'Love story FIA' 12. Maaf

2.6K 218 0
                                    

Mansionnya devano☝

Happy reading*

Setelah fia berpikir lama. Akhirnya dia memutuskan untuk menemui devano.

Saat mereka (fia dan derrick) tiba di mansion devano, semua orang menatapnya bingung.
"Siapa gadis itu?"

"Untuk apa Mr. Derrick membawanya kemari"

"Apa dia kekasihnya tuan derrick?"

Kurang lebih seperti itu bisikan para maid disana, fia hanya menunduk sambil berjalan mengikuti derrick.

"Bagaimana dengan tuan?" Tanya derrick.

"Tuan sedari tadi berada dikamarnya, bahkan dia belum makan sama sekali dari tadi siang" ujar ellias datar, lalu matanya menatap fia.
Fia hanya bisa menunduk demi menghindari tatapan dari mata tajam itu.

"Akan ku jelaskan semuanya nanti padamu" ujar derrick, lalu membawa fia menuju kamar devano. Mereka tidak dapat mendengar apapun karena memang kamarnya kedap suara.

"Pintunya tidak dikunci nona" ujar derrick setelah tiba didepan pintu kamar devano.

Saat derrick hendak membuka pintu kamar itu. Fia menghentikannya dan bicara bahwa biar dia sendiri yang masuk.

Derrrick menatapnya seolah tidak percaya, bagaimana jika devano melukai gadis didepannya ini.

"Tidak perlu khawatir, devano tidak mungkin melukaiku." Ucap fia lembut dengan senyum menenangkan seolah tahu apa yang dipikirkan derrick.

Lalu fia masuk ke kamar devano, dari pertama yang dia lihat adalah ruang besar yang penuh dengan barang berserakan dimana-mana.

Setelah matanya mencari devano akhirnya dia menemukannya sedang bersandar pada pinggir ranjang dan menenggelamkan wajahnya dilipatan lututnya.

Dia mendapati sosok devano masih dengan celana dan kemeja putihnya saat bertemu dengannya tadi siang. Rambut pria itu berantakan, tak jauh berbeda dengan pakaiannya.

Fia mencoba mendekati devano, lalu berjongkok disampingnya.
"Dev" ucapnya lembut.

Tapi tidak ada respon dari pria dihadapannya ini. Fia menyentuh pundak devano dan langsung ditepis kasar oleh devano.

Devano mengangkat kepalanya dan menatap tajam pada gadis dihadapannya ini.

Devano dapat melihat mata sendu fia, sepertinya fia tidak terpengaruh dari tatapan tajamnya.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya nya dingin sambil terus menatap fia tajam.

"Dev, aku-"

"Pergi" potong devano dingin.

Fia terkejut mendengar nada bicara devano. Tapi dia segera merubah ekspresinya kembali.

Fia menatap tangan devano, disitu terdapat luka bahkan darahnya sudah mengering.
Kemudian dia menatap kaca rias yang sudah pecah. Bahkan pecahannya berserakan dimana-mana.

'Aku pikir kau akan tetap disini' batin devano ketika melihat fia berdiri.
Devano pikir fia akan pergi meninggalkannya begitu saja. 'Kau bahkan tidak peduli padaku' tambahnya lagi.

Tapi ternyata pikirannya salah.
Ternyata fia mencari obat P3K dilemarinya. Setelah ketemu fia kembali lagi berjongkok disamping devano lalu mengambil tangannya yang terluka tadi, bahkan devano lupa jika sedari tadi tangannya terluka.

Fia mengobatinya dengan penuh hati-hati dan itu membuat devano tidak dapat menahan senyumnya.

Saat fia kembali menatap devano, devano langsung merubah wajahnya datar kembali.

"Mengapa kamu melakukan semua ini" ucap fia lembut setelah selesai mengobati devano.

Devano hanya diam menatap gadis dihadapannya ini, lalu memalingkan wajahnya. Sakit hati yang sedari tadi mulai terlupakan namun sekarang kembali teringat bahkan luka dihatinya tambah menganga.

"Maaf" hanya kata itu yang dapat fia sampaikan pada pria dihadapannya ini.
Karena bagaimana pun juga ini terjadi karena ulahnya. Jika saja dia tidak menolak devano, mungkin devano baik-baik saja saat ini.

"Untuk apa?" Ujar devano datar

"Semuanya, karena ku kamu jadi seperti ini" ucap fia mulai terisak.

Devano terkejut saat mendengar fia menangis, devano tidak suka melihat fia menangis apalagi karena dirinya.

"Fia please, dont cry.
Aku tidak suka melihatmu menangis" ujar devano lirih dengan perasaan bersalah.

* * * *

Next,

Love Story FIA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang