'Love story FIA' 23. Ziarah

2K 173 0
                                    

Happy reading*

Pagi ini cuaca sangat cerah, begitupun dengan devano.
Dia merasa seperti mempunyai keluarga baru.

Saat ini mereka sedang sarapan bersama sambil bercanda dan tertawa.

Fia memutuskan untuk hari ini ziarah ke makam ayahnya sambil meminta restu.

Setelah selesai sarapan, niel berangkat sekolah dengan temannya sedangkan fia mengajak devano untuk mengelilingi desanya sambil menuju tempat makam ayahnya yang jaraknya kurang lebih 1 km.

Fia memutuskan untuk berjalan kaki saja sambil menghirup udara sejuk di pagi hari. Lagi pula dirumahnya tidak ada kendaraan kecuali sepedanya yang dulu dipakainya saat pergi ke sekolah.

"Udara disini sejuk sekali, masih asri" ujar devano.

"Of course, bukan seperti di kota"
Ucap fia sambil menekankan kata kota.

"Apa anda lupa nona?
Anda juga tinggal di kota"

"Itu terpaksa"

"Terserah anda saja Mrs."

"Eh kok Mrs.?"

"Ya kan sebentar lagi kamu akan menyandang nama Mrs. Marcello"

Pipi fia memerah mendengar itu.

"Kamu lucu" kekeh devano.
Lalu meninggalkan fia begitu saja.

"Kebiasaan" ucap fia pelan.

"Kayak tau aja jalannya, nanti nyasar baru tahu rasa" lanjutnya sambil menyusul devano.

Banyak orang yang menyapa fia, bahkan banyak juga orang yang menatap fia kagum karena bisa membawa orang bule ke desanya.

Bahkan tak sedikit juga wanita yang terang-terangan menatap devano. Entah itu gadis disana, ibu-ibu, nenek-nenek bahkan anak balita sekalipun.
Mereka juga secara terang-terangan menggoda devano. Ada yang mengedipkan mata bahkan ada juga yang meminta foto bersama.

Fia yang sedari tadi di samping devano tidak dihiraukan lalu dia pergi dari situ dengan perasaan kesal.

"Nyebelin. Dia pikir aku tiang listrik apa, gak dihirauin sama sekali" gerutunya sambil berjalan sendirian menuju makam ayahnya.

Devano yang sadar saat melihat fia pergi begitu saja pun langsung menyusul fia, walaupun dia harus bersusah payah menghindari wanita-wanita yang mengerumuninya.

"Heyy" panggilnya saat sudah berjalan disamping fia.

Tidak ada respon.

'Sudah biasa dev' batinnya.

"Maaf, aku tidak bermak-"

"Dikacangin itu gak enak tauk" potong fia cepat.

"Iya-iya, lagi pula ini bukan kesalahan ku. Salahkan mereka yang mengerumuniku seperti itu"
Ujar devano

"Itulah resikonya menjadi pria tampan, banyak disukai dan dikejar-kejar wanita" sambungnya dengan berbangga diri.

"Dihhh PD amat" ucap fia pelan.

"Kamu mengatakan sesuatu?" Tanya devano

"E-eh enggak kok, mungkin kamu salah denger"

Setelah percakapan itu, mereka tidak berbicara lagi sampai di depan makam.

"Dev, beli bunga dulu"

"Hmm"

"Buk bunganya ya" ucap fia pada ibu penjual bunga makam.

"E-eh iya neng" ucap ibu itu gugup sambil melihat devano takjub.

"Neng itu orang bule ya?" Tanya ibu itu sambil membungkus bunga tersebut.

"Emang keliatan banget ya buk bule nya"

"Iya neng, ganteng pisan"

Devano hanya menatap bingung dua orang wanita yang sedang berbisik ini.

"Ini buk uangnya" ucap fia sambil memberikan uang kepada ibu tersebut.

"Iya neng, sering-sering ya mampir kemari"

Fia tertawa kecil,
"Insyaallah buk"

'Emang sebesar itukah pesona seorang devano?' Batinnya.

"Apa yang kamu bicarakan pada ibu tadi?" Tanya devano sambil  menuju makam ayah fia.

"Kenapa memangnya?"

"Tidak apa-apa hanya bertanya saja"

"Oh ya sudah"

Devano mendengus kesal. Sedangkan fia tertawa kecil melihat devano seperti itu.

"Ini?" Tanya devano

"Iya"

Irawan bin Abdullah
Lahir : 23 Oktober 1975
Wafat : 15 Agustus 2016


"Assalamualaikum ayah" ucap fia sendu.

Lalu dia berjongkok disamping makam ayahnya.
"Waalaikumsalam" lanjutnya pelan.

"Fia kangen sama ayah, ayah kangen gak sama fia?"

Air mata mulai membasahi pipinya, lalu dihapusnya dengan cepat.

"Ayah, fia bawa seseorang kesini. Fia mau ngenalin dia sama ayah"

Lalu dia menoleh ke devano yang sedari tadi menatapnya dengan berdiri.

"Dev, sini" panggilnya.

Setelah devano berjongkok disampingnya, dia memperkenalkannya pada ayahnya.

"Ayah, ini devano temennya fia. Yang insyaalah akan menjadi teman hidup fia selamanya, yang akan gantiin posisi ayah yang selama ini ngejagain fia.
Dan akan menuntun fia ke jannahnya Allah kelak."

"Dia juga yang nanti bakalan gantiin jannahnya fia, yang semulanya di ibu nanti bakalan pindah ke dia"

Devano hanya menatap fia yang berbicara sendiri seolah sedang berbicara dengan ayahnya.

"Ayah tenang aja ya disana, fia bakalan doain ayah terus kok."

Fia berhenti sejenak untuk menarik nafas dan menghapus airmatanya yang entah sejak kapan keluar.

"Makasih ya yah buat semuanya, fia sayang ayah"

Lalu dia berdoa sejenak, setelah itu menaburkan bunga yang dibelinya tadi. Tak lupa menyiramkan air yang entah dia mendapatkannya dari mana.

"Yuk pulang" ucap fia.

Devano hanya memandangi fia yang hidungnya sudah memerah akibat menangis tadi.

Devano berdiri lalu tersenyum.
"Ayo"

Perlu kamu tahu.
Ada seorang laki-laki yang tak akan pernah menyakitimu, meninggalkanmu, membuatmu bersedih bahkan kecewa.
Dia akan melakukan apapun untuk memperjuangkan kebahagiaanmu.
Siapakah dia?
Dia adalah Ayahmu.

☆☆☆☆

Next,

Love Story FIA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang