Chapter 20 ~ Who are you

606 107 13
                                    

Myungsoo membanting kasar pintu kamarnya sambil memaki kasar. Myungsoo marah pada Sandara yang masih saja mengusik kehidupannya, Myungsoo lebih marah lagi dengan Jiyeon yang kesannya membela Sandara. Dan apa-apaan gadis itu?!  Berani-beraninya Jiyeon membentak Myungsoo seperti itu, Jiyeon makin menyebalkan saja.

Selalu saja kehadiran Sandara ini menghancurkan moodnya.Baru beberapa menit yang lalu Myungsoo berniat menghabiskan sore yang damai dengan berenang, mungkin bersama Jiyeon sambil menikmati matahari tenggelam, sekarang justru semuanya berantakan karena kehadiran tamu tak diundang, Sandara Park.

✿✿

Sooyoung memasuki kamar adik lelakinya, tanpa mengetuk terlebih dulu. Sooyoung cukup terkejut saat Kim Ahjumma meneritahunya yang baru pulang dari pemotretan di Hawai bahwa adiknya yang tampan itu ada dirumah. Myungsoo ada dirumah pada jam segini? Bukankah ini termasuk keajaiban dunia?

Sooyoung lebih terkejut lagi saat Kim Mikyung bercerita bahwa sejak kehadiran Jiyeon dikediaman keluarga Kim, adiknya jarang berkeliaran sampai malam tidak pernah membolos sekolah, bahkan saat bangun terlambatpun Myungsoo masih berangkat kesekolah. Menurut bibi Kim Myungsoo juga selalu pulang tepat waktu, atau minimal sebelum jam makan malam. Bukankah ini aneh? Apa adiknya sedang jatuh cinta lagi? Sooyoung harap kali ini kisah cinta adiknya bisa berjalan lebih baik dari yang sebelumnya.

Myungsoo terang-terangan mendengus begitu melihat sosok kakaknya yang muncul dibalik pintunya, bukan sosok gadis yang diharapkannya.
"Ck, gadis itu benar-benar keras kepala!" gerutu Myungsoo tak suka.

"Ckckck, Ekspresi macam apa itu?" tanya Sooyoung tak suka dengan dengusan adiknya. Itu kan namanya tidak sopan. Myungsoo hanya memutar bola matanya dengan malas. "Eh, kenapa dengan keningmu???" Sooyoung bergegas mengecek keadaan adiknya dengan khawatir.

"Aku tidak apa-apa. Cuman luka kecil" seru Myungsoo tak suka dengan sikap berlebihan kakaknya.

"Ck aku kan cuman khawatir" lirih Soyoung dengan wajah cemberut. "Kenapa kau memasang tampang menyeramkan begitu sih? tidak rindu padaku apa?" tanya Sooyoung pura-pura merajuk.

"Keluarlah kak! Aku sedang tak ingin bercanda denganmu" pinta Myungsoo kembali berbaring disofa menutupi matanya dengan lengannya.

"Ck, kelakuanmu masih saja buruk. Aku tak tau bagaimana Jiyeon bisa tahan denganmu yang seperti ini" komentar Sooyoung sukses mendapat tatapan tajam dari adiknya. Sooyoung membidik tepat sasaran sepertinya, nama Jiyeon sukses menarik perhatian Myungsoo.

"Sudahlah, berhenti memandangku seperti kau mau membunuhku saja. Akir pekan ini pastikan kau tidak kabur kemana mana, karena kita harus menemani ayah untuk ulang tahun perusahaan yang ke-61tahun." seru Sooyoung antusias sambil melangkah kearah wardrobe adiknya, Myungsoo memcibir tak suka dibalik punggung sang kakak.

"Ckckck, Apa kau tak punya warna lain selain hitam????" teriak Sooyoung setelah menyusuri koleksi pakaian adik satu-satunya itu.

"Aku rasa kita harus pergi belanja" seru Sooyoung bersemangat, "Kutunggu kau dibawah dalam 30 menit!!" perintah Sooyoung sambil melangkah ringan meninggalkan sang adik.

"Ck! Kakak saja yang pergi, aku akan pakai apapun yang kakak pilihkan" tolak Myungsoo. Pergi belanja dengan Sooyoung jelas ada didaftar terakir yang ingin Myungsoo lakukan.

Sooyoung membulatkan matanya, berkacak pinggang dengan tatapan membunuh kearah sibungsu. "Ya!!" teriak sisulung dengan nyaring,

"Ini debut perdanamu dan Jiyeon dimuka umum setelah pertunangan kalian. Tidak bisakah kau bekerjasama sedikit?!!" pekik Sooyoung dengan suaranya melengkingnya yang memekakan telinga Myungsoo.

"Great then" komentar Myungsoo masih tidak mau ambil pusing, "Jadi kakak bisa pergi dengan Jiyeon kan"

"Aku memang akan pergu dengan Jiyeon, dan juga dengan dirimu!" tekan Sooyoung lebih menyebalkan dari sang adik," Aku tidak mau dengar apapun lagi, bersiaplah dalam 30 menit atau kublokir semua fasilitasmu!!" sembur Sooyoung penuh ancaman sebelum menghilang meninggalkan adiknya yang menatapnya tak suka.

✿✿

Sooyoung terlalu antusias menyeret Myungsoo dan Jiyeon mengikutinya keluar masuk beberapa butik mewah dikawasan Gangnam. Inilah yang paling dibenci Myungsoo menemani kakaknya berbelanja artinya pantang pulang sebelum toko tutup. Dosa besar bagi Sooyoung kalau sampai melewatkan satu toko saja. Myungsoo menghela nafas frustasi.

Sudah ratusan pakaian rasanya yang sudah mereka coba sesorean ini tapi tidak ada satupun yang cukup memuaskan hati kakaknya. Ck, Myungsoo mendecak malas sambil melempar tubuhnya kesofa menunggu kakaknya dan Jiyeon yang sedang memcoba beberapa gaun pilihan Sooyoung untuk mereka berdua.

"Myungie bagaimana pendapatmu dengan yang  ini?" tanya Sooyoung yang baru keluar dengan gaun malam pendek berwarna silver kepada adiknya, Myungsoo hanya mengangguk malas. Berharap kakaknya segera menjatuhkan pilihan dan penderitaan ini segera berakir.

"Bukan aku tapi Jiyeon, kau memang tidak memperharikan dari tadi" keluh Sooyoung. "Jiyeon keluarlah"

Jiyeon muncul dengan gaun malam Aline berwarna hitam off shoulder berbelahan dada rendah yang kontras diatas kulit putihnya. Myungsoo menatap Jiyeon dari atas kebawah, tatapannya jatuh ke belahan dada Jiyeon. Seolah menyadari arah tatapan Myungsoo Jiyeon sontak menutupi bagian dadanya tangannya.

'Dasar mesum' maki Jiyeon dalam hati, pria ini tidak menolak bicara padanya sejak tadi. Tapi begitu ada kesempatan tetap saja Myungsoo kembali mesum.

"Bukannya itu terlalu terbuka ya untuk anak SMA" komentar Myungsoo mengalihkan pandangannya.

"Omo! Manisnya, ternyata adikku tipikal pacar yang protektif" komentar Sooyoung sambil mengerling genit "Jadi kau suka yang seperti apa?Ok, Aku akan pilihkan sesuai seleramu" seru Sooyoung penuh semangat. "Bagaimana Jiyeon kau setuju dengan tunanganmu?"

Jiyeon mengangguk setuju saja dengan keinginan Sooyoung. Jiyeon juga ingin ini segera berakir. Jiyeon tersenyum kearah Myungsoo dengan tulus, tidak menyangka bahkan saat sedang marah pria ini masih bisa bersikap manis. Bukannya mebalas senyuman Jiyeon Myungsoo justru mendengus tak suka kearah Jiyeon. Kekanak-kanakan.

Myungsoo meminum kopinya malas, Sooyoung membawa mereka pindah kebutik yang lainnya lagi kali ini. Dengan tatapan malas Myungsoo melirik tas tangan disampingnya yang tidak berhenti bergetar. Sooyoung memang meninggalkan tas tangannya dan Jiyeon disamping Myungsoo sebelum menghilang dibalik bilik ruang ganti.

Dering ponsel yang tak berhenti-henti memancing orang disekitar memandang kearah Myungsoo, terpaksa Myungsoo mengambil ponsel Jiyeon dan berniat memberikan pada pramuniaga wanita untuk menyerahkan pada Jiyeon yang masih ada diruang ganti.

Zac.

Itu nama yang muncul dilayar. Sebuah panggilan Video dan foto seorang pria tampan bermata hijau tersenyum dan memeluk seorang gadis yang menutup mata dan tersenyum manis pada kamera muncul dilayar. Myungsoo tak mengenal sipria tapi jelas gadis yang dipeluk pria itu tuangannya, Park Jiyeon.

Mungkin Sooyoung benar, Myungsoo memang tipikal pria protektif.

"Hai, sweetheart" sapa seorang pria dengan kulit kecoklatan, mirip pria difoto yang baru dilihat Myungsoo. Pria beriris mata hijau itu bertelanjang dada memamerkan otok perutnya yang terbentuk sempurna.

"Eh, Who are u???" tanya pria itu bingung saat melihat wajah kaku Myungsoo.

Vanilla ✿

Terima kasih untuk siapapun yang membaca, menikmati, menyukai, dan mendukung cerita ini...
Vanilla just got #1-Myungyeon i have no ideas thats was true or not, but still i want to thanks everyone who reads and appreciate this Vanilla, stay healthy everyone..
Thank you so much

VANILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang