Chapter 26 ~ Date Night ♡

646 100 16
                                    

"Ayo kita pergi dari sini, sayang" ajak Myungsoo dengan godaan setannya

Jiyeon mengigit bibirnya yang dipoles lipstik merah terang malam ini, apa sih yang ada diotak mesum Myungsoo malam ini. Myungsoo tersenyum membius, meraih tangan Jiyeon untuk pergi bersama.

"Myungsoo" pekik Jiyeon dengan dengan panik berusaha mencari alasan apapu agar tidak terjebak dengan salah satu lingkaran setan Myungsoo. "Apa ayah dan kakakmu tidak akan mencari kita???" Jiyeon memberi alasan paling logis yang otaknya bisa temukan.

"Jangan khawatir ini bukan pertama kalinya" jawab Myungsoo acuh, menarik paksa Jiyeon mengikutinya menyelinap keluar dari belakang panggung.

"Myungsoo" lirih Jiyeon putus asa sebelum mereka sepenuhnya meninggalkan ballroom pesta ulang tahun perpisahaan keluarga Kim.

Myungsoo melempar pandangan ganjil, dengan kasar pria ini bertanya, "Apa?"

"Aku belum siap" seru Jiyeon dengan gugup

"Belum siap?!" Myungsoo bertanya balik dengan binggung, "Apa sih yang.. Ah! Berhentilah berpikiran kotor sayang" seru Myungsoo yang akirnya menyadari kemana acara pembicaraan Jiyeon barusan, Myungsoo tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa dan mencubit hidung Jiyeon gemas.

"Aku tidak berpikiran kotor, kau saja yang selalu menjurus kesana!"

"Memangnya apa yang kukatakan?" tanya Myungsoo dengan tampang sok polosnya, "Aku kan cuman bilang ayo kita pergi dari sini sayaaang" ucap Myungsoo menguoang kata-katanya tadi dengan penekannan pada kata sayang.

"Kau lapar? mau makan daging panggang?" tanya Myungsoo.

"Daging panggang???" tanya Jiyeon antusias, sejak tiba di korea Jiyeon selalu ingin makan daging bakar dilokal restaurant. "Lokal restaurant?" tanya Jiyeon dengan tatapan penuh harap.

"Aku tau tempat yang enak" jawab Myungsoo  menggandeng tangan Jiyeon. Jiyeon tersipu, sikap manis Myungsoo yang seperti ini yang selalu menyihirnya.

"Bisa kah kita mengunjungi Namsan tower dimalam hari?" tanya Jiyeon dalam taxi

"Shirro, i dont like namsan tower" tolak Myungsoo cepat, kenapa semua gadis ini selalu ingin berkencan di Namsan sih? Apa karena gembok cinta? Seriously..

"Aku bahkan tidak bilang ingin kesana" Jiyeon cemberut karena penolakan pria ini, apa sih susahnya membawanya kesana.

"Pilihlah tempat lain asal bukan Namsan tower aku akan membawamu kemanapun" sahut Myungsoo, Myungsoo tak sanggup jika harus ksana lagi, Jiyeon menghela nafas kecewa, sejujurnya ucapan manis Myungsoo ini cukup membuatnya berdebar.

"Bagaimana kalau hanggang river?" usul Myungsoo

Myungsoo menggandeng tangan Jiyeon berjalan menyusuri tepian sungai Han, menikmati suasana malam yang romantis. Jiyeon menggosok lengannya yang tak tertutup apapun. Myungsoo melepas setelannya dan menyampirkan suit hitam yang dikenakannya dipundak Jiyeon

"Harusnya kau bilang saja kalau memang dingin, kenapa gengsi sekali sih" ledek Myungsoo dengan senyum malaikat mautnya.

"Bukannya kau harusnya peka juga sebagai lelaki" balas Jiyeon tak mau kalah.

"Kenapa aku yg harus peka, kau juga terlalu gengsi" sahut Myungsoo keras kepala

Jiyeon memutar bola matanya, dia lupa kalau pria ini bisa jauh lebih keras kepala darinya, "Kau menang menyebalkan"

"Dan kau merepotkan" sahut Myungsoo diakiri dengan tawa keduanya.

"Omo! firework" Jiyeon memekik girang. "so beautifull"

VANILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang