Chapter 4 ~ Term and Condition

825 103 34
                                    

Jiyeon mengetuk kamar Myungsoo beberapa kali tapi tak ada jawaban dari pria itu. Setelah beristirahat sebentar dan mandi air hangat Jiyeon merasa lebih segar sekarang, dan dia bosan. Nothing much to do in her room.

Jiyeon kembali ke kamarnya, kamar itu manis. Jiyeon menyukai kamar itu gaya eropa minimalis dengan jendela-jendela kaca tinggi dan balcony menghadap ke taman bunga dibawah sana. Overall, kamar itu terlalu girlie untuk Jiyeon. Dengan aksen pink pastel.

'mungkin ini kamar Sooyoung sebelumnya' ,pikir Jiyeon.

Jiyeon bukan penggemar pink, tapi jiyeon suka warna pastel seperti ini. Sejujurnya warna putih lebih baik bagi Jiyeon.

Kepala pelayan dan beberapa assitennya membantu Jiyeon merapikan barang-barang bawaan Jiyeon. Dengan ramah wanita paruh baya bernama Kim Mikyung yang ternyata sudah bekerja bersama keluarga kim sejak Ayah Myungsoo belum menikah itu bertanya apa aku sudah bertemu dengan Myungsoo.

Kupikir Myungsoo tidak ada dikamarnya. Tapi wanita ini berkata bahwa Tuan muda memang jarang menjawab ketukan dipintu,
'Lalu untuk apa repot-repot harus mengetuk' komentarku tanpa bersuara.

Seperti menjawab pertanyaanku Kepala Pelayan Kim berkata, "Nona bisa langsung masuk saja selama kamar tidak di kunci. Nona Sooyoung juga biasanya langsung masuk saja" tambah kepala pelayan Kim.

Aku tersenyum geli 'Iya tapi kan Sooyoung kakaknya, pemilik rumah ini juga' batinku.

Aku rasa kepala pelayan Kim menyadari keragu-raguanku, dia menyarankan untuk mengantarku kesana. Merasa tidak enak pada wanita paruh baya itu, Jiyeon putuskan pergi sendiri ke kamar Myungsoo yang ada di sebrang kamar barunya.

Knock! Knock!!
Jiyeon mengetuk lagi sebelum membuka kamar dihadapannya.
Kamar itu lebih mewah dari yang dibayangkan, Jiyeon menyukai kamar Kim Myungsoo ini,bwarna hitam dan putih mendominasi. Mungkin karena Jiyeon menyukai warna putih jadi dia lebih menyukai kamar ini.

Tidak ada tanda-tanda kehidupan di kamar yang luas ini, mungkin dia tidur diatas pikir Jiyeon, setelah puas mengamati interior kamar Myungsoo. Pantas saja Sooyoung bilang Jiyeon akan menyukai kamar Myungsoo. Kamar Myungsoo benar-benar indah.

'Lebih baik aku kembali lagi nanti.' pikir Jiyeon sambil menikmati sinar matahari yang masuk dari jendela jendela kaca tinggi menyilaukan yang menghangatkan tubuhnya.

Jiyeon hampir berbalik pergi saat satu-satunya pintu yang ada diruangan itu terbuka.

Kim Myungsoo.

Kim Myungsoo mengibas rambut coklatnya yang basah bak iklan sampo. Bulir-bulir air menetes dramatic dari rambut dan tubuhnya, seperti malaikat yang jatuh dari langit. Cahaya matahari yang masuk dari jendela tinggi tepat menyinari Myungsoo. Memberi efek bercahaya dalam ruangan seputih surga dalam lukisan ini.

Dada pria itu telanjang, memamerkan otot dadanya yang terbentuk. Otot-otot perutnya menonjol yang terbentuk bagai pahatan sempurna dengan efek basah yg terlalu indah untuk dibayangkan. Kim Myungsoo terlihat seperti pahatan para maestro yang melangkah kedunia nyata.

Langkahnya ringan meninggalkan pintu yang Jiyeon yakini sebagai kamar mandi, bagai model Calvin Klein profesional. Myungsoo rasanya belum sadar bahwa dia bukan satu-satunya makluk hidup diruangan ini.

Jiyeon terpaku-terhipnotis, bukannya ini terlalu berlebihan untuk jadi nyata?!

Kim Myungsoo didepannya ini terlalu indah sampai Jiyeon tidak bisa memalingkan pandangannya, Jiyeon bukan perempuan mesum tidak tau malu, tapi rasanya susah untuk memalingkan wajahnya dari keindahan duniawi dihadapannya ini.

Jiyeon menelan ludahnya susah payah, setelah mendapat kembali akal sehatnya jiyeonpun berseru "Yaaa!!" Jiyeon malu sendiri, mukanya merona. Jiyeon hanya bermaksud menunjukan eksistenainya di ruangan itu tapi hanya "yaaa" yang sanggup dia ucapkan.

VANILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang