'Love story FIA' 22. Restu ibu

2K 171 0
                                    

Happy reading*

Hening. Itulah yang saat ini terjadi di kediaman orang tua fia. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Oh ya, kamu belum menjawab pertanyaan saya. Hubungan kamu dengan fia apa?" Ucap ibu fia memulai pembicaraan.

"Hmm saya disini hanya teman fia. Dan kedatangan saya kesini ingin menjadikan fia sebagai isteri saya" tegas devano.

Ibu fia membulatkan matanya terkejut sedangkan niel mulutnya menganga lebar.

"K-kamu serius?"

"Iya tante, saya serius"

Ibu fia mengalihkan pandangannya kepada putrinya yang hanya diam menunduk. Lalu kembali menatap devano.

"Tapi usia fia masih sangat muda nak" ucapnya lembut.

"Saya tidak mempersalahkan itu semua tante. Saya berjanji akan menjaga dan menyayanginya setulus hati" ujar devano mantap.

"Apa kamu benar mencintai fia?"

"Sangat tante, bahkan saat pertama kali saya bertemu dengannya. Saya langsung jatuh cinta padanya"

Fia mendongakkan kepalanya menatap devano dan devano juga menatap fia. Lalu fia menunduk kembali.

"Kalau itu ibu kembalikan pada fia, karena dia yang akan menjalaninya kelak"

Fia menatap ibunya.
"Apa ibu merestuinya?"

"Jika itu yang terbaik mengapa tidak. Daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan"

Fia bangun lalu memeluk ibunya.
"Terima kasih buk"

"Iya sayang, semoga dia memang yang terbaik buat kamu"

Fia mengangguk dengan senyum manis dibibirnya.

"Wahh berarti bentar lagi kak fia nikah dong" ucap niel antusias.

"Ish apaan sih niel" ucap fia malu-malu.

"Rencananya kapan?"

"Insyaallah kalau tidak ada halangan, minggu depan tante"

"Secepat itu?"

Devano hanya mengangguk tersenyum.

"Kalian mau berapa hari disini?"

"Kayaknya tiga hari deh buk, soalnya fia masih kangen disini"

"Ya sudah, sebelum kalian pulang ke jakarta. Sempet-sempetin ziarah kemakam ayah kamu dulu"

"Pasti buk"

"Niel, kak dev tidur sama kamu ya?"

"Wokeee" ucap niel sambil mengacungkan kedua jempolnya.

☆☆☆☆

Malam semakin larut. Semua orang mungkin sudah masuk ke alam mimpinya masing-masing tapi tidak dengan dua pria ini.
Mereka tidur berdampingan dengan terlentang sambil menatap langit-langit kamar. Enggan rasanya untuk memejamkan matanya.

"Kakak beneran cinta sama kak fia kan?" Ucap niel membuka suara.

"Iya" jawab devano singkat.

"Kok bisa?"

"Tentu saja bisa"

"Ya apa alasannya?" Ucap niel kesal.

"Sederhana. Karena cinta tidak butuh alasan"

'Bucin' batin niel.

"Terserah lah"

Devano terkekeh melihat calon adik iparnya itu marah padanya.
'Sama seperti kakaknya' batinnya.

"Kak?"

"Hmm"

"Tolong jaga kak fia ya nanti. Jangan buat dia sedih"

"Itu pasti"

"Awas aja kalau ingkar janji, kak dev bakalan berhadapan sama aku"

Devano terkekeh kembali,
'Dia tidak tahu siapa aku' batinnya.

"Kak dev kerja apa?"

"Memangnya kenapa?"

"Tidak apa-apa, cuma tanya aja. Takutnya nanti kak fia malah sengsara sama kak dev"

'Enak saja dia bilang, bahkan sampai tujuh keturunan pun hartaku tidak akan habis' batin devano kesal.

"Kamu tenang saja, kakakmu itu akan bahagia bersamaku"

"Hemm, i hope so"

Lalu mereka menyelami mimpinya masing-masing.

Aku berjanji, akan aku usahakan untuk kebahagianmu. Apapun itu.
--Devano--


***

Next,

Love Story FIA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang