Part 10 (Tak Sepihak)

45 4 0
                                    

Rasa sakit ini perlahan membunuh, seperti luka sayatan yang semakin melebar.
~Ani NurJannah~

Apakah aku masih bisa berjalan tanpa alat bantu?. Apakah mungkin bisa aku jalani ini semua?. Ataukah semua ini telah berakhir tragis? pikir Rafael termenung menuliskan rangkaian kata indah namun menyakitkan.

Apa kabar dengan Rafael?. Lelaki yang pernah melabu dan tinggal sejenak dihati Ainun yang membuatnya sekarang rapuh, seakan kebahagiaan tak bisa lagi ia raih.

Rafael telah menyelesaikan S1nya diJerman, ia mengambil Fakultas kedokteran. Namun sekarang berhenti dan tak melanjutkan S2nya.

Rafael selalu merasakan apa yang Ainun rasakan, semua sama. Sama merasakan gundahnya hati menahan rindu, resahnya hati berusaha melupakan namun tak jua teraih.

"Ibu, boleh Rafael ijin pergi? ". "Pergi kemana nak?" tanya Ibu Rafael kaget. "Rafael mau bertemu Ainun untuk terakhir kalinya bu" pinta Rafael sembari memegang tangan dan menatap ibunya.

Ayah mendengarkan permintaan Rafael.Seketika.
"Tidak!!Ayah tidak mengijinkan kamu bertemu dengan Ainun". "Kenapa Ayah?" gumam Rafael. "Kalau dibilang tidak ya tidakk!! " ucap nada tinggi Ayah Rafael. "Ayah tega lihat anak ayah yang tak bisa melakukan apa-apa lagi terus-terusan murung dalam kamar hanya bisa terdiam mengungkapkan semua lewat diary Rafaelll?" keluh kesah Rafael ia ungkapkan.
Ayah Rafael hanya terdiam meratapi nasib dan takdir yang tak sesuai harapan "Ayah cuman tak ingin kamu kenapa-kenapa nak...ayah dan ibu tak ingin kamu pergi saat tidak ada disisi kamii... "

Suasana sedih, sakitt!!! Luka sayatan terkena garam pun kalah dengan rasa pedih yang dirasakan keluarga Rafael.

Ada apa dengan semua ini?.
Ada satu hal yang tersimpan rapih hanya Rafael dan keluarga yang mengetahuinya.

Sangat sakit mendengarnya.
Iya, Rafael menderita penyakit kanker otak, ia sudah berobat namun sudah terlambat, kanker otaknya sudah masuk stadium 4, dan sisa hidup Rafael tinggal menghitung bulan.

Hal ini membuat Rafael hidup penuh kesedihan, tinggal menunggu waktunya ia pergi untuk selamanya, bukan hanya pada Ainun tapi juga pada Dunia.

Disaat Ainun ingin mencari titik terang berusaha bangkit, namun tak sepihak Rafael justru menutupi titik terang ini, sehingga Ainun semakin tenggelam diluasnya samudera. Namun ini tak boleh terjadi.

Sudah sebulan Rafael berdiam diri dirumah, sudah waktunya Rafael dirawat di RS... perlahan rambut Rafael satu persatu rontok, tubuhnya semakin tak berdaya, sudah tak seperti Rafael yang dulu, badan gagah, rambut rapih dan penampilan yang keren, itu semua telah sirna direnggut oleh penyakit yang telah bersarang dalam tubuhnya selama ini.

Rafael menuliskan sesuatu dibuku Diarynya.

[Tuhan jika engkau mengizinkan, aku ingin melihat Ainun sebentar saja, hanya ingin mengucapkan maaf dan terimakasih telah ada dalam cerita hidupku yang indah...setelah itu Engkau boleh mengambil nyawaku. ]

Ingin rasanya hal ini diketahui Ainun, agar bisa melihat wajahnya saat Rafael dipanggil sang illahi.

Jelas Dan Buram (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang