Yoona terlihat sedang menanam beberapa bunga di halaman depan rumahnya, pagi hari sudah lelah begini, bagaimana dengan ibu yang terus saja bekerja setiap saat dan mengurus rumah serta kami berdua? Pasti melelahkan. Pikirnya.
Sementara itu, Jeon Yunki turun dari tangga, ia mencari keberadaan kakaknya. "Kak Yoona!" Teriaknya. Tapi tidak ada sahutan. Ia menuju dapur, tapi tidak ada seorang pun disana. Kemudian ia mendengar seseorang bergumam di halaman depan, lelaki itu melangkahkan kakinya. "Noona,"
Yoona yang baru saja menanam bunga terakhir menoleh, "Yunki, wah.. kau terlihat tampan seperti biasanya." ucapnya. Gadis itu tersenyum, "maaf kakak tidak bisa membelai wajah mu yang tampan seperti biasanya, tangan kakak kotor."
Tanpa sadar, adik dari Jeon Yoona itu menitikkan air mata. Dengan segera, kakaknya menghapus air bening itu. Sebelumnya ia mencuci tangannya agar tidak mengotori wajah tampan Yunki. "Astaga, kenapa kau menangis hm?"
"Kenapa kak- hiks.. kakak mau melakukan hiks.. ini?" Yoona tersenyum, ini sudah beberapa hari setelah kepergian sang ibunda. "Yunki, dengarkan kakak. Kakak melakukan ini untukmu dan bunda, mungkin ini yang harus dilakukan kakak. Ingat! Selalu dengarkan apa yang dikatakan orang tua, dan kakak tidak bisa mengindahkan ucapan itu. Lagipula, jika kita pakai uang wasiat bunda, pasti akan habis juga. Maka dari itu, kakak akan bekerja dan kau terus saja belajar. Soal sekolah kakak, kakak Yoona akan sekolah dirumah."
"Ta- tapi hiks.. bukankah aku juga bo- hiks.. boleh ikut? Setidaknya a- hiks.. aku tidak menyusahkan kakak," Yunki memegang kedua tangan Yoona di pipinya. Ia tidak ingin kakaknya terus-terusan menyusahkannya. Bahkan sejak masih ada Jeon Yuri, sang ibu, Jeon Yunki selalu saja direpotkan oleh kakaknya sendiri.
Yoona menggenggam kedua tangan adiknya itu, "Yunki tidak pernah menyusahkan. Adik kakak ini hanya meminta bantuan, bukan menyusahkan kakaknya."
Pip!
Sebuah klakson kendaraan beroda empat menghentikan kegiatan mereka, mobil berwarna hitam itu mengalihkan keduanya. "Kak, itu mobil siapa? Kok seenaknya memarkirkan mobilnya di depan pagar? Apalagi membunyikan klakson, dasar!" Gerutu Yunki. Menatap mobil hitam tersebut kesal.
"Kamu masuk saja dulu ya. Kakak tadi buat makanan loh, kau harus coba." Seketika mata Yunki berbinar. Lelaki itu mengangguk seraya tersenyum senang. Ia kemudian melangkah pergi masuk ke dalam rumah.
"Sementara itu, kita bicara pada orang menyebalkan sepertinya. Tapi, aku harus mengganti pakaian kotor ini terlebih dahulu," Yoona memasuki rumahnya, mengganti pakaiannya yang tadinya kotor.
Setelah selesai, ia melihat sekilas di ruang makan, adiknya sudah pergi. Ia berpikir, mungkin saja ia sudah menunggu di depan. Kakinya kembali berjalan menuju halaman depan rumahnya.
"Loh? Kok mobilnya sudah tidak ada?!" Ujarnya kesal.
Ting!
Ponselnya berbunyi, pertanda pesan masuk.
Yunki sok pintar
Kak, ternyata mobil yang terparkir di depan itu anaknya paman Shin. Paman meminta anaknya untuk mengantar ku dan kakak, tapi aku sudah bilang pada kak Beom kalau kakak tidak sekolah. Oh iya, ia akan mampir pulang sekolah, soalnya aku tidak enak padanya. Dan masakan kakak tidak pernah membosankan selalu enak, terimakasih kak.Yoona mengacuhkan pesan dari adiknya. Tunggu dulu, kak Beom? Jarinya kembali membuka ponsel itu, memperlihatkan kembali pesan Yunki.
"Kak Beom? Dia siapa? Oh.. anaknya paman Shin ya," gumam Yoona. "Baguslah, setidaknya mengurangi pekerjaan rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
첫사랑 | Choi Beomgyu
Fanfiction[END] Cinta pertama ku itu akan selalu ada dan tidak akan ada penggantinya. Maka, aku harus melakukan apapun demi mendapatkannya kembali. Choi Beomgyu, teman sekaligus cinta pertama ku. Note : kalau pun ceritanya sudah selesai, upayakan vote dan com...