#09

292 31 7
                                    

"kalau jalan itu jangan bengong aulia" ucap nasar yang kini tepat dihadapan aulia.

Aulia yang kini sedikit medengak untuk melihat siapa yang ia tabrak, dan ternyata yang di tabrak adalah nasar siswa yang selalu aulia hindari.

Auliapun sedikit mundur untuk memisahkan jarak antara dia dan nasar, dan langsung berniat untuk pergi karena menurutnya tidak ada habisnya jika ia meladeni nasar.

"orang mah makasih, untung yang kamu tabrak saya" ucap nasar sedikit teriak karna aulia sudah lumayan jauh.


aulia yang masih bisa mendengar kata-kata nasarpun menengok kebelakang dan membuang muka begitu saja, nasarpun hanya senyum dan menggelengkan kepala pelan.

"di cuekin aja masih senyam-senyum" fildan menepuk pundak nasar.

"mending lu cari cewe lain aja deh sar, aulia terlalu dingin buat lu cocoknya ama gue" habib sambil senyum.

"ama nasar aja begitu apa lagi sama lu, ngaca sii di kaca indomare*" fildan.

"transparan kacanya njirr, eh tapi lu yakin bisa dapetin aulia sar?" habib

"liat saja nanti gue bakal bisa dapetin dia dan pangeran pun hidup bahagia dengan sang putri" ucap nasar dan langsung meninggalkan 2 anak buahnya itu.

"setres lu" teriak keduanya.

Aulia memasuki kelas dan langsung menuju mejanya, memasang earphone dan mulai fokus dengan novelnya.

"aul ridwan nyariin lu noh" ucap ical sambil menepuk pundak aulia.

"ada apa?" tanya aul

" mana gue tau emang gue bapaknya" ucap ical yang berlalu begitu saja.

Aulia kini bangun dari duduknya dan langsung menuju ridwan yang ada di depan kelas, ia melihat ridwan yang seperti biasa melemparkan senyum untuknya.

"gue punya dua tiket nonton ul, lu mau kga pulang sekolah temenin gue nonton" ucao ridwan.

"ridwan sudah berapa kali si gue bilang gue udah punya pacar, lagian emang lu kga malu apa ngegoda cewe yang sudah punya pacar. Mending lu ajak cewe lu ka weni buat nemenin nonton" jelas aulia

Ridwan bingung baru kali ini ia mendengar aulia ngomong sepanjang itu dan sejelas itu,

"lu dengerkan dia udah nolak lu, jangan suka memaksa wanita karena wanita tidak suka dipaksa" ucap nasar yang datang secara tiba-tiba.

Ridwanpun menoleh kearah nasar dan bingung kenapa dia bisa ada dibelakangnya dan menanggapi pembicaraan antara dirinya dan aulia.

"maksud lu?" ridwan

" blom jelas juga? Lu mau pergi dari sini dan janji kga gangguin aulia lagi atau hmm idung lu bagus yah kayanya lumayan nih kalau patah" nasar

Ridwan mengerti dengan kata-kata nasar yang mengancam secara halus dia takut dan langsung pergi begitu aja tanpa sepatah katapun.

Aulia yang melihat tingkah nasar kepada ridwan hanya diam dan geleng-geleng kepala dan berniat untuk pergi.

"aulia? Tunggu" nasar memegang pergelangan tangan aulia.

Aulia tidak menjawab hanya melirik nasar dengan wajah datarnya.

"terimakasih dong atas bantuan saya yang membuat ridwan tidak lagi menganggumu" nasar

"gue kga nyuruh lu" aulia dengan datar.

"setidaknya saya ingin membantu" nasar

"lain kali kalau membantu itu dengan ikhlas tanpa ada rasa ingin di terimakasihkan" ucap aulia dan menepis tangan nasar yang masih memegangnya.

Aulia langsung memasuki kelas dan nasar hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum seperti biasa.

Semakin kau bersikap dingin kepada saya semakin saya penasaran denganmu- batin nasar.

🍒


































Jangan lupa vote & komen

Maaf kalau banyak typo

Lvy

Salam
Mirna

AKU & KAUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang