Final Chapter ~ It's mean to be

963 120 129
                                    

Jiyeon turun dari lantai atas menemukan Zac duduk dimeja dapur sambil melahap burger yang sepertinya pria itu pesan dari layanan antar, pria tampan berambut coklat itu juga kelihatan sibuk menikmati streaming pertandingan basket diponselnya.

"Ku pikir kau tertidur" komentar Zac setelah menyadari kehadiran Jiyeon disekitarnya. Kakak angkatnya itu melempar burger yang masih hangat kearah Jiyeon

"No i'm not. Just take a shower" jawab Jiyeon sambil menghempaskan dirinya duduk dihadapan abangnya yang kembali sibuk dengan pertandingan basket dilayar ponselnya.

"Kim Myungsoo menelephone, dia juga meninggalkan banyak pesan" ucap Zac menyerahkan ponsel Jiyeon yang masih terhubung dengan charger.

"Dia sepertinya khawatir, Ji" tambah Zac yang kali ini sudah beralih sepenuhnya memandang Jiyeon mengabaikan siaran langsung diponselnya.

"Kau bicara dengannya?!" tanya Jiyeon cepat

"Tentu saja tidak, aku tidak akan mengulang kesalahan yang sama seperti waktu itu." Zac teringat bagaimana Myungsoo salah paham saat Zac menghubungi Jiyeon beberapa waktu lalu.

"Tapi dia terus menelephone selama kau mandi. Dia kelihatan sangat khawatir Jiyeon, bicaralah padanya"

Jiyeon tidak berkomentar apapun hanya tersenyun lemah kearah Zac. Pria dengan iris hijau kebiruan itu hanya menggeleng ringan mengangkat bahunya menyerah dengan sikap keras kepala gadis yang tumbuh bersamanya sejak kecil itu.

"As your wish princess, asal jangan menyesal saja nanti ya" sindir Zac diakiri dengan cengiran diwajahnya.

✿ ✿

Loab boathouse siang ini cukup sibuk, pasangan yang baru saja mengucap janji sehidup semati sedang menikmati jamuan makan siang mereka disalah satu sudut favorite boathouse. Jiyeon duduk sendirian dicounter bar, bahkan alunan tawa dan musik khas pesta perkawinan yang sarat akan kebahagian terdengar jelas dari tempatnya duduk. Itu membuatnya semakin sedih.

Ini tempat yang sama saat Jiyeon dan Myungsoo bertunangan.

Jiyeon sedikit sentimentil, dia sengaja datang ketempat ini untuk mengenang terakir kalinya saat awal dimulainya hubungan mereka. Mungkin tempat ini juga yang akan jadi saksi akir hubungan mereka, setidaknya itu yang Jiyeon sudah putuskan beberapa hari terakir ini.

Gadis cantik itu memandang cincin pertunangan dijemari manisnya. Menghela nafas panjang. Saat acara pertunangannya waktu itu Jiyeon bahkan sempat berpikir untuk kabur saja. Sekarang bahkan lebih berat lagi rasanya baginya untuk kembali ke Korea.

Jiyeon terlanjur jatuh cinta pada Myungsoo kali ini, tapi masalahnya bukan Jiyeon yang ada dihati pria itu. Dan masalah berikutnya bagaimana caranya Jiyeon harus mengatakan pada ayahnya. Jiyeon tidak sanggup untuk kembali dan menatap Sandara ataupun Myungsoo. Jiyeon tidak punya hati sebesar itu untuk kembali kesana dan tersiksa memandangi pria yang dicintai berbahagia dengan gadis pilihannya.

Cinta pertamanya dan patah hati pertamanya. Sweet and hurt.

Jiyeon tidak sanggup kembali kenegara itu, terlalu banyak kenangannya dengan Myungsoo. Bagaimana sekarang Jiyeon harus mengatakan pada ayahnya untuk membatalkan pertunangan mereka? Apa yang akan terjadi pada hubungan ayahnya dan ayah Myungsoo jika Jiyeon memutuskan pertunangan mereka???

Bagaimana dengan hubungan bisnis kedua ayah mereka? Huft, apa yang harus Jiyeon lakukan. Myungsoo juga pasti tidak akan mau melanjutkan hubungan pertunangan mereka lagi. Myungsoo sudah kembali dengan Sandara, Well apa sebaiknya Jiyeon diam saja menunggu Myungsoo yang mengakiri pertunangan mereka???

"Huft" Jiyeon mendesah keras dalam lamunannya, hatinya sakit bahkan untuk memikirkan pertunangannya harus berakir begini. Berat, sesak dan menyakitkan semuanya bercampur jadi satu didadanya.

VANILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang