"pakai ini untuk dinner bersama keluarga irwan" papah aulia mengasih sebuah kotak berwarna biru.
"hmm iyah pah" ucap aulia datar.
"pah? Aku boleh nanya" aulia dengan nada takuf
"apa sayang?" papahnya aulia mengajak aulia duduk disopa.
"kemana mamah? Apakah papah sudah resmi berpisah? Aku kangen mamah pah" aulia memeluk papahnya.
"kamu tidak usah memikirkan dia, yang penting kamu sekolah kejar cita-cita kamu dan bahagiakan papahmu ini" papah aulia.
Aulia terharu, mungkin aulia hampir sama sekali tidak pernah merasakan kehangatan dari sosok papahnya ini, walaupun ia senang tapi masih ada yang mengganjal di hatinya.
Tentang nasib mamanya yang belum ia ketahui lagi setelah kejadian waktu itu, aulia tahu mamahnya itu bukan mamah kandungnya namun aulia menyayanginya layaknya kepada mamahnya sendiri, walaupun tidak ada balasan sedikitpun dari mamahnya itu.
*****
A
ulia menuruni anak tangga dengan hati-hati ia terlihat sangat feminim karna menggunakan dress panjang yang terbelah di area kaki kanan dengan rambut yang sedikit di bikin curly di tamba hiasan rambut yang rapih menggantung di antara rambut aulia.
Ia bingung kenapa yang menunggu diruang tamu itu irwan bukan papahnya, sedangkan papahnya tidak ada,
"sudah siap?" irwan
"papah kemana?" aulia dengan bingung
"emang papahmu tidak memberitahumu kalau dia ada mitting mendadak bersama papaku ke kalimantan, jadi mereka berdua membatalkan rencana mereka untuk dinner bareng" jelas irwan.
Aulia hanya diam dia kecewa dengan papahnya, tetapi kepergian papahnya yang mendadak ini sudah terbiasa untuk aulia.
"om bilang ke aku untuk dinner berdua saja dengamu, karna om takut kamu sebal karna sudah make up lama-lama malah tidak jadi" irwan di iringi dengan senyum.
"aku lebih sebal bersamamu dibanding untuk menghapus make up ku lagi wan" ucap aulia sinis.
"jangan marah sayang, yaudah kita keluar saja kita juga udah lama kga dinner romantis ginikan?" irwan
Aulia mungkin malam ini harus luluh dengan irwan yang memintanya untuk dinner romantis, aulia sebenarnya tidak mau tapi dia juga tidak boleh egois untuk menolak irwan begitu saja.
*****
Aulia dan irwan kini sudah berada di sebuah caffe yang cukup mewah dijakarta, merekapun mencari meja yang sudah dipesan oleh irwan.
Irwan memilih VIP room karna irwan tau aulia tidak suka keramaian dan diapun hanya ingin berdua dengan aulia.
"sayang aku ketoilet dulu yah" irwan mengelus pipi aulia.
Aulia hanya menganggukan kepalanya dan langsung fokus ke makananya dia lagi, kini irwan pergi ketoilet dan tidak sengaja melihat rara yang sama ingin ketoilet.
"Ra, ngapain disini?" irwan
"hai wan, lagi makan sama temen-temen" rara menghampiri irwan dan langsung mengandeng tangan irwan.
"bentar yah ra gue pengen ke toilet kebelet" irwan melepaskan gandengan rara.
"aku tunggu yah wan" rara tersenyum lebar.
Irwan mengira rara sudah tidak ada didepan toilet ini, ternyata rara masih menunggu dan langsung tersenyum kearah irwan saat ia melihat irwan keluar dari toilet.
"wan? Ikut aku bentar yuk ketemu teman-temanku" rara menggandengnya.
"ta..tapi" irwan terpotong karna rara langsung menariknya ke sebuah tempat.
Irwan dan rarapun langsung menuju ke meja rara, dan diapun langsung memperkenalkan irwan ke teman-temanya.
"hai kenalin ini irwan" rara
"hai wan? Kenalin gue putri dan yang ini puput" putri.
"hai putri, hai puput" irwan mencapanya.
"siapa lu nih ra? Pacar?" puput.
"doain aja haha" rara di iringi tawanya.
"oiyah duduk dulu dong wan kita ngobrol-ngobrol dulu aja" putri.
Rara mengajak irwan duduk dan merekapun duduk dengan sangat dekat, irwan tidak mungkin menolak rara dengan alasan ada aulia disini karena irwan takut kalau rara akan melakukan hal gila kepada aulia.
Aulia yang baru menyadari kalau irwan ke toilet cukup lama itu pun bingung dan langsung menghubungi irwan namun tidak diangkat, karena kesal auliapun keluar dari ruangan itu dan berniat ingin pulang.
Namun saat aulia melewati meja-meja yang ada di caffe ini aulia melihat irwan yang sedang asik dengan rara dan teman-temannya itu.
Aulia hanya diam dan melanjutkan jalanya untuk pergi dari tempat sialan ini, ia benar-benar muak dengan semuanya jujur aulia tidak suka dengan tingkah irwan malam ini dan aulia benci rara.
Aulia tidak minta jemputan supirnya dan tidak juga memesan ojek online langgananya, ia memilih untuk berjalan dan menikmati suasana malam yang dingin ini.
Ingin rasanya air mata aulia tumpah di malam ini tetapi aulia berfikir kembali, air matanya terlalu berharga untuk menangisi irwan yang sedang bersama wanita murah itu.
Saat sedang jalan tidak sengaja auliapun melewati kumpulan remaja pria, aulia yang sibuk dengan isi palanya itu dengan santai ingin melewati mereka dan tidak memperdulikan apa yang akan terjadi.
🍒
Thnkyou
LvySorry banget kemarin tidak bisa up🙏
Salam
Mirna
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU & KAU
Teen Fiction- AULIA ANNASTHASYA - ALVARO NASARR AHMAD MISS COOL mungkin predikat itu pantas untuk dinobatkan ke AULIA, karna aulia berbicara hanya dengan hal yang penting dan salah satunya keluarganya menurut aulia mereka tidak penting. Bukanya aulia durhaka ka...