'Love story FIA' 24. Masa pingitan

2K 170 0
                                    

Happy reading*

Waktu begitu cepat berlalu, dan hari ini fia telah kembali ke jakarta.

Dan tiga hari lagi pernikahannya dengan devano. Semuanya devano yang urus, mulai dari resepsi, undangan, gedung,dekorasi bahkan cathering.

Sedangkan untuk gaunnya, clara yang akan membuatkannya itupun clara sendiri yang menyarankan.

Saat ini fia sedang di cafetaria bersama aliya sahabatnya itu.
Bagi fia, aliya lebih dari sekedar seorang sahabat. Jika saja aliya tidak mengingatkannya, mungkin dirinya saat ini masih dalam kubangan dosa bersama devano.

Fia sengaja mengajak aliya untuk bertemu, karena fia ingin memberikan undangannya.

"Datang ya nanti" ucap fia sambil menyodorkan sebuah undangan.

Tak banyak yang fia undang, hanya aliya dan teman-temannya yang sesama bekerja dibutik.

Aliya tersenyum, "insyaallah kalau gak ada halangan"

"Pokoknya harus dateng, kalau gak dateng aku bakalan marah sama kamu" ucap fia pura-pura marah.

"Insyaallah fia"

"Iya deh"

Fia menyeruput minumannya, lalu teringat sesuatu.
"Oh ya aliya, kamu kok gak pernah cerita tentang diri kamu ke aku?"

Aliya terkejut dengan ucapan fia,
"Memangnya apa yang mau kamu dengar tentang aku?"

"Ya semuanya lahhh.
Oh ya kamu udah nikah kan?"

"Kok kamu tahu?" Tanya aliya bingung.

"Ituu" tunjuk fia menggunakan bibirnya.

Aliya yang seolah tersadar pun langsung melihat cincin yang dipakainya.
Dia tersenyum sendu saat melihat cincinnya.

"Aliya kamu kenapa?
Kata-kataku ada yang salah ya?" Ucap fia tak enak hati, pasalnya aliya hanya diam sedari tadi.

"Aku gakpapa.
Ucapan kamu gak salah kok"

"Terus kamu kenapa diam aja?"

Aliya menghembuskan nafasnya,
"Aku memang sudah menikah"
'Tapi pernikahanku tidak bahagia seperti yang kuharapkan' lanjutnya dalam hati.

"Oh ya?
Dengan siapa?" Tanya fia antusias.

Aliya tersenyum,
"Nanti akan kutemukan kamu dengannya"

"Yahhh, kamu mah gak seru"

Aliya tertawa kecil, sahabatnya ini seperti anak kecil jika sedang marah.

'Cukup aku dan Allah yang tahu tentang rahasia rumah tanggaku' batinnya.

☆☆☆☆

Setelah kembali dari cafetaria, fia memutuskan untuk sholat dzuhur dulu lalu memikirkan apa yang akan dia lakukan selanjutnya.

Ya fia sekarang sudah tidak bekerja lagi karena devano yang menyuruhnya. Devano takut akan terjadi sesuatu pada fia menjelang pernikahannya ini.

Jadilah fia hanya berdiam diri dikost-annya. Kadang dia keluar jika bosan atau ada keperluaan.

Sebenarnya devano sudah menyarankan fia untuk tinggal disalah satu apartemennya tapi fia menolak dengan alasan jika ia sudah bersama devano, pasti dia tidak akan pernah tidur dikost-an lagi. Tidak masuk akal memang alasannya. Tapi devano mencoba  menerimanya walaupun dengan terpaksa.

Dan selama tiga hari ini pula fia dan devano tidak bertemu. Karena masa pingitan katanya.

Setelah fia selesai sholat, dia bingung harus melakukan apa.

"Ngapain ya enaknya?" Gumamnya.

Fia menghembuskan nafasnya,
"Bosennn"

"Kangen devano"

"Huh, nelpon ibu aja deh"

"Assalamualaikum" ucapnya setelah tersambung.

"Waalaikumsalam"

"Ibu lagi apa?"

"Kenapa kamu nelpon, tumben."

"Iih ibu mah"

Terdengar suara orang terkekeh disana,
'Kok suaranya mirip--'

"Buk itu suara siapa?
Terus ibuk lagi dimana sekarang?"

"Kok kamu malah banyak tanya sih, udah dulu ya ibu lagi sibuk.
Assalamualaikum"

"Iiihh. Waalaikumsalam"

"Tadi kok suaranya mirip dev ya" gumamnya.

"Ah mungkin gara-gara aku terlalu kangen sama dia kali jadinya salah denger gitu."

"Mending tidur aja deh" ucapnya sambil naik ke kasurnya dan memejamkan matanya.

Di tempat lain...

"Pasti kak fia lagi bosen disana" ucap niel masih dengan cekikikannya.

"Kak fia kan orangnya gampang bosenan" sambungnya.

Devano yang mendengar ucapan niel langsung terdiam.

Niel yang menyadari devano terdiam karena ucapannya pun menepuk bahu calon kakak iparnya tersebut.

"Ye elah kak, tenang aja. Kak fia itu orangnya bosenan kalau gak ada pekerjaan bukan sama kak dev. Mungkin sekarang dia lagi kangen tuh sama kak dev, mangkanya dia itu nelpon ibu buat menghilangkan kerinduannya buat kak dev"

Ucapan niel barusan membuat senyum terukir kembali dibibir devano.

"Iya nak, jadi jangan mikir yang macem-macem ya tentang fia"

"Iya tante"

"Eh jangan manggil tante, panggil ibu aja toh bentar lagikan kamu jadi anak ibu"

"I-iya bu"

Ya saat ini ibu fia dan niel telah berada dijakarta. Itu semua karena devano. Dia menyuruh derrick untuk menjemput calon mertuanya dan adik iparnya tanpa sepengetahuan fia.

Biar menjadi surprise katanya.

Devano sengaja menyuruh calon mertuanya kemari lebih cepat karena dia ingin bertanya tentang apa yang disukai dan tidak disukai oleh fia.
Contohnya tentang warna yang fia sukai yaitu dusty pink dan baby blue. Dan masih banyak lagi hal yang harus devano ketahui tentang calon istrinya itu.

Niel dan ibunya untuk sementara menginap dimansionnya lalu nanti pindah ke hotel yang telah dia pesan untuk resepsinya nanti.
Dia dan fia nanti akan menginap juga dihotel itu agar tidak bolak-balik ke mansionnya. Kan ribet.

Devano sudah mengatakan pada seluruh maid dan bodyguardnya untuk melayani dengan baik  calon keluarga barunya ini.

Buat mereka senyaman mungkin disini. Jika sampai ada yang membuat mereka tidak betah dimansionnya, devano tidak akan segan-segan mengeluarkan orang itu dengan cara kasar dari mansionnya.

Itulah devano. Yang bisa melakukan apapun untuk orang terdekatnya.

☆☆☆☆

Semoga kalian suka sama cerita abal-abal aku ini.

Jangan lupa vote dan koment ya guys.

Selamat malam😊.

Next,

Love Story FIA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang