Aulia dan nasar sudah sampai di salah satu mall di daerah jakarta, dia pun langsung memasuki toko perelatan kemping yang ada di mall ini.
Aulia hanya mengikuti nasar dari belakang karena dia sama sekali tidak tahu apa yang harus di beli ditoko ini, saat sedang asik memilih sesuatu aulia terlihat memikirkan sesuatu dan nasarpun mengetahui itu.
"kenapa?"nasar yang menatap wajah aulia
"lu kepikiran kg si kalau disana gue bakal bete parah, karena gue kg punya temen deket dikelas dan masa gue 1 tenda sama ical kan serem" aulia sambil memperlihatkan wajah takutnya.
"apasii yah engaklah, nanti kita bakal ketempat dimana kamu akan menyadari indahnya hidup saat kita berdampingan dengan alam dan mahluk hidup lainya ok" nasar sambil mengacak rambut aulia.
"maksudnya? Gue kg ngerti deh" tanya aulia.
"saat ini kan kamu diposisi yang dimana menurutmu bisa dilakukan sendiri tanpa melibatkan orang lain,
ul seharusnya kamu sadar deh kamu itu cantik, manis, body propesional dan orang tuamu yang berada, kamu kg seharusnya begini terus kamu juga harus punya teman dan kamu juga harus beradaptasi dengan orang lain" jelas nasar.Aulia hanya diam menurutnya yang nasar omongkan itu semuanya benar.
"kamu harus berubah aulia, kamu harus bisa jadi aulia yang sebenarnya percaya dengan saya semua akan lebih baik kalau kamu mau berubah ok" nasar tersenyum tulus.
Aulia masih terdiam dengan memikirkan kata demi kata yang keluar dari mulut nasar, dia merasa sangat bersalah dengan sikap dia saat ini.
"sudah jangan terlalu dipikirkan saya ingin membuatmu berubah dengan tulus bukan dengan paksaan ok, sekarang kita kesebelah sana" nasar menunjukan tempat selanjutnya.
*****
Mereka berdua sudah selesai dengan kegiatan berbelanja perlengkapan kemping tersebut dan kini mereka berdua menuju restoran persis di depan toko tadi.
"mau makan apa" nasar melihat menu
"terserah" ucap aulia singkat karena ia masih kepikiran soal ucapan nasar.
"saya mesen soto betawinya 2 dan minumnya es teh manis saja 2" nasar memesan makanan
"jangan pakai tomat" sambung aulia kepada pelayan tersebut.
Nasar hanya tersenyum dan memperhatikan wajah aulia yang sedang memikirkan sesuatu.
"masih memikirkan hal tadi" tanya nasar.
"seburuk apasi sikap gue dalam pertemanan" aulia
"tidak akan seburuk apapun kalau kamu mau memperbaiki semuanya" nasar tersenyum
"caranya?" aulia
"yakin mau memperbaiki sikapmu?" nasar.
"kalau masih bisa kenapa tidak?" aulia tersenyum
"nah gitu dong kan hati aa jadi adem liat neng senyum" goda nasar.
"males ah mulai deh" aulia merengek kenasar karna perlakuanya.
"yaudah nanti habis ini saya ajak kamu ke salah satu tempat yang mungkin bisa membantu memperbaiki sikapmu itu" nasar
"kalau tidak" aulia menggoda nasar
"yah kamunya aja yang keras kepala, coba sini keras kga" ucap nasar menjitak kepala aulia.
"awww apasi.... ini namanya kekerasan dalam pertemanan, kg suka" aulia sambil memanyunkan bibirnya.
"bercanda sii heheh maaf deh" ucap nasar mengelus kepala aulia yang tadi dia jitak.
Merekapun sudah selesai makan dan langsung keluar restoran dan pergi dari mall ini menuju tempat yang dijanjikan nasar.
*****
Mereka berhenti disebuah caffe yang tidak asing bagi mereka berdua, aulia menatap nasar meyakinkan kalau ini benar tempat yang ia janjikan.
"bukan ini tempatnya, saya mampir untuk mengambil kue tante saya" jelas nasar dan memasuki caffe tersebut.
Beberapa menitpun berlalu dan akhirnya nasar keluar dari caffe tersebut, dan nasar melemparkan senyum kepada aulia, ia takut aulia bete karena nasar paham sekali dengan mood aulia yang cepat sekali berubah.
"maaf saya membuat tuan putri menunggu" goda nasar.
"bisakah pelayan lebih cepat sedikit" sahut aulia
"kereta kudanya sudah siap tuan putri" nasar yang sudah menaiki motonya dan menunggu aulia menaikinya.
Auliapun naik keatas motor nasar dan mereka segera meninggalkan caffe ini dan langsung menuju tempat yang nasar janjikam tadi.
🍒
Thankyou
IlvyouSalam mirna 🐧
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU & KAU
Teen Fiction- AULIA ANNASTHASYA - ALVARO NASARR AHMAD MISS COOL mungkin predikat itu pantas untuk dinobatkan ke AULIA, karna aulia berbicara hanya dengan hal yang penting dan salah satunya keluarganya menurut aulia mereka tidak penting. Bukanya aulia durhaka ka...