Hari-hari terasa lebih bermakna.
Hati yang sama, tujuan yang sama menjadi kebahagiaan sederhana namun istimewah.
Besar keyakinan hati, namun harus dibungkam inikah yang namanya buram?.
~Ani NurJannah~Ainun mencintai Rafael namun tak bisa menerima cintanya.
Rafael yang amat mencintainya tetap pada keyakinan hatinya.Bukan ego tapi rasa takut, takut yang amat mendalam. Sehingga rasa takut lebih hebat dibanding keyakinan hatinya yang mencintai Rafael. Inilah sosok Ainun, pernah mengalami patah hati, seakan tak ingin terulang ia membiarkan cintanya tergenang diatas kapal kecil.
Hari-hari dilalui sebagai teman, tanpa melibatkan perasaan.
Terus berbohong dari mulut, tetapi hati berkata lain.
~Ani NurJannah~Suara dering telephon Ainun berbunyi📞.
Rafael : "Hallo Assalamualaikum Ainun?"
Ainun : "Waalaikumsalam kak".
Rafael : "Kamu lagi ngapain?".
Ainun : "duduk sambil baca-baca buku kak".
Rafael : "Oh iya besok bareng aku lagi ya, nanti aku jemput kamu. Please!!".
Ainun : "Hem iya, asal kk ijin ke ayah dan ibu ku dulu ya".
Rafael : "oke siap Ainunn manyuunn" ledek Rafael pada Ainun.
Ainun : "hehe apaan sih kakk, kk tuh yang manyuun gara-gara kepedisan ayam geprek level 3".
Rafael : "hahaha kamu mah".Percakapan sederhana seperti awal Rafael menelphon Ainun untuk meminta cintanya dibalas.
Telphon malam ini berakhir "Selamat tidur, sampai ketemu dihari esok".Membuka jendela, menghirup udara segar dan siap menyambut pagi hari. Seperti biasa Ainun dan Ayah ibu sarapan pagi.
Waktu yang tepat untuk Ainun bicara pada kedua orangtuanya.
"Ayah ibu sebentar ada temanku dia mau ijin untuk antar jemput aku sekolah". "Hemm, Cowok pasti kan?". "Hehe iya Ayah, dia baik kok, kemarin ketemu dijalan juga dia nebengin aku dan antar pulang hehe" kata Ainun meyakini Ayah.
Tiba Rafael didepan pagar rumah Ainun. Ayah ibu dan Ainun segera menuju Rafael.
"Nah itu dia Ayah, ibu. Namanya Rafael". "Ganteng juga ya yah.." rayu ibu memuji Rafael.
Rafael turun dari motor menuju Ainun dan kedua orangtuanya.
"Permisi Om, Tante" sambil salim pada Ayah dan Ibu Ainun. "Oh ini yang namanya Rafaelll" sambil melihat arah Ainun tersenyum. "Iya Om😅". "Gimana nak Rafael..?". "Kedatangan saya untuk meminta ijin agar memperbolehkan saya mengantar jemput Ainun sekolah Om, saya janji akan jaga Ainun baik-baik Om, Tante" berusaha meyakini Ayah Ibu Ainun.
Keyakinan Ayah dan Ibu Ainun terhadap Rafael meningkat.
"Iya Om dan Tante ijinkan asalkan kamu bawa motornya jangan balap-balap yah, jaga baik-baik anak Om yang cantik ini" sambil mengacak rambut Ainun. "Apaan sih yahhhh" tawa kecil bahagia Ainun. "Iya om pasti, saya janji akan jaga Ainun dengan baik, terimakasih banyak Om Tante" seru Rafael bahagia.
Percapakan yang tegang kembali normal diatas motor.
"Ayah dan ibu kamu baik banget ya, sama kaya anaknya, hehe" kata Rafael merayu."Hehe makasih, orang tuaku baik asal kamu niatnya baik" jawab Ainun.
Setiap hari dilalui dengan kebahagiaan pertemanan ini.
Seperti hari biasanya di sekolah tujuan utama mereka ialah kantin.
Ibu kantin sangat mengenal Ainun dan Rafael saking seringnya tiap pagi datang berdua."Bu nasi kuning dan air aqua 2 ya. "Oke nak, pasti yang 1 pake sambel dan yang 1 tidak pake sambel kan" ledek ke Ainun. "Hahahahaha ibu tau aja" jawab Rafael tertawa melihat Ainun yang tersenyum malu.
Ainun ga suka pedis, beda dengan Rafael yang suka pedis sampai keringatan...
Hari-hari berlalu hingga tak terasa mereka sudah berteman selama 10 bulan.
Suka duka mereka rasakan bersama.
Dari dorong motor saat ban motor Rafael bocor, pulang sekolah hujan-hujanan, minum es doger pinggir jalan, berangkat ekstrakurikuler bareng, kerjakan tugas sekolah bareng, antri nunggu cuci motor hingga pulang malam, makan mie ayam ditaman kota, ikut lomba yang sama, dan sama-sama tidak menang hahaha, dan banyak lagi kisah yang mereka lalui, pahit dan manis.Hingga tiba saatnya mereka tak bisa lagi bersama 1 motor, tak bisa melakukan apapun bersama lagi, seakan cerita dibuku telah ditutup dan dikunci rapat.
Sebuah peristiwa. Peristiwa seperti apa?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jelas Dan Buram (SELESAI✔)
Historia CortaBerawal dari calon anak SMA dengan anak SMA. Kisah seorang wanita berusia 15 tahun yang mengalami 'Jelas' dan 'Buram' bernama Ainun Nayrani dengan kakak kelas yang berusia 17 tahun, seorang Pengurus OSIS. Mungkin sudah takdir, saat MPLS dibimbing o...