Chapter 6

859 75 13
                                    

"Kalau besok kaki lo belum baikan, jangan datang kesekolah dulu. Entar ngerepotin gue" ujar Ridho sambil memasang seatbelt pada dirinya sendiri. Mereka telah selesai memeriksa kaki Putri, untung saja kaki Putri tidak tersiram begitu banyak air keras jadi tidak terjadi hal yang serius.

"Kalo lo dari awal emang gak niat ngebantuin gue bilang aja. Soal masalah biaya, gue perlu bayar berapa atas bantuan lo? Lo tinggal bilang dan gue bakal transfer saat ini juga" ujar Putri sambil menekan tombol merah pada seatbelt. Ridho hanya bisa melotot melihat pergerakan Putri yang sangat tiba-tiba.

"Lo duduk diem, biar gue anter pulang" ujar Ridho.

"Gak perlu, gue bisa balik sendiri. Gue gak mau ngerepotin orang yang gak bantu gue dengan ikhlas" balas Putri ketus. Putri membuka pintu mobil dan keluar sambil membanting pintu mobil Ridho.

Jalannya sedikit terseok akibat lukanya yang diperban masih perih. Putri berjalan kesamping trotoar untuk menghindari kendaraan dijalan raya yang melaju kencang.

Ridho mencoba mengejar Putri, "Gue minta maaf atas ucapan gue tadi, sekarang biar gue anter lo pulang" ujar Ridho yang hanya dihadiahi deheman.

"Sekarang gue mau lo masuk ke mobil dan gue anter lo pulang" perintah Ridho lebih keras. Putri masih bergeming ditempatnya berpijak. Ridho memegang tangan Putri berusaha untuk menariknya. Putri mengepalkan tangannya mencoba melepaskan genggaman Ridho.

"Sekali lagi, sekarang gue mau lo ikut gue pulang dan gue gak nerima penolakan!" bentak Ridho membuat Putri menyentak kuat tangan Ridho.

Mata Putri terlihat berkaca-kaca, namun Putri mencoba mengalihkan pandangannya, "Gue gak minta lo buat bantu gue dari awal, lo yang mencoba buat bantuin gue atas kesalahan gue sendiri. Dan...sekarang apa?" ujar Putri dengan suara bergetar.

Ridho semakin dibuat pusing atas tingkah aneh Putri, "Makasih atas bantuan lo, please jangan tahan gue untuk pulang sendirian" imbuh Putri terisak. Putri menghapus air matanya dan mencoba meredam isakannya.

Ridho merengkuh badan Putri sambil membisikkan kata maaf terus-menerus, "Gue minta maaf atas sikap gue yang kasar, sekarang biarin gue anter lo balik, kaki lo masih sakit" bisik Ridho lembut. Putri menggeleng, badannya hanya diam tanpa membalas rengkuhan Ridho.

"Gue cuma minta tolong untuk panggilin taxsi dan gue baik-baik aja" ujar Putri melepas pelukannya dari Ridho. Ridho menghembuskan napasnya kasar, ia tidak berkomentar dan mencoba mencari taxsi disekelilingnya.

Setelah mendapat taxsi yang diinginkan Putri dan memastikan Putri telah masuk ke dalam taxsi itu dengan keadaan baik-baik saja, Ridho memutuskan untuk pulang.

****

Keesokan hari nya Putri memutuskan untuk tetap datang ke sekolah dengan memakai sendal dan jalannya pun sedikit pincang. Rara yang melihat jalan Putri yang terlihat menyedihkan berniat membantu Putri. Sesekali Rara melihat Putri meringis.

"Put, lo kenapa tetep maksain buat sekolah sih?" tanya Rara membimbing Putri untuk duduk dikursi.

"Gue bukan orang cacat Ra, lagian kaki gue udah sembuh kok" balas Putri santai.

Rara hanya bisa menghela nafas pasrah, "Pokoknya kalo kaki lo nanti sakit atau kenapa-napa, lo harus pulang!"

Putri hanya mengendikkan bahunya acuh, "Sekarang gue mau lo suruh si cupu Dini buat gantiin perban gue"

Rara melotot, "Put, semalem lo niat jatuhin tuh air keras ke kaki dia kan? Dan karmanya udah balik ke elo, sekarang lo masih mau nambah karma?"

"Dasar dianya aja yang beruntung, coba aja kemarin kena kaki dia, pasti kaki gue baik-baik aja sekarang. Dan dia harus terima akibat karena kaki gue yang kena tuh air keras" ujar Putri santai seakan-akan dirinya adalah korban. Rara menghela napas pasrah, jika ia tidak menuruti kemauan Putri pasti Putri akan memarahinya habis-habisan.

Rara menghampiri Dini ke mejanya, Dini sedikit terkejut dan mencoba menghindar tapi tangannya keburu dicengkram oleh Rara, "Lo bisa tolong bantuin Putri buat ganti perban?" tanya Rara membuat Dini mengangguk takut.

Putri yang melihat hal itu tersenyum bahagia. Buru-buru ia menjulurkan kakinya didepan wajah Dini membuat Dini menghela napas jengah, "Pijitin kaki gue sekalian, oh iya sebelum itu lo cuci tangan dulu karena gue gak mau kuman ditangan lo pindah ke kaki gue" ujar Putri tak berperasaan.

Siswa yang didalam kelas hanya bisa menatap ke arah Dini iba, mereka semua tidak berani melawan Putri. Dini hanya menangisi kebodohannya yang tidak berani melawan Putri. Putri sama sekali tidak mengasihani tangisan Dini yang terdengar memilukan.

"Oh, cuma segitu doang kemampuan lo hah?!" bentak Putri saat pijatan Dini memelan. Putri yang duduk membelakangi pintu kelas tidak menyadari kehadiran si Ketua OSIS. Rara yang duduk berhadapan dengan Putri tentu saja melihat kedatangan Ridho.

Ridho menghampiri meja Putri dan berteriak keras, "Lo apa-apaan hah? Gak cukup kemarin kesiram air keras? Dia temen lo sendiri, lo sadar gak? Dia bukan pembokat lo yang bisa dengan seenaknya lo suruh buat mijitin kaki lo yang cacat itu!" bentak Ridho keras.

Putri terkejut bukan main, ia menarik kakinya dari pijatan Dini. Mata Putri berkilat marah, "Temen lo bilang? Emangnya gue pernah bilang dia itu temen gue? Lagian kalo kemarin kakinya yang kena air keras, gue juga gak bakal nyuruh dia pijitin gue kayak gini"

Ridho meremas rambutnya kasar, "Lo udah buat batas kesabaran gue habis. Soal kemarin, gue benar-benar nyesel udah bantuin orang yang gak tau diri kayak lo" ucap Ridho sedangkan Putri hanya tersenyum miring mengeluarkan seringaiannya.

"Oh ya? Gue juga nyesel udah pernah dibantuin sama orang yang gak tulus kayak lo" balas Putri santai.

Ridho menarik tangan Dini untuk berdiri, "Pergi cuci tangan supaya lo terhindar dari virus orang gak berperasaan kayak dia, biar dia jadi urusan gue" ujar Ridho kepada Dini. Dini hanya bisa terisak sambil mengangguk.

"Dan...buat cewek berhati iblis kayak lo, temuin gue diruang OSIS nanti pas istirahat" imbuh Ridho enggan melirik Putri.

"Kalo gue gak mau?" tanya Putri melipatkan kedua tangannya didepan dada.

"Kalo lo gak dateng, gue pastiin hidup lo gak bakal tenang disekolah ini" Ridho keluar dari kelas Putri saat itu juga.

****

Sudah selesai bacanya? Yukk tinggalkan jejak kalian lewat Vote dan Koment!
😋❤

Hujan Menyatukan Kita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang