Hi namaku Bima, usiaku 24 tahun, aku kuliah di salah satu politeknik swasta di solo dengan jurusan Manajemen Informatika, aku berasal dari Sumatera, pada awalnya aku memang tidak ingin kuliah dan bekerja saja di salah satu pabrik di tempat ibu dan ayahku bekerja, namun ternyata Tuhan punya rencana lain.
Singkatnya aku berhasil masuk kuliah dengan bantuan bea siswa dari hasil ujian akhir praktekku di sekolah kejuruan. Saat itu aku menyandang peringkat ke-2 dari keseluruhan siswa di jurusanku, ya dan saat smk itulah aku merasakan orientasi seksualku berbeda, aku lebih tertarik melihat wajah maupun tubuh laki-laki yang menurutku tampan ketimbang perempuan, sekian aja perkenalannya.
------
"Mohon ijin sen, untuk undangan eksternalnya ke instansi mana saja ya ini" ucapku dengan menegakkan punggungku dengan posisi bersila, biasanya ini adalah sikap siap saat sedang duduk di kemiliteran,
"Iya, untuk undangan instansi luar nanti biar saya kirim email ke kamu kalau sudah siap" jawabnya, "sekarang tugasmu yang paling penting, antarkan surat permohonan bantuan personel ke kampus U dan ke 413 untuk permohonan delegasi pelatih" jawabnya dengan acuh sambil membaca proposal yang di buat Nanda rekanku.
"siap, mohon ijin" balasku, kemudian aku keluar ruangan 'apa-apaan ini padahal kan bukan tugasku antar-antar surat, cih, lagian rana kemana sih beberapa minggu ngga kelihatan' gerutuku kesal melihat 2 amplop surat yang kemudian kumasukkan ke saku jaketku.
Aku berjalan menuju kantin terlebih dahulu, rencananya sih mau beli es teh dulu sebelum cabut, tadi sempat pesan es teh melalui temanku, yang kebetulan ibunya bekerja di kantin itu, yah itung-itung larisin temen sendiri.
Baru sampai di gang depan kantin, aku melihat sosok yang ku kenal sedang duduk sambil makan disana, "duh sial," runtukku, aku lupa kalau komandan tadi meninggalkan ruang dan menuju ke kantin yang sama, "kenapa ga ke kantin depan mako ajasih ini komandan" pikirku.
"selamat siang ndan" ucapku sambil memberi hormat dengan posisi tegap, kemudian ku salami dia. "loh, kamu bukannya disuruh Andre untuk antar surat, kenapa malah kemari.?" Ucapnya keheranan.
"em, siap, ini sebenranya saya sudah mau kesana, tapi memang mau beli es dulu ndan" kumenjawab dengan agak nyengir masam, sedetik kemudian es teh manis yang ku pesan tadi sudah di antar temanku, "mohon ijin saya mau berangkat dulu ndan," pamitku. "yasudah hati-hati, jangan lupa laporan dulu kalau sudah", balasnya. "perhatian banget tumben" ucapku pelan nyaris tak bersuara.
Kini aku sudah menuju ke halaman parkiran motor, menyambar motor merah kesayanganku, eh tapi ada yang aneh "weh tiket parkirnya diama yak", kucari di jok dan semua saku celana maupun jaket, dan di seragamku juga tidak ada, lalu entah dating darimana seseorang menyerahkan tiket itu, ku perhatikan wajahnya, ah Danu, ajudan gantengku, setidaknya itulah yang nama yang kusandangkan untuknya,
"anter surat kemana lagi bosss" tanyanya sambil melepas helmnya, dia habis darimana.? Pikirku, "ke kampus U sama ke 413" balasku sembari memakai helm full faceku,
"tumbenga minta di anter nih, anterin ga nih.?", tatapannya agak keheranan hari ini,yah Danu memang sering mengantarkanku kemanapun aku mendapat tugas, sepertimengantar surat atau mendatangi undangan di luar kampus, itu kenapa ku sebutajudanku, kemana-mana ada yang nganterin, bonus ganteng pula.
--o0o--
Salam, Hi readers semua, terimakasih sudah mampir di ceritaku, semoga suka. Kutunggu saran dan masukannya di kolom komentar ya, jangan lupa di Vote Juga, Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putra & Bima si Baret Ungu dan si Baret Hijau
RomantizmBima adalah seorang mahasiswa di salah satu Politeknik swasta di Surakarta yang mengikuti sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa di kampusnya, dan Putra adalah seorang Tentara yang berdinas di Batalyon 413. Keduanya dipertemukan ketika sedang si satu waktu...