#11

274 30 1
                                    

"aulia...." sapa habib di iringi senyuman

Jangankan balas senyumpun tidak dikasih oleh aulia dia hanya melirik habib sekilas dan langsung fokus lagi ke giatan olahraganya,

"kasian amaat" fildan menggelus dada habib dengan kasar.

"pingin kitiwi tipi tikit disi hihihi" ucap nasar dan langsung meninggalkan kawanya itu.

"anak alay udah ah gue cabut kekantin perut gue lapar" habib.

"tapi kga bawa duit gue, bayarin yah duit gue ketinggal gegara gue kesiangan tadi" fildan

"oke gue mah temen yang baik, lu mau apa air es batu pake air putih aja kan" habib dengan tawa khas miliknya.

"kg ikhlas najisss" fildan mendorong habib.

Nasar kini sedang berada si lorong loker dan dia menuliskan sesuatu dan langsung menaruh disalah satu loker yang ada disana, setelah selesai dia menutup kembali lokernya dan langsung bergegas pergi.

Saat nasar ingin pergi ia ditahan oleh seseorang, nasarpun menoleh kebelakang untuk memastikan siapa yang menahan dirinya.

"lepas" nasar dengan nada ketusnya.

"sar plis dengerin dulu, gue mau minta maaf karena udah ninggalin lu demi si beni" selfi masih memegang tangan nasar.

"gue udah maafin lu dan tidak usah dibahas lagi sel itu udah basi" sahut nasar

"tapi kenapa lu masih besikap tidak suka gini ke gue" tanya selfi

"kga enak aja sama beni, dia kan pacar lu masa gue mesra-mesraan lagi sama lu jelaskan pacar lu sekarang si beni" nasar dengan santai.

"gue udah kga sama beni sar" selfi berkaca-kaca.

Nasar diam dan tidak berkata sedikitpun dia membuang pandanganya kearah lain, sedangkan selfi yang melihat aulia dari kejahuan mempunyai rencana untuk terlihat mesra dengan nasar.

walaupun dia tahu aulia tidak sama sekali cemburu setidaknya ia menggagalkan rencana nasar untuk mendapatkan hati aulia.

Selfipun menangis dan memeluk nasar, nasar yang tidak tega dengan mantan kekasihnya ini membalas pelukan selfi dan menenangkanya.

"bener kata lu sar beni itu cowo kg bener dia ngeduain gue sama rani temen gue sendiri" selfi yang masih menangis.

Aulia yang melihat pemandangan itu hanya melirik keduanya dan menganggap mereka tidak ada, mangkanya aulia dengan santainya mengambil seragam diloker miliknya.

ia mengambil seragam dan tidak lupa dengan pesawat AL setelah selesai ia menutupnya dan pergi ketoilet untuk mengganti seragamnya.

Nasar yang baru menyadari adanya aulia melepaskan pelukan selfi dan fokus dengan aulia, nasarpun meninggalkan selfi yang masih menangis dan pergi dari lorong loker itu.

Bel pulangpun berbunyi beriringan dengan suara halilintar yang lumayan cukup kencang, auliapun keluar kelas dan menuju halte bis yang ada didepan sekolahanya di iringi dengan hujan yang cukup lebat.

Ia melihat mobil hitam yang keluar dari gerbang sekolahanya, aulia tidak asing dengan mobil itu karena mobil itu adalah milik irwan kekasihnya.

plis jangan berhenti gue lagi pengen sendiri- batin aulia.

Tapi sayangnya mobil hitam itu mendekat kearahnya dan berhenti pas di depan aulia, sang punya mobil membuka kaca mobilnya.

"ayok bareng aulia" ucap irwan

"tidak aku mau sendiri" tolak aulia

"ini hujan lebat, angkutan umumpun belum tentu akan berhenti disini" irwan.

Aulia menggelengkan kepalanya dan memilih duduk dihalte itu, irwanpun tidak tinggal diam dia turun dari mobilnya menggunakan payung dan langsung menghampiri aulia.

Memeluk aulia dengan tangan kananya dan membawanya masuk kemobilnya, saat sudah didalam mobil aulia hanya diam.

"kita udah lama tidak bertemu aulia, kenapa kau menghindar dariku" irwan sambil fokus menyetir.

"aku hanya ingin sendiri" aulia

"tapi aku rindu denganmu aulia" irwan

"sudah ketemukan sekarang" aulia singkat

Irwan yang merasa percakapnya tidak menarikpun mencari bahan percakapan yang lain.

"aku lihat kau dekat dengan nasar anak kelas XI IPS 2" tanya irwan.

"tidak dia hanya cowo iseng" aulia

"iseng atau engak iseng aku kga suka kamu dekat denganya" irwan beberapa kali memandang aulia walaupun ia sedang fokus menyetir.

"ko kamu jadi peduli gini?" aulia heran.

"jelas aku peduli aku kan pacar kamu sayang" irwan memegang tangan aulia.

"kenapa baru sekarang kamu peduli denganku, kemarin-kemarin kemana saja sibuk dengan cewe murahanmu itu" aulia menekan nada bicaranya.

"plis aulia aku tidak mau bertengkar denganmu" irwan.

"siapa juga yang mau bertengkar denganmu" aulia membuang pandangannya kekaca mobil.

"tapi nasar itu beda dia bukan cowo yang baik-baik aku mohon sama kamu jangan dekat denganya" irwan.

"sudah yah wan aku cape, kamu selalu menuduhku dekat dengan cowo sedangkan kamu yang jelas-jelas dekat dengan rara aku tidak pernah melarangmu" aulia melepaskan tangan kiri irwan dari tanganya.

"jangan bawa-bawa rara dipembicaraan kita" irwan

"oh gitu yasudah aku minta sama kamu jangan bawa-bawa nama cowo itu di pembicaraan kita" aulia

"tapi dia topik aku untuk menyadarkan kamu tidak dekat-dekat denganya" irwan

"aku pusing wan mending kamu berhenti dan aku turun aku cape dengar ocehan kamu yang kga jelas itu" aulia.

"kamu mau kemana ini hujan" irwan memberhentikan mobilnya karna dia sudah tidak fokus dengan mobilnya.

"bukun urusanmu" aulia

"aku tidak mengizinkanmu untuk turun aulia" irwan memegang wajah aulia.

"bukakan pintu ini atau aku bakal bikin ini pertemuanku denganmu untuk yang terakhir kalinya wan" ancam aulia.

"oke aku akan buka tapi kamu kabarin aku jika sudah ada dirumah aku khawatir aulia berjanjilah untuk ini" irwan

Aulia hanya mengangguk dan membuka pintu mobil irwan dan langsung turun dari mobil itu, ia berlari kecil dan masuk ke caffe langgananya.

🍒


















































Thkyou
Lvy

Salam
Mirna

.

AKU & KAUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang