Chapter 12

3.3K 670 112
                                    





🌸🌸🌸

Saturday. Weekend.

Hari dimana Enam Hari libur. Mereka memang sengaja mengosongkan hari sabtu dan minggu karena dua hari itu dikhususkan buat quality time bersama keluarga. Ya kan setelah 5 hari bekerja keras buat menyambung hidup, mereka butuh istirahat. Nggak bisa diganggu gugat.

Makanya Jae hari ini masih di rumah, belum bangun dan belum mandi. Jisung pun demikian. Cuma si Bunda yang pagi hari udah kinclong. Bedanya Wendy hari ini nggak ribet ngebangunin dua cowok berharga di hidupnya itu.

"Ayah, Bunda berangkat dulu ya?"

Yang tadinya Jae masih merem, langsung buka mata walau masih keliatan ngantuknya. "Udah mau berangkat? Sebentar, Ayah mau ganti baju dulu."

Jae berniat bangun tapi badannya langsung ditahan Wendy dan buat posisi Jae tiduran lagi. "Nggak usah, Bunda berangkat sendiri aja."

"Tapikan –"

"Bunda pake ojol, Ayah. Itu bapaknya udah nungguin di depan. Lagian ini kan hari liburnya Ayah, mending Ayah istirahat aja ya," potong Wendy sambil nangkup muka Jae yang masih muka bantal. Gemes sendiri liatnya.

Hari ini sih judulnya quality time bersama keluarga, tapi Wendy sendiri masih sibuk kerja di toko kuenya yang cuma libur di hari minggu.

"Beneran? Mau sendiri?"

"Iya, sayang. Bangunnya jangan siang-siang ya. Bunda titip Jisung. Kalian jangan lupa makan terus mandi. Makanannya ada di meja. Nanti tinggal diangetin aja, okey?"

Jae cuma menggumam nggak jelas. Masih ngantuk. Jadi cuma jawab seadanya dan setelahnya, Jae dapet ciuman di pipi sebelum Wendy beneran pergi sama bapak ojol.

Sekarang udah terbiasa banget dengan segala macem kelakuan Wendy yang tiba-tiba meluk sampe cium-cium pipi Jae. Waktu satu minggu lebih cukup buat Jae sedikitnya tahu tentang kehidupan rumah tangganya dan kebiasaan-kebiasaan yang Jae lakukan tiap bersama Wendy maupun Jisung.

"Ayah."

Kayanya baru lima menit Wendy pergi, mata Jae kembali kebuka. Liat Jisung di depan pintu kamarnya sambil ngucek-ngucek matanya, keliatan baru bangun tidur.

"Sini, tidur lagi sama Ayah." Jae nepuk tempat kosong disebelahnya.

Jisung nurut, langsung naik ke kasur dan tidur lagi di pelukan Ayahnya. Dan berakhir mereka berdua yang bangun jam 12 siang.

🌸🌸🌸

Jae dan Jisung, dua-duanya lagi sisiran di depan kaca. Dalem hati juga sedang memuji ketampanannya.

Setelah kenyang tidur sampai siang, Jae bangun lebih dulu dan bangunin Jisung. Mungkin kalau si Bunda tau, Jae bakal diomelin tiada henti. Tapi karena yang ngomelin tidak tahu menahu, Jae masih aman.

"Woah! Gue ganteng!" kata Jae tiba-tiba sambil masih benerin rambutnya. Tumbenan mau sisiran padahal tiap hari Jae nggak akan peduli sama tatanan rambutnya yang berantakan.

"Gantengan Jisung lah!" Jisung di sampingnya nggak mau kalah. Benerin rambutnya sambil pose ganteng.

"Gantengan juga Ayah daripada Jisung," yang tua semakin nggak mau kalah.

"Gantengan Jisung. Bunda aja bilang Jisung ganteng kok!" Jisung yang mulai nggak terima malah berkacak pinggang sambil natap Jae tajam. Buat Jae sih itu nggak menakutkan ya, masih sereman amukannya Brian kalau di ambekin sama Seulgi.

10 Years Later ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang