5-Andini

88 13 7
                                    

Tok.. Tok.. Tok..

"Assalamualaikum."

"Neek, Kak Hamzaah, aku pulang nih." Dengan membawa koper besar dan tas ransel dipunggungnya.

Sambil menunggu, ia duduk dikursi depan rumah. Wanita bercadar, berhijab biru muda. Memandangi langit-langit dengan penuh rasa syukur.

"Waalaikumussalam." Jawab nenek setelah membuka pintu rumah.

Lekas ia pun berdiri dan tersenyum merkah sembari menyalami tangan sepuh itu.

"Maasya Allah, kamu sudah pulang nak. Kok nggak bilang nenek sama Mas Hamzah kalau kamu mau pulang?" Sapa nenek, sambil memeluk dan mengusap lembut kepalanya.

Andini Rahmawati, Adik Hamzah. Seorang wanita anggun, berakhlak baik. Siapapun yang melihatnya ia akan terpana dengan kelembutan tutur katanya.

"Hehe Alhamdulillah Dini lulus Nek. Maaf nggak ngabarin dulu, kan biar suprise." Senyumnya merkah sambil memandang mata sang nenek.

"Alhamdulillaaah, bersyukur nenek din. Kamu gimana selama disana, sehat-sehatkan?" Tanya nenek dengan nada penuh syukur.

"Sehat-sehat kok Nek, Alhamdulillah. Dini nggak kelihatan gemukkan ... Nggakkan?" Ucapnya meyakinkan nenek, sambil berputar-putar layaknya cinderella.

"Nggak kok din, waah cucu nenek sekarang sudah jadi perawan yah. Cantik!." Kata nenek menganggukan kepala serta mengedipkan mata.

"Alhamdulillah Nek. Eh Kak Hamzah kemana, belum pulang yah?" Tanya Dini penuh penasaran.

"Belum atuh Din, paling nanti agak sorean. Yuk masuk dulu, rapihin dulu baju-baju kamu kelemari." Ajak nenek.

"Iya Nek, siap. Nenek belum masakan? Kalau belum.. Kita masak bareng, biar kayak dulu lagi." Tegas Dini. Sambil senyum-senyum.

"Belum din, kamu masih inget aja sih. Yuk atuh kita masuk."

"Inget dong, masa lupa sih. Hayuk." Dini mengambil koper, masuk kedalam rumah bersama nenek.

***

Setelah selesai semua pekerjaan, aku pun menunggu pak eko. Beliau adalah salah satu konsumen kami.

"Zah, ini buat kamu. Terimakasih sudah bantu-bantu, kerja kamu bagus hari ini hehe." Puji pak Eko.

"Alhamdulillah Pak, ini terimakasih untuk bayarannya. Kalau begitu saya duluan ya pak." Ucapku sambil mengajak salaman Pak Eko.

"Eh, iya Zah. Silahkan."

Alhamdulillah pekerjaanku beres. Tak lupa aku mengambil kotak nasi yang diberikan nenek untuk makan siang. Kata nenek, untuk menghindari kejadian seperti kemarin.

Dalam perjalanan pulang, aku bertemu dengan teman sekelasku. Ia berkata bahwa adik perempuanku sudah pulang dari pondoknya.

Hatiku pun sangat tidak sabar untuk bertemu dengannya. Inisiatifku, ingin membelikan sesuatu yang spesial untuknya dirumah.

"Mas, beli martabaknya satu. Yang manis ya." Ucapku kepada kang martabak.

Martabak kesukaan Dini. Entah ia masih ingat atau tidak makanan kesukaannya ini. Yang paling penting sebagai seorang kakak, aku merasa harus memberikan hadiah. Agar hubungan kami terjalin baik.

Ya itulah kami, keluarga sederhana yang kadang tak punya apa-apa untuk kebutuhan mendesak. Tapi aku yakin situasi seperti ini akan berakhir jika percaya bahwa Allah akan merubah diri kita kejalan yang lebih baik.

"Maaf, ini Mas martabaknya."

"Sip Mas, makasih yah. Ini uangnya pas." Yakinku kepada kang martabak.

"Iya Mas, Sama-sama." senyumnya kepadaku.

**

"Assalamualaikum." Aku sembari membuka pintu rumah.

"Waalaikumussalaaaam." Jawab nenek dan Dini serempak.

"Eh ada Dini. Ini ada hadiah kesukaan kamu." Kataku kepada Dini.

Aku menyalami nenek, dan dini menyalamiku.

"Hehe iya kak, gimana kabarnya kak, sehat?" Tanya Dini kepadaku.

"Alhamdulillah sehat, kamu gimana din? Makin gemuk ajaa." Candaku pada adikku.

"Ihh.. Kakak mah. Kata nenek aja aku masih kurus kok. Iyakan Nek?" Kata adikku dengan nada memelas.

"Hehe, Hamzah. Nggak boleh begitu, gini-gini dia adikmu yang cantik sendiri." Bela nenek kepada Dini.

"Iya, Nek. Hamzah bercanda kok." Ucapku sambil mengelus kepala dini.

"Ya udaah, Yuk kita makan Bareng-bareng. Nih, dini udah masakin buat kita." ajak nenek.

"Eh, Dini emang bisa masak yah? nanti keasinan lagiii." godaku kepada dini.

"Jangan jujur gitulah kak." Cegah dini atas pertanyaanku.

Lalu kami pun tertawa bersama. Suatu kesempatan yang masih aku rasakan, kebahagian sederhana ini membuatku mengerti. Apa arti kebahagiaan yang sebenarnya.

Bersambung....

Jangan lupa Support temen-temen 😊🙏

Lelaki hitam. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang