Part 8 (Hampa)

71 4 0
                                    

Tak terasa telah 3 hari Ainun bangkit dari komanya, segala ingatan tentang Rafael belum bisa ia timbun.

"Nak, kamu sudah boleh pulang kata dokter" ucap ibu Ainun bahagia."Hem, iya bu" jawab Ainun melamun. "Kamu kenapa nak? ". "Tidak pp Bu, cuman lagi mikirin kak Rafael, kok dia tidak pernah muncul jenguk aku". "Kamu ngapain sih mikirin anak itu, gara-gara dia kamu koma hampir 2 bulan, dan sekarang dia pergi tinggalkan kamuuu!!!" seketika ayah Ainun menjawab dengan nada tinggi.

Tak sengaja kata yang dikeluarkan Ayahnya membuat hati Ainun tersiksa sangat sesak didada.

"Kak Rafael pergi kemana ayah.. Ibuuu..?" gemetar suara Ainun seperti mengemis untuk menjawab pertanyaan menyakitkannya. "Kita pulang, dirumah ibu ceritakan semua".

Raka yang selalu ada, hanya terdiam tak dapat berkutik.

"Nak Raka tolong bawakan tasnya Ainun" pinta Ayah Ainun pada Raka. "Iya Om".

Sesampainya dirumah, Ainun diantarkan Raka kekamar. Dan bertanya kesekian kalinya tentang keberadaan Rafael.
"Raka.. Kamu sedang tidak berbohong kan keaku, kamu ga pernah lihat kak Rafael, atau kak Rafael pernah bicara sesuatu kekamu?".
Pertanyaan menjerat Raka. Raka yang selama ini selalu jujur pada Ainun untuk pertama kalinya ia berbohong tentang hal ini.
"Ia Ainun, aku ga pernah lihat kak Rafael.terakhir aku lihat saat dia pergi dengan teman-temannya entah kemana" ucap Raka. "Apa kak Rafael sudah pergi ninggalin aku? karena aku ga balas cintanya, terus dia pergi karena capek nungguin aku yang lama terbaring ditempat tidur selama koma" keluh Ainun pada Raka.
Suara bergetar Ainun membuat hati Raka tersentuh, tak tega melihatnya terus memikirkan lelaki yang ia cinta.

Hari-hari terasa hampa bagi Ainun tak ada Rafael disisinya, ia menuliskan dibuku diarynya.

[Dear Diary... Tuhan aku merindukannya, izinkan sekali saja aku melihat wajahnya, aku ingin melihat dia, lihat dia saat berkucuran keringat menahan rasa pedas, lihat dia saat menatapku dari kaca Spion motornya, segala tentang dia... aku merindukannya Tuhan... Baru kali ini aku merasakan hatiku sangat gundah dan resah].
~Ani NurJannah~

Rasa resah selalu menyibukkan hati Ainun ia tuangkan semua dibuku Diary. Wanita yang mengalami jelas dan buram.

Tok tok tok. Suara ketuka pintu, "Ibu masuk ya nak".
"Ainun waktunya kamu minum obat nak, makan dulu ya" pinta ibu Ainun. "Aku ga mau bu, sebelum ibu menceritakan dimana Kak Rafael berada?".

Sesuai permintaan Rafael pada Ayah dan Ibu Ainun, ibu Ainun terpaksa berbohong.
"Iya nak ibu akan cerita, tapi janji kamu tidak boleh sedih lagi. Terakhir dia datang jenguk kamu, dan dia datang ke Ayah dan ibu, berkata kalau dia akan pergi tinggalkan kamu untuk selamanya, karena nak Rafael akan dijodohkan dengan anak teman orangtuanya".

Serasa sedang menonton film horor sendiri ditengah gelapnya sepi, kaget, takuutt bahkan lebih parah dari itu
~Ani NurJannah~

Ainun termenung merasakan hati yang sesak..serasa tak bisa bernapas, tapi ini sudah sangat jelas.

Keteguhan hati Ainun, namun tak bisa berbuat apa-apa. Antara percaya dan tidak percaya pun ia tidak bisa jawab...

Aku harus bangkit!!!
Teriakan hati Ainun terus melontarkan Aku harus bangkit!!!.
Namun selalu gagal, Ainun terus memikirkan Rafael yang entah pergi atau menghilang?.

Tiap malam Rafael selalu muncul dimimpi Ainun. Seakan mengisyaratkan bahwa Rafael masih ada, masih ada dihati Ainun, begitupun Rafael, namun semakin buram.

Tak pernah ada jejak ketika Rafael benar-benar pergi dalam hidupnya. Hanya sebuah foto dan video yang selalu mengingatkan kisah cinta mereka yang seharusnya tak pernah ada.

Pagi hari, tak seperti biasa Ainun yang terkenal riang gembira, baru ini menampakan raut muka yang berbeda.

Burung berkicauan berusaha menghibur Ainun, namun tak mempan.
Bunga bermekaran, berusaha menggantikan indahnya cinta Ainun, namun tak berhasil.
Apa ada lagi?.
~Ani NurJannah~

Ainun benar-benar terjerat, ia sulit membuka jeratannya, semakin berbelit rasanya.

Jelas Dan Buram (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang