4 | f o u r

270 54 6
                                    

"ngantri banget gila!" keluh Heejin seraya membawa 2 piring makanan untuknya juga Minju.

"untung gue ga ngantri hehe. makasih Heejin mwah." kata Minju menyengir kuda, tak lupa mengeluarkan kata-kata lebay andalannya.

"ye kampret."

Heejin dan Minju segera menyantap makanannya keburu bel masuk berbunyi. selama makan diantara mereka tidak ada yang membuka suara, hingga akhirnya Heejin mengingat kejadian tadi, ia menabrak cowok yang kalo tidak salah bernama Lee Jeno.

"Nju."

"apa?"

"guwhe mahu ceritha."

"apa?"

"twadi guwhe nabrwak—"

"habisin dulu anjir! kebiasaan."

Heejin menyengir, lalu dengan cepat mengunyah nasi goreng yang ada di mulutnya. kebetulan juga itu suapan sendok terakhir. sisanya hanya tersisa piring bersih yang tidak meninggalkan jejak makanan apapun.

"lu tau cowok yang kemaren kan?" ucap Heejin memulai pembicaraan.

"cowok yang mana? gue ketemu cowok kan banyak." jawabnya disertai wajah tanpa dosa.

Heejin memutar bola matanya malas. "itu loh cowok yang kemaren gue tabrak di supermarket."

Minju terdiam, mencoba mengingat-ingat kejadian kemaren. maklum aja nih ya, Minju ini playgirl kelas kakap sedari SMA. jangan tertipu oleh wajah polosnya. hobinya ngalusin cowo mulu, tapi ga ada satupun yang nyantol sama dia. konon tipe cowo nya harus kelas bintang lima.

"oh iya gue inget. kenapa?"

"tadi gue nabrak dia lagi di stand nasi goreng." lanjut Heejin.

"oh—LAH?! BERARTI SATU KAMPUS DONG ANJAY?"

jangan lupakan lambe lebar nya Minju. ya tuhan kubur Heejin sekarang, punya dosa apa dirinya bisa berteman dengan mahluk itu.

"mulut lo ih! ini kantin anjrit???" bukan apa-apa, kini beberapa pasang mata mulai melihat ke arah mereka, bingung. masalahnya ini yang malu Heejin, temen nya kok begini amat.

"hehe maaf, lanjut jin." cengir Heejin. lagi.

NYENGIR TEROSS.

"ya gue juga kaget sih. ga sengaja baca nametag nya, kalo gak salah namanya Jeno."

"ganteng ga? gue ga sempet liat muka nya kemaren."

"cowo mulu lo kampret, gua ruqyahin sini." ucap Heejin disusuli lemparan tisu yang tepat mengenai wajah Heejin.

Heejin mengedarkan pandangannya. awalnya hanya iseng, mencari sesosok Jeno agar bisa diperlihatkan kepada Minju. tapi tak disangka keisengan Heejin ajaib juga, ia menemukan Jeno bersama teman-temannya di meja pojok paling belakang.

"Nju, itu tuh yang gue bilang si Jeno." kata Heejin mengarahkan pandangannya kebelakang.

Minju yang mengerti maksud Heejin juga ikut menoleh kebelakang, karena meja Jeno dkk membelakangi Minju. Minju menelaah satu persatu cowok yang ada dibelakang.

"maksud lo itu?"

"iya."

"beneran itu? yang pake jaket merah, yang rambutnya—"

"iya maemunah!"

"anjir, ganteng pisan asdghjkl!" Mohon dimaklumi, saudari Minju memang begini wataknya. bening dikit langsung gas.

Heejin mengernyit heran. ganteng Minju bilang? ngaco kali ah. cowok muka datar kayak gitu. Heejin meneliti sosok cowok itu, menyelidiki apa yang membuat Minju mengatakan kalo dia—

He's JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang