Dua insan yang pernah mengalami jelas dan buram, Kini telah meredam. Tak saling mengetahui, sekarang mereka hidup sendiri, tanpa adanya komunikasi, seakan tak pernah saling mengenali dan melengkapi.
~Ani NurJannah~Beberapa jam, tiba Ainun dari Bandung-Bogir dipondok pesantren milik Om nya dan sampai dirumah Om Ainun.
Om Ainun terkenal dengan panggilan abah, dan bibi Ainun dipanggil ummi.
"Assalamualaikum" ucap salam. "Waalaikumsalam Wr. Wb, eh Ainun sini masuk nak" sambutan hangat dari abah Ainun. "Eh keponakan ummi udah besar dan cantikkk ya". "Hehe iya ummi, terimakasih". "Sini masuk atuh nak, bersih-bersih badan habis itu makan ya, selanjutnya nanti abah bakal aja kamu jalan keliling pesantren biar tidak tersesat nantinya kalau sudah masuk, hehe ummi bercanda".
Ainun berada dikelilingi oleh orang-orang yang baik dan penuh kasih sayang...abah dan umminya sudah menganggap Ainun sebagai anak kandungnya.
Kekecewaan pada Rafael kini benar-benar telah sirna, Ainun telah mengikhlaskan semuanya, karena semestinya perasaan ini tak pernah boleh ada.
Bahwa sebelum jika kamu berharap penuh pada manusia, maka bersiaplah untuk ikhlas dan bersabar dalam menerima kekecewaannya.
~AniNurjannah~Ainun telah memahami semuanya.
Ia yakin.Sesuatu yang diniatkan karena Allah, insyaa Allah tidak akan kecewa dan pada akhirnya akan berbuah manis.
~Ani NurJannah~
Ainun telah lepas, tidak seperti Ainun yang dulu. Sudah tak ada harapan kepada Rafael ataupun kepada siapapun. Rasa gundah menahan rindu telah hilang dan rasa resah berusaha melupakan telah sirna. Sekarang ia hanya memfokuskan dirinya kejalan yang benar menggapai Ridho-Nya.Manusia hanya bisa berencana, selebihnya Tuhan yang mengatur skenario kita masing-masing, jangan takut. Tapi takutlah kalau skenariomu buruk karena niatmu yang tak sejalan.
~Ani NurJannah~Ainun yakin soal jodoh sudah diatur oleh Tuhan.
Selama mondok Ainun benar-benar fokus pada kegiatan 24 jam di pondok seperti mengaji, menghafal hadist, memperdalam ayah suci al-Qur'an dan lainnya.
Ainun bahagia bisa merasakan hari-hari indahnya di pondok. Tapi Ainun tak pernah alpa mengabari ayah dan ibunya ketika ada waktu diperbolehkan memegang Hp.
Ketika Ainun menelphon Ibunya seperti biasa "Pesan ibu jaga kesehatan yah nak, ikuti tata tertib dipondok, rajin ngaji, belajarnya dan shalatnya jangan telat, jangan terlalu mikirin ayah dan ibu insyaa Allah kami selalu sehat nak".
Tapi kali ini ada perkataan ibu yang berbeda "Ainun, ada nak Raka datang kerumah, katanya ada hal yang ingin disampaikan kekamu tapi harus bicara secara langsung, minggu depan dia akan berangkat kekamu, jangan lupa bilang abah dan Ummi yah, biar nemenin kamu bicara dengan dia. "Baik bu" jawab Ainun pelan dan berfikir Raka mau bicara apa".
Hari demi hari berlalu, Raka telah tiba dari Bandung-Bogor dipondok tempat Ainun berada dan sampai dirumah abah.
"Assalamualaikum" ucap salam depan rumah abah.
Abah keluar dari dalam rumah.
"Waalaikumsalam Wr. Wb. Raka yah?" jawab abah sembari melihat Raka. " Iya abah saya Raka". "Ohhh ayok masuk nak, Ainun sudah bilang kalau nanti ada temannya yang datang namanya Raka, dia sedang dibelakang sebentar". "Oh Iya abah terimakasih" dengan ramah santun.Ummi dan Ainun pun datang membawa dua gelas teh, diberikan pada abah dan Raka.
Pembicaraan dimulai dari Raka, walau perlunya dengan Ainun saja tapi tetap harus ada abah dan abah nya agar tidak menimbulkan fitnah.
"Ainun... Jadi gini, ada sesuatu yang kamu tidak ketahui, tentang kak Rafael"."Kenapa dengan kak Rafael Raka?" tanya Ainun. "Sebelumnya aku ingin minta maaf sudah berbohong sama kamu Ainun. Alasan tepat dia ninggalin kamu itu bukan karena dijodohkan kedua orangtuanya, bukan juga karena dia pergi kejar cita-citanya diluar negeri, tapi karena dia menderita penyakit kanker otak, dia harus berobat tapi sudah terlambat...dia pernah ngabarin ke aku dan sekarang sudah stadium 4, hidupnya ga bakal lama lagi, dia cuman ingin melihat kamu untuk terakhir kalinya, tak lebih dari itu...ucap Raka sangat serius.
Ainun dengan sikap sabar tetap tabah berkata..."Dimana sekarang kak Rafael berada Raka?". "Dirumah sakit jerman Ainun" jawab Raka.
Dalam hati Ainun, sangat sedih, bukan karena mengingat masa lalu, tapi mendengar bahwa Rafael hidupnya tak lama lagi membuatnya ingin menuruti permintaan terakhirnya.
Tapi tak semudah itu, Ainun sudah berusaha bangkit ia tak mau usahanya sia-sia hanya karena seseorang yang pernah buat ia sedih sedang sakit.
Kira-kira Ainun bakal turuti permintaan terakhir Rafael atau tidak?.
Jawabannya kamu bakal tau kalau ikutin terus cerita 'Jelas dan Buram'(:
Jangan lupa di Vote+coment ya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jelas Dan Buram (SELESAI✔)
Short StoryBerawal dari calon anak SMA dengan anak SMA. Kisah seorang wanita berusia 15 tahun yang mengalami 'Jelas' dan 'Buram' bernama Ainun Nayrani dengan kakak kelas yang berusia 17 tahun, seorang Pengurus OSIS. Mungkin sudah takdir, saat MPLS dibimbing o...