Chapter 16 ~ Another Terms and Conditions

702 110 30
                                    

"Cih!" Myungsoo berdecak tak suka begitu Jiyeon menghilang dibalik pintu kamarnya. "Aku suruh dia pergi dia benar-benar pergi?!" gerutu Myungsoo dengan nada tak percaya.

"Wow,daebakkkkk!!" jerit Myungsoo frustasi, berharap sang gadis bisa mendengar dari luar sana. "Ck, tunangan macam apa dirinya itu" komentar Myungsoo tak suka, dengan berat hati Myungsoo naik keatas. Melempar tubuhnya diatas circular bed miliknya.

Myungsoo mengerang kesakitan, memegang dahinya yang berdenyut. Myungsoo terlalu malas untuk turun mengambil anti-inflamation cream dikotak obat. Jangankan turun kedapur untuk itu, turun kemini bar gameroomnya untuk ice-pack saja dia malas.

Myungsoo memandang langit-langit kamarnya, menghela nafas berat. Hubungan yang didasari perjodohan, kepentingan bisnis dan keuntungan semata memang tidak pernah berjalan baik. Apa yang Myungsoo harapkan sebenarnya? Cinta? Ketulusan?

Myungsoo menertawakan dirinya sendiri, lupakah dirinya betapa buruk peruntunannya jika berhubungan dengan wanita? Mau itu Sandara ataupun Jiyeon sepertinya tidak ada bedanya. Dia tetap bukan pria beruntung dalam asmara.

"Kim Myungsoo" panggil suara semanis aroma vanilla yang memecah keheningan kamar Kim Myungsoo.

"Ck, mau apa lagi sih!" gerutu Myungsoo tak suka. Bungsu Kim hafal siapa pemilik suara itu, Myungsoo menarik bantal untuk menutupi wajahnya. "Ouch!!" pekik Myungsoo merasakan denyutan didahinya yang tertimoa bantal dengan kasar.

'Sialan aku lupa!!!' rutuk Myungsoo dalam hati menyadari kebodohannya, 'Luka sialan!'

"Kau baik-baik saja??" tanya Jiyeon dengan khawatir, sang gadis bergegas mendekati sipria yang mengadu diatas tempat tidur.

"Kenapa kembali lagi sih! Pergi sana!!" perintah Myungsoo sok galak pada sang gadis yang sudah duduk dipinggiran tempat tidurnya. Myungsoo menghindari tatapan sang gadis, sebenarnya malu juga ketauhan mengadu kesakitan karena luka kecil dikepalanya begini.

"Iya, iya aku akan pergi sebentar lagi" jawab Jiyeon dengan santai menarik pundak Myungsoo untuk diam terlentang diatas tempat tidur. "Memangnya siapa juga yang mau berlama-lama disini dengan pria mesum sepertimu" tambah Jiyeon meletakan ice pack yang sudah dibungkus dengan handuk tipis diatas kening Myungsoo yang bengkak.

"OUCH!!!!" pekik Myungsoo kesakitan begitu dingin dari es menyentuh kulitnya yang membengkak.

"Diamlah!!" bentak Jiyeon menahan tangan Myungsoo dengan tangannya yang bebas. Dan menahan tangan Myungsoo lainnya dengan kakinya. Mengunci pergerakan bungsu Kim.

"Singkirkan benda sialan ini dariku, beraninya kau memperlakukan aku seperti ini Park Jiyeon!!!" pekik Myungsoo tak suka dengan perlakuan semena-mena Jiyeon padanya ini.

"Diamlah, jangan banyak bergerak"

"Sakit tau!!!" jerit Myungsoo seperti bocah 3 tahun yang merajuk.

"Jangan manja!" ledek Jiyeon tanpa perasaan.

"Manja???!!" Myungsoo mengulang dengan tak suka, Myungsoo mengerahkan kekuatannya sungguh-sungguh sekarang. Dengan mudah melepaskan diri dari Jiyeon yang menahannya. Myungsok terpancing emosinya lagi, berani-beraninya Jiyeon mengatainya MANJA?!

"Ya!!!" bentak Myungsoo yang sudah kembali duduk diatas ranjang menatap lurus sang gadis dihadapannya. "Memangnya kau lupa ini hasil perbuatan siapa?!!" tekan Myungsoo berapi-api. "Aku bahkan tidak ingat kau sudah minta maaf padaku untuk ini"

Jiyeon memarik nafas, pria ini benar-benar kekanak-kanakan. Memang perlu kesabaran extra berurusan dengan pria yang satu ini. Jiyeon menatap lembut mata tajam Myungsoo yang berapi-api, dengan gerakan pasti Jiyeon mengecup bibir Myungsoo ringan.

VANILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang