Chapter 29 ~ Mungkin yang terakir

658 101 33
                                    

"Kau sudah datang?" sapa Jiyeon pada Sandara yang baru memasuki toko roti tempat mereka berjanji untuk bertemu pagi ini.

"Kau ingin memesan sesuatu? Mereka punya cappucino yang enak, dan french toastnya juga tidak buruk" saran Jiyeon

Sandara menarik sebuah kursi dan duduk berhadapan dengan Jiyeon. "Im good, aku sudah lihat beritanya pagi ini. Maafkan aku, aku tidak tau kalau kau tunangan Myunsoo"

"Gwechana" Jiyeon tersenyum pahit, sebelum berdeham canggung. Fotonya dan Myungsoo yang ala-ala pasangan saling mencintai beredar heboh disemua media masa pagi ini setelah acara ulang tahun perusahaan semalam.

"Itu hanya perjodohan yang diatur. Aku bahkan tidak yakin kemana hatinya" Jiyeon menghela nafas, kenapa dia semenyedikan ini pagi-pagi.

Sandara juga menghela nafas dalam bersamaan dengan Jiyeon.

"Ada apa Jiyeonssi? Kenapa ingin bertemu denganku?" tanya Sandara memecah keheningan janggal diantara keduanya.

Jiyeon tersenyum lemah, meletakan kotak yang diberikan Sandara pada Jiyeon setelah jam makan siang kemarin. Bahkan dompet couple milik Sandara juga ada didalam kotak itu, itulah yang semakin menyakitkan bagi Jiyeon. Sandara bahkan siap melepas semua yang berhubungan dengan Myungsoo, tapi kenapa Myungsoo justru masih menggunakan dompet itu dengan bangganya. Jiyeon pikir awalnya Myungsoo sudah membuka hatinya untuk Jiyeon tapi kenyataan menyadarkan Jiyeon berbeda.

"Aku pikir kau harus menyerahkannya sendiri pada Myungsoo" jelas Jiyeon yang langsung mendapat tatapan kaget Park Sandara.

"Aku rasa lebih baik kalian selesaikan masalah diantara kalian" jelas Jiyeon dengan senyum terpaksa tangan rampingnya mendorong kotak dihadapannya kearah pemiliknya, Sandara.

"Kau juga tau Jiyeon, Myungsoo tidak ingin bertemu denganku lagi" jawab Sandara dengan nada sedih. "Lagian aku sudah putuskan untuk melepaskan Myungsoo, kehadiranku hanya akan menyakitinya. Aku.. Aku hanya ingin Myungsoo bahagia"

Jiyeon menarik nafas dalam, kalau saja Sandara ini sama menyebalkannya seperti Seolhyun akan lebih mudah bagi Jiyeon untuk membenci gadis ini. Akan lebih mudah bagi Jiyeon untuk mempertahankan cintanya, tapi ini berbeda. Sandara bukan gadis yang seperti Myungsoo tuduhkan, semuanya hanya salah paham itu begitu jelas bagi Jiyeon.

Jiyeon tidak ingin mengambil keuntungan dari kesalah pahaman ini, apa gunanya jika Jiyeon dan Myungsoo bersama saat ini. Tapi pada akirnya saat kesalah pahaman diantara mereka usai, Myungsoo lebih memilih Sandara dari pada Jiyeon. Bukankah itu akan lebih menyakitkan lagi bagi Jiyeon.

'Aku hanya ingin memulai sebuah hubungan yang didasari ketulusan, bukan sebuah kebahagian semu diatas kesalah pahaman dan penderitaan kalian. Aku juga ingin dicintai setulus hati Sandara-ssi, seperti Myungsoo mencintaimu' sedih Jiyeon dalam hatinya, Jiyeon menarik nafas menenangkan dirinya sendiri sebelum mengatakan apa yang ingin dikatakannya.

"Pergilah temui Myungsoo malam ini, aku akan bagikan lokasinya. Selesaikan masalah kalian. Biar Myungsoo sendiri yang tentukan kebahagiannya" tegas Jiyeon, Jiyeon memejamkan matanya menahan gejolak dalam hatinya sebelum akirnya melanjutkan ucapannya, "Setelah mendengar semua penjelasanmu biar Myungsoo sendiri yang putuskan! Aku akan hargai apapun keputusannya begitupun dirimu aku harap."

Sandara menatap Jiyeon tidak percaya, sebelum Sandara melemparkam protes apapu Jiyeon kembali berkata, "Mianhe, Sandara-ssi. Ini memang terdengar egois tapi aku tidak bisa hidup dalam bayang bayangmu. Dan aku juga tidak ingin hidup dalam bayang-bayang luka yang kau tinggalkan. Selesaikan masalah kalian!" tegas Jiyeon sebelum bangkit berdiri dengan angkuh membawa sisa-sisa harga dirinya dengan dirinya sendiri.

VANILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang