Chapter 3

4.6K 814 148
                                    

"Ayah, gendong!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah, gendong!"

Jae masih diam. Menatap si bocah laki-laki sekitar umur 5 atau 6 tahun yang masih merentangkan tangan dengan mulut menganga.

Ini beneran Jae punya anak?

"Ayah!" protes si kecil saat Jae masih diam dan nggak menuruti permintaannya.

"AYAH!! MANDI SANA, SEKALIAN MANDIIN JISUNG JUGA. JANGAN AJAK JISUNG MAIN DULU NANTI TELAT!"

Teriakan Wendy dari arah dapur memecah lamunan Jae. Jae jadi makin sadar bahwa apa yang ia alami sekarang bukan cuma mimpi apalagi khayalannya doang.

"Jadi, kamu Jisung?"

Si bocah itu ngangguk sambil natap Jae aneh. Ya iya, ini Ayahnya kenapa memastikan nama Jisung padahal Jae sendiri yang kasih nama 'Jisung' buat Jisung.

"Ayah, gendongggg!!!!" Jisung merengek. Makin mendekat ke arah Jae dan merentangkan tangan.

Jae akhirnya menggendong bocah itu setelah beberapa detik berpikir. Menuruti perintah Wendy dan masuk ke kamar mandi setelah nanya letak kamar mandi ke Jisung.

'Ayah aneh hari ini'

***

Jae sarapan dengan tenang walau sesekali melirik Wendy dan Jisung bergantian. Setelah memandikan Jisung yang mana bukan pekerjaan yang gampang, karena bocah itu ngajak mainan air terus, Jae akhirnya duduk tenang.

Jae masih bertanya-tanya kenapa dia bisa ada di tahun 2030 padahal Jae yakin Jae nggak mengalami semacam kecelakaan sampai otaknya kehilangan memori selama 10 tahun. Yang makin nggak habis pikir kenapa bisa Son Wendy?

Iya, kenapa bisa si musuhnya –perempuan terakhir yang bakalan Jae jadikan istri sekarang malah jadi orang terpenting di hidup Jae? Ditambah fakta kalau mereka udah punya buntut. BUNTUT. ANAK.

"Ekhem,"

Makanan Jae udah abis. Luar biasa emang si Wendy ini. Walau cewek itu menyebalkan di mata Jae, tapi harus diakui skill memasaknya luar biasa. Semua sarapan yang dibuat Wendy itu menu kesukaannya.

Jae lagi-lagi melirik ke arah Wendy yang bukannya makan sarapannya malah sibuk nyuapin Jisung. Sumpah ya, ini anak emang manja banget. Apa-apa pengennya sama Wendy sampe tadi aja Jae dibuat susah karena Jisung nggak mau mandi kalau bukan Wendy yang mandiin.

"Jadi,"

Wendy dan Jisung menoleh menatap Jae. Bikin Jae salah tingkah ditatap seperti itu. Heran deh, ini sikap galaknya Jae kemana yah?

"Kenapa? Ayah mau nambah?"

Buru-buru Jae menggeleng. Belum terbiasa sama sikap Wendy yang lembut ke Jae, berbeda 180 derajat kaya Wendy yang Jae kenal sebelumnya. Belum lagi cewek ini yang luar biasa makin cantik setelah jadi ibu-ibu.

10 Years Later ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang