'Love story FIA' 26. Honeymoon

2.7K 192 1
                                    

Happy reading*

Setelah acaranya selesai, mereka kini memutuskan untuk beristirahat di hotel tersebut.
Begitu pun dengan niel dan ibunya.

"Dev, aku mandi dulu" ucap fia setelah berada dikamar hotelnya.

"Hmm"

Sambil menunggu fia mandi, devano memutuskan untuk mengecek beberapa email yang dikirim oleh sekretarisnya.

Setelah fia selesai mandi, dia melihat devano duduk diranjang dengan bersandar sambil mengecek I-pad nya.

Fia menghembuskan nafasnya,
"Dev, mandilah dulu. Lalu istirahat, kamu bisa mengerjakannya besok."

"Sebentar lagi"

"Sekarang sayang"

Devano beralih menatap fia, apa dia tidak salah dengar. Fia memanggilnya dengan sebutan 'sayang'.

"Kenapa?" Tanya fia bingung ketika devano menatapnya seperti itu.

Devano tersenyum,
"Tidak apa-apa.
Baiklah kalau begitu aku mandi sekarang"

Lalu devano beranjak dari tempatnya,
"Sering-seringlah memanggilku seperti itu sayang" bisik devano tepat ditelinga fia.

Setelahnya dia langsung masuk ke kamar mandi tak lupa dengan membawa handuk dan bajunya.

Fia hanya tersenyum, ternyata suaminya ini sangat romantis.

☆☆☆☆

Saat ini fia dan devano duduk diranjang bersama sambil bersandar pada kepala ranjang.

Mereka hanya diam saja, hanya terdengar suara nafas mereka.

Devano tersenyum sendiri, dan fia yang melihatnya jadi bergidik.

"Dev kamu baik-baik saja bukan?"

"Tentu, memangnya kamu pikir aku sakit apa"

"Ya abisnya kamu senyum-senyum sendiri"

"Aku tersenyum karena akhirnya penantianku selesai"

Fia hanya membulatkan bibirnya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Kamu tidak bahagia?"

"Eh kenapa kamu bertanya seperti itu?"

"Ya karena responmu hanya seperti itu."

Fia memutarkan matanya malas.
"Lalu aku harus bagaimana?
Nari-nari terus teriak-teriak jika aku sedang bahagia saat ini."

"Ya setidaknya kamu menunjukan respon yang bahagia"

Fia menghembuskan nafasnya,
"Dev, jika kita bahagia kita tidak perlu terlalu mengumbarnya. Aku tidak suka atau terbiasa menunjukan sesuatu yang berlebihan"

Kini devano tersenyum, lalu dia menarik fia kepelukannya.

Fia terkejut dengan apa yang dilakukan devano karena seumur-umur dia tidak pernah dipeluk oleh pria kecuali ayah dan adiknya itu.

"Kamu tahu?
Aku merasa bahwa aku pria paling beruntung karena mendapatkan wanita seperti mu"

Fia tersenyum,
"Dan kamu tahu, aku seperti wanita yang beruntung karena mendapatkan pria seperti dirimu"

Lalu devano tertawa mendengar fia yang mengikuti ucapannya.

"Oh ya, aku ingin menunjukan sesuatu padamu" ujar devano.

"Apa?" Tanya fia bingung

Devano melepaskan pelukannya lalu mengambil sebuah kertas di atas nakas. Lalu memberikannya untuk fia.

"D-dev ini.."

"Yups kita akan honeymoon ke paris selama sebulan"

"Apa tidak berlebihan?
Keparis selama sebulan."

"Kurasa tidak"

"Aku tidak mau" ucap fia sambil memberikan kembali tiket tersebut.

"Kenapa?"

"Itu berlebihan dev,
Jika satu bulan aku tidak mau"

Devano menghembuskan nafasnya,
"Baiklah, lalu kamu mau berapa lama?"

"3 hari"

"Mana mungkin sayang, kita menuju kesana saja membutuhkan waktu satu hari lalu pulang satu hari. Berarti kita disana hanya satu hari."

'Benar juga' batin fia.

"Ya sudah lima hari"

"Seminggu lah"

"Lima hari dev"

"Seminggu sayang"

"Lima hari"

"Seminggu saja ya?"

Fia hanya menatap devano.

"Pleaseee" ujar devano memelas.

Fia mengembuskan nafasnya.
'Berdebat dengan devano tidak akan ada habisnya' batinnya.

"Baiklah"

"Yeyyy" pekik devano sambil memeluk fia.

"D-dev ak-ku ses-ak"

"Oh maaf sayang" ujar devano nyengir.

Fia mendengus,
"Memangnya mau ngapain sih lama-lama disana"

"Bikin baby"

Ucapan devano membuat pipi fia memerah seketika.

"Kamu tahu. Aku ingin punya baby yang banyak biar nanti bisa menjadi pemain sepak bola. Jadi kita tidak usah repot-repot untuk menyewa orang jika ada tanding bola, kan ada anak kita."

"Kamu pikir mengandung dan melahirkan itu gampang apa?
Kamu mah cuman dapat enaknya doang" gerutu fia.

"Enak yang seperti apa sayang?" Goda devano

"A-apaan sih kamu" gugup fia.

Devano terkekeh,
"Baiklah sekarang kita tidur oke?
Besok kita akan berjalan jauh"

"Jalan kemana?" tanya fia bingung

"Tentu saja honeymoon sayang"

"Secepat itu?"

"Yups, ayo tidur. Ini sudah larut malam. Kita kumpulkan tenaga untuk besok oke"

Fia hanya berdehem, saat fia hendak menidurkan tubuhnya devano menahan tangannya.

"Ada apa dev?"

"Apa kamu tidak mau membuka jilbabmu?"

"Apakah harus?"

"Tentu saja sayang. Aku suami mu saat ini, besok maupun untuk selamanya"

Fia hanya diam menunduk, dia ragu karena selama ini dia tidak pernah membuka hijabnya didepan pria yang bukan muhrimnya.

"Sayang" ujar devano lembut sambil mengelus kepalanya.

Fia mengangguk ragu sebagai jawaban iya. Devano tersenyum lalu mulai membuka jilbab istrinya itu.

Saat jilbab fia sudah terbuka, bau buah strawberry langsung memenuhi indera penciuman devano.

Devano menatap fia takjub, fia sangat cantik saat jilbabnya terlepas. Dan bagi devano kecantikan fia hanya untuknya dan miliknya, dia tidak akan membagikannya pada orang lain.

"Baiklah, sekarang tidur"

Fia yang sedari hanya diam menganguk singkat.

Lalu mereka tidur dengan posisi devano memeluk fia dan mencium puncak kepala fia yang saat ini mulai menjadi candu untuknya.

I will always love you. Every second, every day although forever.
~Devano

☆☆☆☆

Jangan lupa vote and comentnya😁

Next,





Love Story FIA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang