"Selalu ada hikmah dibalik setiap kejadian yang menimpa, maka kuatkan tekad dan langkahmu. Karena pertolongan Allah sebentar lagi datang." ~Hai
***
"Mas Hamzah, maaf yah atas perilaku teman Zahfira tadi. Rey memang seperti itu sikapnya, tapi Zahfira yakin kalau dia... suatu saat akan berubah." Ucap Zahfira tertunduk malu.
"Iya Mbak, ndak papa kok. Saya sudah biasa sama orang-orang yang seperti itu, saya juga tahu bahwa Rey itu... punya masalah dalam hidupnya." tuturku pada Zahfira.
Rey sosok yang dingin, Zahfira sangat percaya bahwa ia akan berubah menjadi lebih baik. Dalam hati... aku merasa tertampar, bahwa aku saja belum bisa menjadi lebih baik.
Tapi kenapa reaksi itu terjadi ketika Rey mendapat pembelaan dari Zahfira soal itu. Bukan, sepertinya aku iri kepada Rey.
"Ya udah Mas, kita masuk Yuk...! Acaranya sudah mau dimulai, nanti kita ketinggalan lagi...." Ajak Zahfira kepadaku.
"Siap Mbak, Din hayuk kita masuk!" Jawabku kepada Zahfira sambil salah tingkah memanggil Dini.
Dini yang sedang berbincang ria bersama Humairah, mengembangkan matanya lalu menoleh kepadaku.
"Iya Kak... Yuk Humairah, kita masuk juga!" Ajak Dini. Humairah mengangguk senang, dan berjalan bersama.
Kami pun masuk kedalam masjid, dan aku melihat interior masjid yang membuatku kagum. Ia dihiasi oleh lampu-lampu indah dilangit-langit masjid.
***
Kini aku berpisah dengan mereka, mataku menatap kedepan mencari-cari tempat yang nyaman. Sekilas aku melihat Rey, mataku pun tertuju padanya. Kakiku mulai berjalan melewati jamaah dengan tangan menjulur kebawah sebagai tanda untuk berjalan kedepan.
Setelah sampai akupun duduk disamping Rey, ia menoleh padaku. aku tersenyum sembari mengayunkan kepalaku kebawah khasnya orang sunda.
Rey menghiraukanku, ia memandang lagi kearah MC yang sedang membuka acara. Aku merasa agak sedikit kecewa, tapi mau apalagi. Sebisa mungkin aku harus lebih dekat dengan Rey, karena memang aku juga ingin berubah menjadi lebih baik lagi. Dan... berubah bersama-sama juga tidak terlalu buruk.
Kajian pun berlangsung, acara pembukaan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an itu sangat menyentuh hatiku. Semangatku semakin menjadi-jadi, ingin lebih lagi untuk belajar irama dalam membaca Al-Qur'an.
Aku mulai mencatat kesimpulan dari pembawa materi, dengan tema Aku pernah salah.
Sambil menarik nafas panjang aku pun tersenyum bahagia, bahwa kehidupan ini memang sangatlah kacau. Tapi disisi lain, masih ada orang-orang yang berusaha merubahnya menjadi lebih baik. Itu semua dimulai dari diri sendiri.
***
Kajian pun usai, aku melangkah bersama dengan Rey yang masih saja bersikap dingin kepadaku.
Tak lama... Ia memegang pundakku, lalu menoleh dan tersenyum sinis. Aku pun tersenyum padanya dan mencoba lebih akrab lagi pada Rey.
"Alhamdulillah, tadi kajiannya Maasya Allah yah. Bermanfaat banget. Eh Rey... Kamu mau makan siang bareng ndak?" Ucapku pada Rey lalu aku juga memegang pundaknya.
"Boleh, tapi gua peringatin ya.... Lho jangan macem-macem sama Zahfira, dia Bookingan gua." Tanggap Rey mengancamku dengan tatapan tajam.
Jleebb... Hatiku pun terasa terhempas dari ketinggian 1000-kilometer. Bahwa Rey juga menyukai Zahfira.
Bersambung...
Hallo Minnaa...
Semoga kisah kali Ini membuat kalian lebih penasaran yaak. Heheheh..Jangan lupa VOTE and share ya temen-temen. Dan juga kalau ada salah dari penulisan harap dimaklumi yah, kalau bisa juga dikomen lalu mimin bisa benerin. Karena jujur masih dalam tahap belajar hehe...
See you next Chapter 13
Salam kenal yang baru baca. 😊😊❣️🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki hitam.
RomanceHamzah, pria yang sangat dikagumi banyak orang. Bukan karena tampangnya, tapi karena hati yang anggun dan luas bagai samudera. Ia menjadi sosok kuat yang mendapat dukungan dari seorang wanita. Bahwa dengan akhlak ia dapat mengangkat derajat dirinya...