#17

314 37 7
                                    

"ul irwan nyariin lu noh" ical memberitahu aulia.

"cal kali ini gue minta tolong sama lu yah, lu alesan apa gitu ke irwan gue lagi kg mau ketemu dia" aulia dengan wajah memohon.

"iyahiyah apasi yg kg buatlu" ical pergi menemui irwan.

"thkyou darling" aulia ketawa kecil.

Ical kini keluar kelas menemui irwan yang sedang menunggu, ical mengankat bahunya dan menggelengkan kepalanya.

"kata aulia dia lagi kg enak body dia kga mau nemuin lu" ical.

"hah? Aulia sakit" irwan dengan paniknya memasuki kelas aulia.

Irwan berjalan menuju meja aulia, dia sangat khawatir dan merasa bersalah karena kejadian tadi malam.

"sayang...? Are you ok" irwan menggelus rambut aulia.

Aulia enggan membangunkan kepalanya dari meja, dan dia masih tetapi diam.

"kalau kamu sakit ke uks yu aku temenin" irwan.

"no thanks aku bisa sendiri" aulia yang tiba-tiba bangun dan pergi begitu saja.

Aulia meninggalkan irwan yang masih terdiam dikelasnya sebenarnya aulia tidak tahu ingin kemana karena dia tidak benar-benar sakit masa dia ke uks? Kan aulia tidak benar-benar sakit, dan kini aulia menjatukan langkahnya menuju perpustakaan.

Irwanpun menggejar ketertinggalanya dengan aulia sedikt berlari dan diapun berhasil menyamakam langkah aulia.

"aulia ini bukan jalan ke uks, uks adanya disana" irwan menahan tangan aulia untuk berhenti sejenak.

"emang tadi aku bilang mau ke uks?" aulia datar.

"tapi kamu sakit sayang, ayo kita ke uks" ajak irwan menggandeng aulia namun tangan irwanpun ditepis kasar oleh aulia.

"wan plis aku butuh waktu sendiri" aulia

"aku tahu kamu marah sama aku aulia, tapi jangan gini caranya" irwan.

"apa aku bisa minta kekamu juga kaya gini, hmm aku tahu wan kamu mau ngelindungi aku dari rara and geng, tapi jangan dengan cara kamu diam saja diperlakukan begitu dengan rara!" aulia penuh penekanan.

Irwan hanya diam dia tahu aulia kecewa berat dengannya tapi dia juga tidak mau diposisi ini sekarang.

"dan satu lagi wan, aku minta sama kamu bilang ke orang tua kita berdua kalau kita udah kg cocok! Plis aku kg nyaman sama kamu kalau gini caranya wan" lanjut aulia dengan mata yang bebinar.

"no aulia no, aku kg bakal mutusin kamu" irwan.

"terserah kamu yang penting sekarang aku lagi kga mau ngomng sama kamu ok, plis jangan ikutin aku" aulia pergi begitu saja.

Aulia memasuki perpustakaan dengan pikiran kacau, aulia tidak ingin membaca buku hanya saja dia kesini untuk menenangkan diri.

"ka? Kaka aulia yaah?" seorang siswi kelas X

"hmm knp" aulia datar.

"oh ini ada titipan ka" siswi itu memberikan 2 buah pesawat dari kertas.

"oh makasih yah" aulia.

Aulia sudah paham dengan pesawat itu, itu pasti ulah AL yang selalu rajin membuatkan surat  untuknya.

9.

Sangat bodoh manusia itu sudah mensia-siakan wanita seperti kamu.

Jika saya jadi dirinya, akan saya jadikan kamu wanita sepesial ke 2 setelah mamah saya.

Jangan memikirkan dia kalau itu membuat kamu sakit,

Salam
AL

Bukan membuat semangat untuk aulia kini surat itu menyentuh hati aulia, aulia berfikir kenapa hidupnya selalu ada permasalah.

Nasar yang melihat aulia dari balik rak buku yang ada dibelakang auliapun merasa bersalah dan memutuskam untuk mendekatkanya.

"hai? Kok nangis" nasar duduk dikursi sebelah aulia.

Aulia yang menyadarinya kalau disampingnya itu nasar hanya menggelengkan kepalanya.

"berantem sama irwan? Kenapa musti dipertahanin si dia itu kga bagus, bukanya saya nilai orang yah tapi kalau lelaki yang tidak bisa memilih itu tidak baik aulia" jelas nasar.

Air mata aulia semakin deras dan tidak bisa ditahan lagi oleh aulia, menurut aulia nasar benar tapi apa boleh buat, dia dan irwan sudah di ikat.

Nasar mengambil kertas di tangan aulia dan berpura-pura membacanya padahal dia sendiri yang membuatnya.

"wow keren kata-katanya, tapi AL siapa? Fans kamu yang sama dengan ridwan yang mengejar-ngejarmu itu" nasar.

Aulia mengangguk membenarkan ucapan nasar dan mengapus air katanya, dia kini sudah lumayan tenang.

"wah saingan baru, mangkanya jangan cantik-cantik  jadi wanita haha, eh tapi seru nih kalau dibikin kaya ridwan biar saya tidak punya saingan" nasar diiringi senyumanya.

"lu nyakitin al gue bakal bikin perteman kita putus ok?" aulia

"kan saingan saya emang salah kalau saya memperjuangkanmu" nasar.

"berjuang itu yang sportif dong jangan main kekerasan" aulia dengan sedikit tertawa.

"iyahdeh iyah" nasar.

"tapi janji yah jangan sakitin al?" aulia mengulurkan jari kelingkingnya kepada nasar dan diterima oleh nasar.

Oh god ternyata nasar ini tidak seseram yang gue bayangin dia lucu dan seru diajak ngobrol maaf yaAllah kalau aulia memandang orang dengan sebelah mata -batin aulia.

🍒




































Thankyou
Ilvy

Note : maaf baru up lagi sedikit tidak sehat saja❤

Salam
Mirna




AKU & KAUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang