Chapter 15 ~ Masa depanku, Masa depanmu juga

724 102 23
                                    

"Aaaaaahhhhh!!!!" jerit Jiyeon dengan hororrr, wajahnya semerah tomat karena malu dan gugup. Reflek Jiyeon terlonjak didalam air menyadari busa yang mulai menipis, dengan gugup Jiyeon menutupi tubuhnya meringkuk malu didalam air.

Myungsoo dengan panik bergegas membungkam jeritan Jiyeon dengan tanggannya. "Kenapa berteriak sih?! Kau mau membangunkan seluruh penghuni mansion?!!"

"Arrrgghh" jerit Jiyeon dibalik tangan Myungsoo yang membekapnya. Tangan sigadis bergerak memeluk tubuhnya yang telanjang dibalik busa sabun yang mulai menipis.

"Jiyeon!!" bentak Myungsoo frustasi, "Berhenti berteriak!!" tekan Myungsoo pada sih gadis yang mengangguk ringan dibawah Myungsoo. Tangan Jiyeon merambat keluar dari bathup. "Kalau aku lepaskan kau berjanji tidak akan berteriak?"

Jiyeon mengangguk cepat berulang kali, Myungsoo-pun akirnya melepaskan tangannya yang membungkam sih gadis. Jiyeon terlihat bernafas dengan rakus, Myungsoo hanya tersenyum miring menanggapi."Lagian kenapa pake berteriak segala sih" komentar sipria dengan santai.

Bukannya menjawab Jiyeon melempar benda yang diambilnya dari pinggiran bathup. Jiyeon melempar bongkahan sabun batangan kekepala Myungsoo tanpa ampun.

"Ouch" Myungsoo memekik kesakitan, sabun keras itu menghantam keningnya keras. Myungsoo mengeram kesal, melempar tatapan mumbunuhnya kearah sigadis.

"Keluar dari sini" jerit Jiyeon sambil melempari apapun yang bisa diraih tangannya kearah tunangannya yang melempar tatapan marah.

"Ya!!" jerit Myungsoo bangkit meninggalkan pinggiran bathup, menghindari serangan Jiyeon yang tak berkesudahan. "Jiyeon hentikan"

"Keluar dari sini!! Keluar!!" teriak Jiyeon melempar botol Shampoo 500ml kearah Myungsoo, "Dasar mesum, keluar"

"Kau sudah gila ya" komentar Myungsoo, pria itu mengambil jarak aman. Sejauh mungkin dari Jiyeon yang kesetanan. Myungsoo menarik nafas lega, Jiyeon kehabisan benda untuk dilempar disekitarnya. "Apa lagi yang mau kau lempar sekarang?" ledek Kim Myungsoo.

Jiyeon berdecak dari tempatnya, matanya berkeliling cepat mencari apapun yang bisa digunakan melempar pria kurang ajar ini keluar dari ruangannya. Senyum kemenangan tersunghing diwajah cantiknya, Jiyeon menatap Myungsoo yang berdiri didekat pintu kamar mandinya. Tangannya meraih soap holder unttached terbuat dari keramik yang ada dipinggiran bathup berkakinya.

"Jiyeon" lirih Myungsoo menyadari ide gila apa yang ada diotak tunangannya, "Jangan macam-macam sayang. Letakan" pinta Myungsoo menatap horor Jiyeon yang sudah mengangkat marmer oval itu. Walaupun sebesar sabun tapi tetap saja itu marmer yakan?

"Jiyeon, kau mau membunuhku?" tanya Myungsoo yang mulai pucat, "Letakan! Jangan main-main" seru Myungsoo tak suka. Jiyeon menatapnya dengan tampang serius, mengambil ancang-ancang melempar. Gadis ini sabuk hitam taekwondo Myungsoo tidak bisa menganggap enteng lemparan gadis ini.

Jiyeon melempar senyum jahilnya tangannya mengambil ancang-ancang ala pitcher profesional, Jiyeon menunjuk terang-terangan kearah tujuan lemparannya. Mata Mtungsoo terbelalak seolah siap melompat dari rongga matanya, Myungsoo menyadari sasaran tembak Jiyeon. Tanpa berpikir dua kali Myungsoo menutupi pusat gairahnya dengan kedua tangannya.

"Jangan main-main!! Ini masa depanmu juga" seru Myungsoo memberi alasan. "Aku calon suamimu kau tau itu, tanpa ini bagaimana kita bisa.."

"Aku tidak masalah kita bisa adopsi" potong Jiyeon sadar kemana arah pembicaraan Myungsoo, walau jujur saja jantungnya mulai berdetak tak normal. Jiyeon bersiap melempar dan....

BRAKkk!!
Myungsoo melarikan diri, menutup pintu dibaliknya dengan cepat. Myungsoo melarikan diri sejauh mungkin dari tunangannya yang berbahaya itu.

"Dia sudah gila!" gumam Myungsoo menatap pintu kamar mandi, bergidik ngeri Myungsoo menutup pintu Jiyeon dan menyelamatkan diri kekamarnya sendiri.

Jiyeon menarik nafas dalam, gadis ini baru saja selesai berpakaian. Jiyeon memunguti botol-botol toiletry yang dilemparnya kearah Myungsoo sesaat yang lalu, bibirnya tak berhenti mengutuki pria mesum yang seenaknya sendiri masuk kekamar mandinya saat dia sedang mandi.

"Gila! Bahkan dengan suara seberisik itu tak seorangpun yang datang untuk mengecek apa yang terjadi" decak Jiyeon tak percaya. Bagaimana mungkin dengan banyaknya teriakan dan suara barang-barang yang dilempar tidak satupun pelayan yang datang untuk mengecek keadaanya dan Myungsoo.

'Mungkin kalau yang datang pembunuh bayaran, orang itu pasti sudah berhasil menghabisiku dan Myungsoo tanpa seorangpun yang tau, Ckckck..' Jiyeon bergidik ngeri membayangkan pikirannya yang mengacau asal.

✿✿

Myungsoo memandang wajahnya dibalik cermin kamar mandi mewahnya, keningnya berdenyut tak nyaman. Pantas saja! Ada rona berbentuk lingkaran merah tua dikening sebelah kirinya, ini pasti ulah bongkahan sabun batangan yang dilempar Jiyeon dengan sembarangan.

"Ck, kalau saja dia pria sudah kuhajar sampai babak belur tadi!" Gerutu Myungsoo pada bayangannya dicermin. Myungsoo menyentuh pelan keningnya, "Ouch, sakit sekali!" gerutu sisulung Kim.

"Awas saja Jiyeon! Tunggu pembalasanku!!" tegas Myungsoo memukul marmer putih wastafellnya. Myungsoo menarik nafas dalam 'Apa iya Myungsoo sanggup membalas gadis vanilla-nya itu?' tanya Myungsoo dalam hatinya.

"Ya!! Dia saja tega mau menghancurkan masa depanku, masa depanku kan masa depannya juga, Dasar bodoh!!" keluh Myungsoo mengingat bagaimana Jiyeon berniat melempar marmer soap holder kearah adik kecilnya. Myungsoo otomatis menutupi adik kecilnya lagi, bergedik ngeri membayangkannya. "Ck, gadis itu have no idea how much magic this things can do!! or should me say it pleasure?" ucap Myungsoo menyunggingkan seringai nakalnya.

Bruak!
Myungsoo memutar bola matanya apa lagi sekarang?! Dengan kesal Myungsoo melangkah keluar dari kamar mandinya, menemukan sipembuat onar didalam kamarnya. Jiyeon menatap Myungsoo dengan tatapan marah, Myungsoo mengangkat alisnya 'Siapa yang harusnya marah disini?!' batin Myungsoo dengan kesal.

"Kau ingin pergi kesuatu tempat?" tanya Myungsoo tak sanggup menahan dirinya tidak bertanya. "Club Hip-Hop or something?" tambah Myungsoo menatap penampilan tak biasa Jiyeon. Celana bomber dan sweater kebesaran khas bintang Hip-hop. Jiyeon cemberut dengan sindiran Myungsoo.

"Aku kan sengaja berpakaian seperti ini, karena dia selalu saja mesum" pekik Jiyeon tidak terima, "disekitarku!" tambah Jiyeon dengan cengiran malu-malu menatap Myungsoo yang menatapnya dingin.

"Oh, thanks!" sindir Myungsoo tajam, "Setelah kau mengancam masa depanku, hal pertama yang kau ucapka justru aku yang selalu mesum disekitarmu?!! Aku bahkan tak melakukan apapun padamu nona!" tekan Myungsoo mengingat dirinya bahkan tak melakukan apapun pada Jiyeon dikamar mandi tadi.

"Maaf, aku memang agak berlebihan tadi" aku Jiyeon berjalan mendekati Myungsoo

"Sedikit?!" ulang Myungsoo melempar tatapan membunuh pada sigadis.

Jiyeon mengerucutkan bibirnya, "Ya kan salahmu sendiri kenapa kau menerobos masuk kekamar mandiku?" aku Jiyeon, memandang Myungsoo dengan tatapan polosnya. Myungsoo menghela nafas tak suka.

"Keluar!!" bentak Kim Myungsoo mengusir Jiyeon dengan dingin.

"Myungsoo" ucap Jiyeon tak paham kenapa pria ini semarah itu padanya, "Kenapa kau marah sih? Kan harusnya aku yang marah?!"

"Kau sudah marah paadaku nona! Lupa?" sindir Myungsoo sambil memarkan dahinya "Lihat ini, hasil kemarahanmu!"

"Geez" pekik Jiyeon terkejut, Jiyeon sama sekali tak memperhatikan dahi Myungsoo yang bengkan, Jiyeon menggigit bibirnya, mengulurkan tanggannya menyentuh dahi Myungsoo "Maaf, aku tidak bermaksud" ucap Jiyeon dengan sedih.

"Tak usah sok bersedih, pergi sana!" usir Myungsoo, "Aku tidak ingin melihatmu, pergi sana!!" usir Myungsoo yang merajuk persis seperti bocah.

"Huft" Jiyeon menghela nafas, "Maafkan aku dear" ucap Jiyeon sedih, berjalan meninggalkan kamar luas Myungsoo. Tatapannya tak bisa lepas dari pria tampan dengan benjolan didahi yang merajuk tanpa ingin memandang dirinya.

Vanilla ✿

VANILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang