[END]
Cinta pertama ku itu akan selalu ada dan tidak akan ada penggantinya. Maka, aku harus melakukan apapun demi mendapatkannya kembali. Choi Beomgyu, teman sekaligus cinta pertama ku.
Note : kalau pun ceritanya sudah selesai, upayakan vote dan com...
"Uhuk.. uhuk.." pertanyaan Beomgyu berhasil membuat Yoona tersedak oleh makanannya. Yunki yang berada disebelah sang kakak menyodorkan air minum, sesekali mengusap pelan punggung Yoona.
"Kak, kau baik-baik saja?" Yoona menoleh dan mengangguk.
"Apa? Ulangi perkataan mu tadi," tanya Yoona. Gadis itu merasa pendengarannya rusak.
"Kau, mau 'kan menikah dengan ku?" Mendengar pernyataan itu membuat Yoona tertegun. Ada rasa senang, tapi ia lupa satu hal. Menghindari pria itu.
"Maaf," satu kata keluar dari mulut gadis itu, Beomgyu yang mengerti hanya menunduk dan menelan salivanya kasar. Ia tahu, jawabannya akan seperti ini.
"Baiklah, tapi berikan aku kesempatan."
"Kesempatan? Untuk?"
"Untuk mendapatkan hati mu kembali, ku mohon." Yoona menatap Beomgyu, ada rasa kasihan padanya. Ia sebenarnya ingin kembali ke pelukan Beomgyu, tapi rasanya sulit setelah beberapa bulan yang lalu dibentak dan mengatakan bahwa Beomgyu tidak akan menikahinya. Meski itu hanya suruhan.
"Baiklah, aku memberi mu waktu 2 minggu. Jika hati ku belum saja tergerak, aku tidak akan menerima pernikahan mu." Setelah mengatakannya, Yoona berdiri dan meninggalkan kedua pria itu di meja makan.
"Kak Beom, kau baik-baik saja? Apa aku perlu membujuk kakak?"
Beomgyu tersenyum hangat mendengar penuturan adik dari Yoona itu, "tidak perlu, aku baik-baik saja. Mungkin, aku harus berusaha mendapatkan hatinya kembali. Aku harusnya memulai dari angka nol," ucapnya.
Yunki mengangguk pelan, "jika kakak butuh bantuan mengenai kak Yoona, kakak bisa meminta bantuan kepadaku."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yoona!" Merasa namanya dipanggil, gadis itu tersentak dari lamunannya dan menatap temannya yang menghampirinya dengan senyuman. "Selamat pagi," sapanya.
"Selamat pagi juga Jyuri," balas Yoona menyapa dengan senyuman.
"Oh iya, bagaimana?" Yoona menoleh ke arah temannya, kedua alisnya saling bertaut.
"Maksudmu? Apanya yang bagaimana?"
Jyuri mencibir, "Beomgyu, bagaimana? Kau dan ia bersenang-senang 'kan kemarin?" Yoona memutar matanya.
"Tidak," jawabnya spontan. Singkat dan tegas.
Jyuri yang mendengarnya memajukan bibirnya, "aish.. padahal Beomgyu kelihatannya baik padamu. Kau yakin tidak ingin memberinya kesempatan kedua?"
Yoona terdiam, sebenarnya kemarin ia sudah memberikan Beomgyu kesempatan kedua. Tapi, ia takut. Kejadian yang lalu terulang kembali. Meski ia rindu pada Beomgyu, ia takut ketika sudah jatuh malah kembali terluka.
Sesaat mereka menuju ke kelas, sebuah suara membuat mereka menghentikan langkah. Suara merdu khas laki-laki terdengar. Yoona tahu persis suara tersebut. "Beomgyu? Apa yang dia lakukan di lapangan?"