#15

323 33 5
                                    

"non ini baju untuk salinya, non yakin tidak pulang? Nnti tuan khawatir non" supir aulia.

"kenapa khawatir papah sedang tidak ada dirumah ini, kalau ada yang menanyakanku bilang saja aku lagi menemani temanku yang lagi sakit ok" printah aulia.

Supir aulia hanya mengangguk paham dan langsung pergi meninggalkan aulia, kini aulia kembali lagi dalam lamunanya ia merasa bersalah sekali kepada nasar.

Tiba-tiba datang seorang wanita dengan sangat khawatir dan menanyakan keadaan nasar.

"kamu aulia yang tadi ngubungi tante kan?" tante nasar.

"iyah tan" ucap aulia sambil menunduk.

"gimana nasar baik-baik aja?" tante nasar

"nasar masih ditangani dokter tan" aulia dengan takut.

Tiba-tiba dokterpun keluar dari ruangan nasar dan mempersilahkan masuk tantenya nasar karna nasar sudah selesai ditangani.

aulia sempat mendengar penjelasan doker kalau nasar tidak apa-apa hanya saja banyak luka-luka diwajahnya dan sedikit lebam diarea punggungnya.

Aulia semakin bersalah dia khawatir dengan nasar dan aulia juga khawatir dengan sikap tantenya kalau mengetahui semua ini terjadi karenanya.

Setelah berapa menit tantenya nasarpun keluar, aulia yang melihat itu langsung menghampiri tantenya nasar.

"tan maafin aku yah, ini semua salahku kalau saja nasar tidak membantuku dia tidak akan seperti ini" aulia dengan nada sedikit gemetar.

Tantenya nasar pun tersenyum dan menangkup wajah aulia yang menunduk menjadi menatapnya.

"no problem sayang, nasar sudah biasa berantem kaya gini tapi yang kali ini lukanya cukup parah si, mungkin dia berantemnya tidak fokus karena memikirkanmu" tante nasar sedikit menggoda aulia.

"tantee......" aulia langsung memeluk tante nasar.

Tantenya nasarpun memeluknya balik dan mengelus rambut aulia dan mencium pucuk kepala aulia.

"yaudah kamu mau temenin nasar sebentar tidak, tante harus pulang dulu karna tante langsung dari kantor buru-buru kesini" tantenya.

"tan kalau boleh aku aja yah yang jagain nasar, aku takut tante kelelahan dan tante istirahat saja dirumah yah" pinta aulia.

"kamu yakin? Orang tuamu gimana? Nanti mereka khawatir denganmu" tantenya nasar

"orang tuaku sedang diluar kota, aku juga sudah memberitahu supirku tan, boleh yah" aulia

Tantenya nasar hanya mengangguk dan tersenyum dia memeluk aulia lagi dan bergegas untuk pulang.

*****

Aulia memasuki ruangan nasar dan melihat nasar yang mukanya dipenuhi perban membuat aulia semakin bersalah kepadanya.

Aulia kini mendekat kearah nasar yang sedang tertidur, ia mengambil bangku dan duduk disebelah nasar, aulia masih memperhatika nasar dan terhanyut dengan lamunanya.

"kg usah diliatin gitu kali, walaupun banyak perbanan gini masih tetap tampan ko" nasar yang masih terpejam.

Aulia yang kagetpun langsung reflek membuang pandanganya kearah lain dan salting dengan kata-kata nasar.

Nasar kini bangun dari tidurnya dan membenarkan posisinya sedikit duduk, nasar memberikan senyum hangat kepada aulia yang sedang memandang objek lain.

"kenapa kamu tidak pulang?" tanya nasar.

"oh ngusir yaudah gue balik" aulia namun ditahan oleh nasar.

"jangan dong nanti saya kangen gimana" nasar

"plis jangan gombal itu muka lagi sakit" aulia kesal

"tenang saya kuat ko, mangkanya saya nepati janji untuk tidak mati" nasar diiringi tawanya.

"maafinyah ini semua gara-gara gue" aulia menunduk.

"hei jangan sedih ini sudah kewajiban saya untuk nolongin kamu" nasar.

Aulia diam dia merasa tidak enak dengan nasar, nasar rela membantu aulia walaupun aulia besikap tidak suka denganya.

"sekali lagi gue minta maaf" aulia

"saya bakal maafin kamu asal dengan satu syarat" nasar tersenyum

"apa?" aulia

"jadi teman saya" nasar menaikan kedua alisnya berkali-kali.

"oke, kita teman sekarang" aulia

Nasar yang mendengar aulia menerima pertemananya inipun langsung senang ia teriak-teriak tidak jelas dan mengayun-ngayunkan tanganya yang menandakan berhasil.

Tiba-tiba nasar memegangi wajahnya dia tampak kesakitan, aulia yang melihatnya langsung panik dan memegang wajah nasar.

"kenapa? Sakit gue panggilin dokter yah" panik aulia masih memegang wajah nasar.

"jangan dokter hanya membuat saya nambah sakit, saya hanya minta kamu cium saya agar lukanya agak mendingan" nasar

Karena panik aulia tidak sadar dengan kata-kata nasar dan ia mendekatkan wajahnya ke wajah nasar dan ingin mencium kening nasar namun nasar menjauhi wajahnya dan menangkup wajah aulia.

"jangan sekarang nanti saja kalau udah resmi pacaran haha" goda nasar.

Aulia yang menyadarinya hanya menahan malu dan menyembunyikan pipinya yang kini memerah karna perlakuan nasar.

🍒





































Thnkyou
Lvy
Jangan lupa VoMen⬇️
Maaf seharusnya up tadi mala, namun ada gangguan jaringan jadi baru up pagi ini.

Janganlupasholatsubuh.....

Salam
Mirna

AKU & KAUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang