kring kring kring kri—
"ah berisik banget sih! asli gue ngantuk banget." Heejin merutuki alarm nya yang berbunyi nyaring sejak tadi. ia mematikan nya kesal, lalu berniat untuk tidur kembali. pasalnya ia kurang cukup tidur tadi malam karena bergadang menghabiskan episode drakornya.
baru saja ingin tidur kembali, tiba-tiba ia teringat.
"OH IYA GUE JADI MABA!" ia terburu bangun dari tidurnya. lalu dengan cepat menyambar handuk di jemuran kecilnya, berlari menuju kamar mandi.
persetan mandi bebek, prinsipnya yang penting mandi.
ia harus buru-buru agar tidak terlambat. sekarang masih pukul 05.30, namun tetap saja seorang maba membutuhkan persiapan banyak. terlebih lagi jika orang itu Heejin yang teledornya bintang lima. soal berangkat, kemarin Minju berjanji akan menjemputnya jam 6 pagi.
langsung saja Heejin menyiapkan dirinya. memutuskan untuk memakai blouse putih lengan panjang juga rok putih diatas lutut dengan warna sepadan. sebab dresscode hari ini dijatuhkan untuk memakai putih-putih.
beralih ke make up. ia tidak repot-repot untuk hal seperti ini, karena dasarnya jika ia tidak memakai make up pun wajahnya sudah cantik natural. namun agar tidak terkesan pucat, ia menggunakan foundation dan sedikit bedak, serta mengoleskan liptint tipis pada bibirnya. rambutnya ia biarkan tergerai.
Heejin melihat jam dari layar lockscreen hp nya. sudah pukul 05.50. ia segera menyambar slingbag hitam nya yang terletak diatas meja belajar. lalu dengan cepat keluar mengunci pintu apartemen. ia harus segera turun agar Minju tidak menunggu lama dan mengomel bak nenek lampir.
[•]
"pesen apa nih?"
"apa ya? samain aja deh."
"siap, gue ngantri dulu ya."
ospek maba hari ini telah selesai barusan. para maba diperbolehkan untuk istirahat. kini Heejin juga Minju telah berada di kantin. walau sebenernya harus rela berdesakan-desakan dulu agar bisa mendapatkan tempat duduk. wajar saja mengingat ini hari pertama ospek, hampir rata-rata semua maba beramai-ramai makan di kantin ini.
Heejin sendiri sebenarnya bingung ingin memesan apa, sebab semua kedai sangat ramai antrian. karena tidak ingin berdiri lama-lama ditengah kerumunan banyak orang, akhirnya ia memutuskan untuk menghampiri stand nasi goreng saja. setidaknya tidak terlalu panjang antrian nya dibandingkan stand bakso atau mie ayam.
Heejin berjalan menghampiri stand nasi goreng, mengantri di barisannya. demi tuhan ramai nya seperti mengantri sembako. kalo aja sekarang perut Heejin gak keroncongan, mungkin ia akan menahannya saja hingga jam pulang nanti.
"aduh buruan dong mba."
"mba nasi gorengnya dong."
"buruan mba laper nih."
kira-kira begitu ocehan para manusia-manusia lapar yang menginginkan sepiring makanan. padahal kalo ditanya semua juga lapar, gak perlu dorong-dorongan kali. Heejin sedari tadi kedorong kesana-kemari, ia jadi kesal sendiri.
"mba buruan!—"
"—AW!" kan benar saja, sekarang Heejin kedorong lagi. parahnya sekarang ia menyenggol tubuh maba didepannya yang sama-sama sedang mengantri.
"aduh,jangan dorong-dorongan dong!" Heejin yang sudah kesal daritadi akhirnya mengomel.
ck, sialnya ia masih berurusan dengan orang yang tidak sengaja di senggol nya tadi. lebih tepatnya bukan hanya senggolan, karena Heejin juga menabrak punggung orang itu.Ia tidak yakin rasanya tidak sakit,karena tadi Heejin terdorong lumayan kencang oleh antrian dibelakang nya.
"maaf ya, gue—lah lo cowok yang kemaren di supermarket bukan sih?!" bkan main, Heejin kembali bertemu dengan cowok itu. cowok ganteng berwajah datar yang ditabraknya di supermarket kemarin.
mati aja udah, cowo itu beneran nyeremin banget. raut wajah nya datar gak pernah berubah, kayak mau nerkam orang. sial banget sih Heejin bisa tak sengaja menabraknya dua kali.
"ck, nabrak gue mulu lo." ucapnya memutar bola matanya malas.
"ya gue ga tau, gue minta ma—" ucapan Heejin terpotong, cowok itu sudah lebih dulu menyelah ucapannya.
"ya." singkatnya.
"ya apa?" karena pada dasarnya tingkat kecepatan otak Heejin masih dibawah rata-rata alias lemot, ia tidak mengerti maksud dari ucapan cowok itu.
"gapapa." ucap cowok itu. lagi.
"hah? maksudnya?" ya Tuhan berikan Heejin otak yang cerdas.
"ck, iya gapapa." cowok itu mendecak kesal, karena sedari tadi Heejin tidak memahami perkataan nya.
setelah nya cowok itu langsung pergi dari hadapan Heejin. entah akan kemana, iai meninggalkan barisannya. aneh, padahal sudah mengantri capek-capek.
"lah, ga jadi baris dia??" cibir Heejin pelan.
sebelumnya, ia sempat meilhat kartu name tag yang terkalung di leher cowok itu. karena semua maba belum diperbolehkan melepas kartu name tag sebelum jam pulang berbunyi.
kalo ga salah,
"Lee Jeno." gumam Heejin.
[•]
t b c.
visualisasi heejin jadi maba
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Jeno
Fanfiction𝘫𝘦𝘯𝘰 𝘩𝘦𝘦𝘫𝘪𝘯☁️ Dia yang ditakdirkan datang merubah hidupku. Merubah sesuatu yang gelap menjadi terang bak cahaya. Ku harap takdir tidak hanya menempatkan kita berdua sementara, namun untuk selamanya. ©®Rxyeoll_