VANILLA EPILOGUE

1.2K 127 142
                                    

Myungsoo bergerak perlahan mengikis jarak diantara mereka bibirnya bergerak lurus menuju bibir mungil dihadapannya yang basah karena airmata. Sandara mencekram kuat coat pastel Myungsoo perlahan lahan gadis ini bertumpu pada ujung kakinya dan ikut bergerak mendekat kearah Myungsoo.

Keduanya semakin mendekat, bibir keduanya pun sudah hampir menyentuh satu sama lain. Tapi Myungsoo berhenti, Myungsoo tak bisa melakukan ini. Aroma Vanilla seolah menegur Myungsoo, menghentikan Myungsoo, Myungsoo tidak bisa mencium wanita lain selain Vanilla-nya. Membayangkan betapa gadis vanilla-nya itu akan terluka kalau tau Myungsoo mencium wanita lain membuat hatinya sesak.

Myungsoo menarik diri menjauh dari Sandara, bahkan sebelum bibir mereka sempat bertautan. Bahkan untuk sekedar ciuman perpisahanpun Myungsoo tak sanggup melakukannya, hati dan tubuhnya sudah dimiliki wanita lain. Wanita dengan aroma vanillanya yang khas, Jiyeonnya. Park Jiyeon.

"Maafkan aku Sandara" lirih Myungsoo.

Sandara terlihat kecewa untuk sesaat, gadis manis itu mendapatkan dirinya kembali dan mengulum senyum tipis dibibirnya, gadis ini mengerti.

"Aku rasa memang sudah terlambat bagi kita kan" lirih wanita itu masih mencoba menawarkan senyumannya yang manis dibibirnya.

"Aku rasa sebuah hubungan yang didasari sebuah kebohongan pada akirnya tetaplah tidak akan berhasil. Maafkan aku Myungsoo, kurasa Jiyeon benar kali ini. Mencoba memulai semuanya dari awal diatas sebuah ketulusan, semoga kali ini kisah cintamu dan Jiyeon bisa jauh lebih indah dari kisah kita" ucap Sandara dengan tulus.

"Aku rasa aku berhutang permintaan maaf padamu Sandara" aku Myungsoo dengan canggung, "Maaf untuk semua sikap dan kata-kataku yang keterlaluan selama ini"

"Jadi apakah kita masih bisa berteman?"

"Kau tidak berteman dengan mantanmu Sandara" sahut Myungsoo, "Kita harus memikirkan perasaan pasangan kita juga kan. Tapi akan aku pikirkan" tambah Myungsoo sebelum tertawa ringan bersama gadis masa lalunya itu.

✿✿

"Wow, sepertinya matahari sudah kembali bersinar ya?!" goda Zac yang membukakan pintu untuk Jiyeon yang datang bersama Myungsoo dengan jemari yang saling bertautan.

Zac mengangkat telephone dari Myungsoo pagi ini, entah bagaimana pria itu bisa mendapatkan nomer wh*tsappnya. Pria itu bilang dia baru saja mendarat di JFK beberapa menit yang lalu dan meminta Zac mengirim alamat rumah mereka, tapi Zac justru mengarahkan Myungsoo untuk menyusul Jiyeon di Loab boath begitulah bagaimana Myungsoo berakir disana.

"Hei, aku akan beri kalian sedikit privasi" ucap Zac tertahan sambil mengedipkan satu matanya kearah pasangan yang sedang berbunga-bunga itu.

"Aku akan mengantar Appa check up sekarang, kalian  berdua disini saja melepas rindu" goda pria itu, "Jangan lupa safety first ok!" pria beriris hijau itu mengedip penuh arti.

"Ya!!! Are you nuts!" marah Jiyeon bagaimana bisa abangnya itu bicara seperti itu didepan Myungsoo, bisa-bisa Myungsoo benar-benar menghabisinya.

"I'm not ready to become uncle, Ji!"

Myungsoo hanya terkekeh melihat adegan kejar-kejaran kakak beradik beda ras itu.

✿✿

"Jadi ini kamarmu?" tanya Myungsoo sambil memandang berkeliling kamar serba putih milik Jiyeon yang tidak sebesar kamar gadis itu di Mansion Kim. Myungsoo melempar tubuhnya keatas tempat tidur ukuran Queen milik tunangannya yang khas dengan warna putih, menghirup aroma Vanilla yang dirindukannya disana. Perasaanya menghangat.

"Apa aku pria pertama yang ada didalam sini?" tanya Myungsoo penuh harap.

"Anni"

"Jinja???!" Myungsoo terlonjak daei tempatnya wajahnya berubah tegang.

VANILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang