Chapter 5 ~ Girl Next Door Wannabe

807 109 29
                                    

Myungsoo dan Jiyeon baru saja tiba di parkiran. Serasa raja dunia Myungsoo turun dengan gagahnya dari Lambo-nya dengan seragam yang jauh dari kata rapi.

'Tipikal cowok-cowok populer' ,batin Jiyeon yang masi duduk didalam mobil.

Jiyeon bergidik ngeri melihat begitu banyak mata memandang kagum pada Myungsoo baik itu para gadis ataupun anak-anak cowok.

Tiba tiba saja Jiyeon merasa bersyukur Myungsoo tidak menurunkannya dipinggiran jalan, untuk alasan konyol seperti jaim? Atau tidak ingin para fans-nya patah hati, maybe.

Jiyeon sering dengar fansgirl di Korea sungguh mengerikan, lebih mengerikan dari pembunuh bayaran. Dan lebih hebat dari mata-mata profesional. Wew, memikirkannya saja sudah membuat Jiyeon bergidik ngeri.

Jiyeon mengecek penampilannya sekilas sebelum melangkah turun dari mobil Myungsoo. Beberapa siswa dengan terangan-terangan tanpa sungkan sama sekali menunjuk kearah Jiyeon sambil berbisik bisik.

'Wow, terang terangan sekali' pikir Jiyeon.

Jiyeon mengimbangi langkah Myungsoo yang sudah mendahuluinya memasuki gedung utama sekolahan bergaya eropa kuno didepannya.

"Dimana kantor kepala sekolahnya?" tanya Jiyeon sambil menyibas rambut sepanjang pinggangnya bak iklan shampoo, aroma vanilla lembut menyapa indra Myungsoo. Aroma Vanilla yang sama dengan yang Myungsoo cium kemarin saat mencumbu Jiyeon.

Jujur saja Myungsoo tidak keberatan dengan aroma vanilla ini, aromanya menyenangkan dan menenangkan. Bukan seperti parfum-parfum para gadis kebanyakan yang terlalu 'strong' dan kadang membuat kepala Myungsoo pusing.

Beberapa siswa yang beralu-lalang disekitaran mereka terang terangan mencuri pandang kearah Jiyeon dan Myungsoo penuh rasa ingin tahu. Menunjuk kearah mereka dan berbisik setelahnya.

"Kenapa sih? emank ada yg salah denganku?" tanya jiyeon. Sambil mengecek penampilannya. Tidak ada yg aneh dg penampilan Jiyeon.

"Kim Myungsoo apa ada yg aneh dengan penampilanku?"tanya Jiyeon pada Myungsoo yang berjalan dalam diam disampingnya.

Myungsoo melirik kearah Jiyeon, tidak ada yg aneh dari penampilan tunangannya itu. Dia tetep terlihat cantik dalam balutan blazer birunya. Rambut coklat tuanya yang kemarin terikat ponitail kini tergerai indah sampai ke pinggang gadis itu.

Keseluruhan Jiyeon tampak cantik bahkan mungkin lebih cantik dari murid perempuan lain yang Myungsoo pernah lihat disekolahnya. Terlalu gengsi mengakui bahwa tunangannya terlihat cantik, Myungsoo malah mengalihkan pembicaraan

"Kau bersamaku tentu saja itu menarik bagi mereka, biasakan dirimu" ucap Myungsoo dengan sombong, tak lupa melempar senyum miringnya yang menyebalkan.

"Wow" komentar Jiyeon sinis, "Sombong sekali"

Myungsoo mengangkat pundaknya dengan acuh, berbalik meninggalkan Jiyeon.

"Ruang kedua disebelah kirimu, ruang kepala sekolah" ucap Myungsoo tanpa menoleh. Para siswa secara otomatis menyingkir memberi jalan pada Myungsoo tanpa pria itu perlu repot berkata apapun. Myungsoo melangkah dengan angkuh dan menghilang dari pandangan Jiyeon.

"Ck. Dia memang hundred persen jerk!" komentar Jiyeon.

Myungsoo satu kelas seperti biasanya dengan Jinyoung dan Chanyoel. Ulah kakaknya tentu saja, Sooyoung selalu meminta hal yang sama setiap tahunnya. Menuruti permintaan adiknya tentu saja.

Bagaimanapun juga keluarganya mengucurkan dana yang tidak sedikit untuk sekolah ini. Jelas mereka akan memberikan apapun yang Myungsoo minta, permintaan kecil seperti itu bukan masalah besar kan?

VANILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang