Minggu, 12 Oktober 2020.
hari ini adalah hari Minggu yang sangat berbeda dari yang diharapkan Heejin sebelumnya. dimana sebelumnya, Daniel biasanya akan mengunjungi apartemennya hanya untuk sekedar sarapan pagi bersama, atau mengajaknya jogging di taman komplek apartemen.
harapan itu sudah tidak ada lagi sekarang. ah benar, Heejin belum siap menerima kenyataan yang terjadi tadi malam. dadanya ngilu setiap mengingat kembali kejadian itu. dirinya terlalu jatuh pada Daniel. namun tidak habis pikir mengapa Daniel memutuskan nya begitu saja.4 tahun lamanya mereka menjalin hubungan, dan Daniel memutuskannya ditengah jalan.
Minju
Jin,udah nyiapin buat ospek besok?Heejin melihat notifikasi yang tertera di layar hp yang ia simpan diatas laci meja belajar. sejak kejadian kemarin, Heejin rasanya tidak ingin berbicara dengan orang lain dulu. bergelut dalam selimutnya sedari malam. galau kalo kata anak muda jaman sekarang.
ah iya, dia hampir lupa. besok adalah hari pertama nya memasuki dunia perkuliahan. harusnya besok adalah hari terbaik nya, diantar Daniel saat hari pertama nya masuk dalam lika-liku kehidupan perkuliahan.
ck, ia merutuki dirinya sendiri mengapa terus-terusan memikirkan Daniel hari ini. ia tidak bisa begini terus.
[•]
"Jin, gue ke apartemen lu ya? bikin bareng lah, ga ngerti nih gue."
"eum, yaudah deh kesini aja."
"ashiap, gue otw."
pip
ya setelah dipikir-pikir Heejin tidak boleh begini terus. akal sehatnya masih waras. pasal dirinya yang ditinggalkan Daniel memang benar membuat nya sakit hati. namun lelaki di dunia ini masih banyak. ia tak ingin terkena penyakit mental sebab menangisi Daniel setiap jam. terlebih lagi besok adalah hari pertama nya kuliah. ia tidak boleh terus-terusan murung.Minju sedang dalam perjalanan menuju apartemen Heejin. rencana nya mereka akan membuat perlengkapan yang dibutuhkan saat ospek besok. Minju adalah satu-satunya teman SMA Heejin yang lolos masuk kampus yang sama dengan nya.
ting tong
"masuk aja nju!" Teriak Heejin begitu bel apartemen berbunyi.
"JINNN! ADUH GILA SEMINGGU NIH, APA IYA LU GA KANGEN GUEE?" teriak Minju lebay saat baru saja memasuki apartemen Heejin.
seminggu mereka tidak bertemu dikarenakan keduanya sibuk dengan hal masing-masing. sebut saja Heejin yang belakangan sibuk menggalaukan pacarnya—ralat, mantan pacarnya. sedangkan Minju, perempuan itu, entahlah. padahal biasanya setiap hari mereka akan melakukan q-time nya. marathon drakor atau menghabiskan stok makanan di dalam kulkas Heejin. berakhir Heejin misuh-misuh sebab harus berbelanja lagi. ya begitu mereka sangat dekat bak cicak di dinding.
"lebay lu kumat." ucap heejin memutar bola matanya malas. pasalnya Minju tidak pernah menghilangkan sifat lebay plus hebohnya ini sejak SMA. muka nya saja kalem, tapi kalo disuruh coba menjadi sahabat Minju dalam semalam, kalian akan tau rasanya.
"btw, Daniel kemana? biasanya jam segini main kesini deh."
demi tuhan. mengapa nama Daniel harus terlontar dari bibir Minju. salah Heejin juga sih tidak menceritakan nya sejak awal. namun sebenarnya ia belum siap untuk menceritakan itu semua, mengingat kejadiannya saja dadanya sudah sesak.
"gue putus sama dia."
"HA?!"
[•]
selepas membuat perlengkapan untuk ospek dan sedikit bercerita tentang yang dialami Heejin tadi malam, kini mereka memutuskan untuk berbelanja di Supermarket dekat apartemen.
jika kalian tahu, reaksi Minju setelah mendengar cerita Heejin adalah ngamuk. gadis itu mengomel-ngomel bak ingin menerkam Daniel. keterlaluan pikirnya. namun Heejin menenangkannya, lalu terpikirlah ide untuk membawa Minju ke supermarket.
dan ternyata benar, Minju berhenti mengamuk. Minju akan diam ketika sudah bertemu makanan. dasar tukang makan.
sepertinya kedua gadis itu akan melakukan rutinitas mengemil nya sepanjang hari sebelum masuk kuliah. sebab mungkin setelah ini mereka akan sangat sibuk dikarenakan tugas-tugas maba yang menumpuk.
"yoghurt atau yakult?"
"dua-duanya aja lah." saut Heejin dibalas acungan jempol oleh temannya.
Minju mengambil beberapa pack yoghurt dan yakult di rak minuman segar, setelahnya menaruhnya di trolly yang di dorong Heejin.
"pengen beli bubur bayi deh." gumam Heejin melihat beberapa kotak bubur bayi beraneka rasa di atas rak.
"pantes aja badan kayak triplek, makannya aja begituan." komentar Minju.
"musnah aja deh lo, badan gue bodygoals gini."
"ye syaiton, itu mah tulang bukan bodygoals."
meskipun keduanya teman dekat, tak jarang mereka terlibat adu mulut hanya karena hal sepele seperti ini. memang benar sih pepatah yang bilang 'sahabat adalah musuh sejati'. ibaratnya, tak adu bacot maka tak temenan.
"nju, lu mau beli—AW!" teriak Heejin membuat beberapa pasang mata menatap ke arahnya. sial, Heejin tak sengaja menabrak tubuh orang. efek ia tidak melihat jalan didepan.
"e-eh, maaf." ucap Heejin sembari mengambil beberapa sayuran milik orang itu yang terjatuh.
"sekali lagi maaf ya." ucap Heejin lagi, lalu memberikan sayuran milik orang itu. agak mendongak melihat lawan bicaranya yang lebih tinggi darinya. laki-laki memakai jaket boomber merah dengan perpaduan raut wajahnya yang datar.
mampus aja deh gue, serem banget ni cowok. Heejin merutuki dirinya sendiri.
"ya, gapapa." ujar cowok itu singkat, lalu setelah nya segera berlalu dari hadapan Heejin. sepertinya akan membayar belanjaan nya ke kasir.
"duh lo kenapa sih? gapapa kan??" Minju yang melihat kejadian tadi segera menghampiri Heejin yang masih bergeming.
"Jin?"
"hah? i-iya gapapa."
[•]
t b c.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Jeno
Fanfiction𝘫𝘦𝘯𝘰 𝘩𝘦𝘦𝘫𝘪𝘯☁️ Dia yang ditakdirkan datang merubah hidupku. Merubah sesuatu yang gelap menjadi terang bak cahaya. Ku harap takdir tidak hanya menempatkan kita berdua sementara, namun untuk selamanya. ©®Rxyeoll_