagi Putri mengucapkan kata gapapa. Dan Ridho tidak peka akan perasaan Putri saat ini. Putri juga bingung, sejak kapan perasaan itu datang padanya. Meskipun ia belum yakin itu adalah 100% perasaan cinta.

•••••••

Next?
#BonusPart01

Hujan Menyatukan Kita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang