🌈Apa apaan ini?

2.6K 104 16
                                    


"Udah cukup, bisa nggak sih lo ngakuin perasaan lo ke Kevin?."

Karin menatap Alea jengah, ia sebenarnya hanya tidak ingin melihat sahabatnya itu melakukan kebodohan menyakiti diri sendiri dengan mengatas namakan balas dendam dengan Kevin serta antek anteknya.

Ya, Karin sadar betul, Kevin juga memiliki andil besar dalam sakit hati yang Alea rasakan, tapi Kevin juga sudah berusaha meminta maaf dan tidak akan mengulanginya lagi bukan? Harusnya Alea bisa memeberinya kesempatan.

"Gue udah nggak punya rasa apa apa sama Kevin."
Bohong, Karin tau sahabatnya itu berbohong.

Mau sampai kapan membohongi diri sendiri dan menyakiti dua hati secara bersamaan, Arga itu mencintai Alea tanpa syarat, bahkan meskipun dia tau  di hati Alea masih menyimpan nama Kevin.

"Lo bakal nyakitin diri sendiri, nyakitin Arga juga nyakitin Kevin."

Alea berhenti memainkan ponselnya, ia menatap Karin dengan penuh penekanan.

"Terus apa masalahnya? Yang sakit itu nantinya gue, yang penting Kevin ngerasain balesan gue, kenapa jadi lo yang kerepotan?."

Karin memang harus banyak bersabar, dia tau Alea gadis baik, hanya dia kecewa dengan cinta pertamanya. Gadis sekeras kepala Alea, seegois Alea dan sebrutal Alea baru memiliki cinta pertama pada usia 17 tahun wajar jika ia merasa begitu kecewa.

"Setidaknya pikirin Arga Al, Arga nggak salah di sini. Tapi Arga harus ikut sakit, lo nggak punya hati sama sekali kalo sampe lo nerusin ini."

Jelas Karin setengah emosi, Alea nampak tak berniat membahas ini lagi, ia meninggalkan Karin di kamarnya sendirian.

"Gue tu sayang ke Arga, gue nggak mau Arga sakit."
Bisik Karin ditengah kesendiriannya.

.
.
.
.
.
.
.

"Daddy mau pulang?."
Tanya Alea tiba tiba, setelah mendengar percakapan Gery dengan daddynya di telpon tadi.

"Iya, om Bram mau pulang, ada kejutan buat Alea."

Alea menaikan sebelah alisnya, kejutan apa? Alea sedang tidak menginginkan kejutan apapun, ia hanya ingin bebas melakukan apapun yang ia mau. Tanpa ada yang melarangnya.

Wajar sikap kerasa kepala dan egois itu melekat pada Alea, sejak kecil ia dimanja, ia anak tunggal apapun yang ia inginkan selalu ia dapatkan, tak heran jika ia menjadi sosok manusia keras kepala dan egois.

"Gue nggak butuh hadiah."
Sanggah Alea ketus.

"Yang mau ngasih Alea hadiah siapa? Emang kejutan harus hadiah kan enggak."

Alea memutar bola matanya malas, Gery memang selalu menyebalkan.

"Terserah deh, gapeduli."

Ting tong

Alea melirik jam tangannya, sudah jam 9 malam siapa yang bertamu selarut ini? Tidak punya sopan santun sekali.

"Bukak sana."
Perintah Gery pada Alea.

"Gue yang punya rumah, lo yang nyuruh nyuruh."

Gery tertawa, senang menjahili si manja yang sok sok menjadi cewek cuek.

"Karena lo yang punya rumah Al makannya kan abang nyuruh lo."

"Terserah."

Alea berjalan menuju ruang utama, siap memaki siapa saja yang berani bertamu malam malam seperti ini.

Ceklek

"Ada perlu ap..

Wajah kaku itu rasanya entah hilang kemana, tersisa wajah memerah dan juga kaget.

Vixie QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang