04 - A Picture

288 45 2
                                    

"kakak, aku sudah siap." Yunki menghampiri kakaknya yang sedang menyiapkan sarapan di ruang makan. Yoona tersenyum melihat adiknya, ia mengelus pipi adiknya dengan lembut dan kasih sayang.

"Selamat pagi Yunki, kau hari ini tampan sekali. Kakak berdoa semoga ujian harianmu itu mendapatkan nilai yang memuaskan." Ucapnya. Yunki mengangguk lalu menarik kursi, "oh iya, kak Beom-mu itu belum bangun ya?"

"En-"

"Siapa yang bilang aku belum bangun?" Beomgyu menampakkan dirinya. Ia menatap Yoona sembari bersedekap dada, pria itu bersandar di dinding dan tersenyum. "Pagi hari ini aku tampan juga kan?"

Blush~

Pipi Yoona merona, ia langsung saja membuang muka. "Permisi, lihat kaca dulu gih," ucapnya. Berusaha menahan rasa gugupnya. Akibat semalam salah ucap, jadinya begini, dasar Yoona bodoh. Kau melamun apa sih? Sampai-sampai mengatakan Beom itu tampan hanya karena tersenyum?

"Kak Beom tampan kok, kak Yoona jadi terpesona melihatnya." Sahut Yunki, dengan senyum evilnya. Yoona menatap adiknya, ia membunyikan otot-otot jarinya. "Kau bilang apa tadi?" Ucap gadis itu, menahan kesal.

"E-eh?! Tidak kok kak. Aku hanya bercanda, ayo kak Beom dimakan. Masakan kakakku kan enak," Yunki duduk, diikuti Beomgyu. Sementara Yoona, keluar dari dapur, menuju ke kamar untuk membersihkan dirinya.

"Kak, menurutmu kak Yoona cantik, kan?" Ucap Yunki tiba-tiba. Dan menghasilkan keterkejutan bagi Beomgyu. Tunggu dulu, cantik katamu? Dia itu jelek seperti serigala, menyebalkan sekali.

"Ah, entahlah." Balasnya seadanya. Dipikir-pikir, Yoona memang cantik. Tapi sikapnya itu yang suka marah-marah itu membuatnya menarik ucapannya kembali.

"Kak Beom, jujur saja, kak Yoona itu orang yang paling berharga bagiku setelah bundaku. Aku ingin dia mendapatkan seseorang yang dapat mengerti dirinya. Sejauh ini, ia tidak pernah dekat dengan laki-laki, ia begitu dingin terhadap orang lain. Alhasil, dia hanya mempunyai tiga teman dekat, dua cowok dan satu cewek." Jelas Yunki panjang lebar. Menekankan kata 'dingin' di ucapannya.

Beomgyu menanggapinya dengan anggukan, tapi ia langsung tersadar. "Tunggu dulu, jika ia tidak dekat dengan laki-laki, kenapa ia bisa memiliki teman pria? Dan kenapa juga ia bisa dekat denganku?"

Lelaki di depannya diam, "kak, lain kali aku bahas soal itu. Nanti kak Yoona bisa dengar," balasnya pelan. Beomgyu lagi-lagi merespon dengan anggukan.

"Loh? Kok diam, kenapa suasananya menjadi suram seperti ini sih?" Ujar Yoona, yang entah sejak kapan ada dibelakang Beomgyu.

"Ah, tidak apa-apa. Oh iya, kapan kau akan mengajariku? Memangnya kau mempunyai kamera?" Tanya Beomgyu. Ia meneguk air, menunggu balasan dari Yoona.

"Kau kira bundaku yang aktris tingkat atas itu tidak mempunyai kamera? Pasti punya dong," jawab Yoona angkuh. Yunki memejamkan matanya, kemudian menggeleng-geleng melihat tingkah kakaknya berubah seperti itu.

"Hari ini aku akan pulang cepat, jadi kita punya waktu untuk belajar menggunakan kameramu. Sementara Yunki, kau telepon kakak beberapa menit sebelum pulang ya." Yunki mengangguk, sesekali ia melirik kakaknya seraya tersenyum. Sepertinya seru. Ucapnya membatin.

"Kak, aku sudah selesai. Kami berangkat dulu, sampai jumpa." Yoona menaikkan turun kepalanya. Ia membalas lambaian tangan adiknya.

"Sampai jumpa, hati-hati bawa mobilnya Beom!"

"Siap," Yoona terkekeh geli mendengar balasan pria Choi tersebut. Tidak buruk juga, sepertinya paman benar.

 Tidak buruk juga, sepertinya paman benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
첫사랑 |  Choi BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang